Pengelola Shin Hua, barbershop tertua di Surabaya sekaligus salah satu yang tertua di Indonesia adalah kakak adik bernama Tan Ting Kok atau Freddy Koestanto (74), yang akrab disapa Eddy dan Tan Tun Kuang alias Tejo (67). Keduanya pernah diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
Keduanya mengisahkan pengalaman mereka diundang ke Istana Negara. Saat itu 2019, sebelum Indonesia dilanda pandemi COVID-19. Tiba-tiba ada sejumlah orang yang mengaku utusan Jokowi menawarkan kepada mereka untuk main ke Istana Negara.
"Tahun 2019 diundang Pak Jokowi. Waktu itu yang datang ke sini utusannya, bukan Pak Jokowinya. Ditawarin buat main ke istana," ujar Eddy ketika ditemui detikJatim di barbershop Shin Hua, Selasa (18/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eddy menyebutkan bahwa orang-orang yang mendatangi mereka itu rombongan yang naik sejumlah mobil. Lantaran yang datang cukup banyak, Eddy sempat mengira mereka adalah komunitas tertentu yang mau cukur rambut.
"Saat itu yang datang ke sini rombongan, kayak komunitas begitu. Bawa mobil banyak. Saya lupa namanya, cuma ingat kalau dia bilang utusan dari Pak Jokowi. Katanya diminta Pak Jokowi buat ngundang saya ke Istana," katanya.
Uniknya, kalau kebanyakan orang yang diundang ke Istana Negara memilih bertolak dari daerah tempat tinggalnya naik pesawat, Eddy dan Tejo memilih berangkat ke Jakarta naik kereta api. Alasannya, karena Eddy takut naik pesawat.
"Waktu itu dikasih 3 pilihan, mau naik pesawat, kereta, apa kapal? Saya minta naik kereta. Aman. Kalau naik pesawat saya takut," kata Eddy.
Pengalaman diundang presiden ke Istana Negara itu dibenarkan oleh Tejo, yang turut mendampingi kakaknya saat wawancara dengan detikJatim.
"Iya, itu pas 2019 sebelum COVID. Saya sama kakak saya diajak main ke istana. Kakak saya nggak mau naik pesawat, takut. Akhirnya ke Jakarta naik kereta. Kalau tidak salah di Jakarta 3 hari," ujar Tejo menimpali kakaknya.
Keduanya pun menceritakan apa saja yang dibincangkan saat bertemu dengan Jokowi. Menurut Eddy, saat bertemu di Istana dirinya hanya berbincang santai saja. Menurutnya, Jokowi yang pada tahun itu kembali terpilih sebagai presiden sempat memuji barbershop Shin Hua.
"Ketemu Pak Jokowi di istana ya cuma ngobrol-ngobrol saja. Beliau bilang tempat barbershop saya bagus, menarik. Katanya juga termasuk yang tertua. Cuma begitu saja," ujarnya.
Barbershop yang sudah berusia 112 tahun. Baca di halaman selanjutnya.
Barbershop Shin Hua yang berada di Jalan Kembang Jepun nomor 58 Surabaya menurut Eddy dan Tejo berdiri sejak 1911 atau 112 tahun silam. Pendirinya adalah ayah mereka, Tan Shin Tjo yang merupakan warga asli Hokkiu, China yang merantau ke Hindia Belanda.
Usaha pangkas rambut itu berada di dalam gedung yang lokasinya tepat di tikungan Jalan Kembang Jepun-Jalan Husin. Tempat pangkas rambut itu berada di lantai 2, ditandai dengan papan nama kayu bertulisan latin dan aksara Han, Tiongkok: Shin Hua.
Tejo, adik Eddy sempat menunjukkan kepada detikJatim sejumlah piranti klasik yang dipakai untuk mencukur rambut. Kursi, alat cukur, hingga cermin yang digunakan menurut Tejo sudah berusia lebih dari setengah abad.
"Sebagian baru, sebagian peninggalan ayah saya," kata pria berusia 67 tahun itu.
Dalam bahasa Tiongkok, nama Shin Hua berarti bunga baru atau bermekaran. Tapi nasibnya kini tidak seperti namanya. Barbershop itu sepi. Para pelanggan setianya sudah tidak ada yang datang karena sudah tua, bahkan sebagian di antaranya sudah meninggal.
Eddy dan Tejo sempat mengenang masa keemasan barbershop tersebut. Hampir setiap hari Shin Hua menerima puluhan hingga ratusan orang yang datang silih berganti untuk mencukur rambut hingga keluarga Tan Shin Tjo kewalahan dan sangat jarang bisa makan bersama.
Sebagai pewaris yang mendapatkan amanah dari ayahnya, Eddy mengaku bangga bisa meneruskan usaha itu hingga sekarang dan mempertahankan teknik yang diajarkan oleh ayahnya dalam memangkas rambut pelanggan. Menurutnya, teknik itu berbeda dengan barbershop kekinian.
"Zaman ayahku, rambut dekat telinga ini tidak boleh dipotong bersih. Jadi harus dibagi 3 saf. Kalau di ukuran rambut itu, 0 itu putih atau sangat tipis, 1 itu setengah tebal, dan 2 itu tebal. Jadi antara putih dengan hitam harus seimbang. Tidak boleh mbatok. Itu jadi ciri khas ayahku," ujarnya.