Diskon Tarif Listrik Picu Inflasi Kota Malang 1,37 Persen

Diskon Tarif Listrik Picu Inflasi Kota Malang 1,37 Persen

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 09 Apr 2025 15:43 WIB
Warga memasukkan pulsa token listrik di salah satu indekos di kawasan Sunter Jaya, Jakarta, Senin (19/7/2021). Pemerintah memutuskan memperpanjang stimulus program ketenagalistrikan saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berupa diskon tarif tenaga listrik, pelaksanaan pembebasan biaya beban atau abonemen 50 persen serta pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum 50 persen sampai dengan triwulan IV atau hingga Desember 2021. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Kota Malang -

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur mencatat adanya diskon tarif listrik memicu terjadinya inflasi Kota Malang pada Maret 2025. Inflasi sebesar 1,37 persen.

"Inflasi di Kota Malang secara month to month atau Maret terhadap Februari sebesar 1,37 persen," ungkap Kepala BPS Kota Malang Umar Sjarifudin kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).

Umar menyebut, faktor yang menjadi pendorong inflasi karena tarif listrik kembali ke harga normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tarif listrik memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0,90 persen," ujarnya.

Berdasarkan survei BPS, setelah diskon tarif berakhir, harga tarif listrik pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 8,91 persen dari sebelumnya di Februari yang deflasi 29,32 persen.

ADVERTISEMENT

Selain tarif listrik, lanjut Umar, inflasi bulanan di Kota Malang juga dipicu kenaikan harga sejumlah bahan pokok sebesar 1,29 persen. Hal itu memberikan andil 0,37 persen terhadap inflasi.

"Artinya banyak permintaan di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Kalau dilihat komoditasnya ada bawang merah 0,08 persen terhadap inflasi, cabai rawit 0,08 persen, beras 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,02 persen," bebernya.

Umar menambahkan, komoditas penyumbang inflasi di Kota Malang adalah emas perhiasan.

"Emas perhiasan memberikan andil terhadap inflasi 0,02 persen. Disusul sigaret kretek mesin (SKM) dan telor ayam andilnya juga sama dengan emas perhiasan," imbuhnya.

"Sedangkan jagung manis punya andil 0,01 persen, dan sepeda motor (pembelian baru menjelang Lebaran) 0,01 persen," sambungnya.

Umar menambahkan, diskon angkutan udara pada Ramadan hingga Idul Fitri mampu menahan laju inflasi di Kota Malang. Selain adanya potongan harga tarif pesawat memberikan andil sebesar 0,01 persen terhadap deflasi di wilayah setempat.

"Biasanya pesawat ini memicu inflasi di tahun-tahun sebelumnya ketika Idul Fitri tetapi karena ada diskon dari pemerintah justru menahan inflasi," imbuhnya.

Sementara beberapa komoditas lainnya yang berkontribusi menahan laju inflasi, yakni kangkung -0,02 persen, wortel -0,01 persen, bayam -0,01 persen, terong -0,008 persen, dan semangka -0,006 persen.

"Ada tomat -0,005 persen, apel -0,005 persen, sawi -0,004 persen, sama minyak goreng -0,004 persen," terangnya.

Inflasi Kota Malang pada Maret terhadap Februari 2025 yang berada di angka 1,37 persen berada di bawah Jawa Timur dengan 1,44 persen dan Nasional yang mencapai 1,65 persen.

Selain itu, secara tahunan inflasi Kota Malang sebesar 0,49 persen, di mana angka itu masih di bawah Jawa Timur dengan 0,77 persen dan Nasional 1,04 persen.




(mua/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads