Misi Dagang Jatim di Lampung Catatkan Total Transaksi Rp 285,52 M

Misi Dagang Jatim di Lampung Catatkan Total Transaksi Rp 285,52 M

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 09 Mei 2023 10:30 WIB
Gubernur Khofifah memimpin langsung Misi Dagang dan Investasi dengan Pemprov Lampung
Foto: Istimewa (Dok Pemprov Jatim)
Surabaya -

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung Misi Dagang dan Investasi dengan Pemprov Lampung yang digelar di Lampung, Senin (8/5/2023). Tercatat misi dagang dan investasi tersebut berhasil mencatatkan transaksi hingga Rp 285,52 miliar.

Misi dagang diikuti 127 pelaku usaha dari kedua provinsi, acara tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Khofifah dan Gubernur Lampung Arinal Djunaedi ditandai dengan pemukulan Tambur bedug khas Lampung.

Dalam arahannya, Khofifah berharap kerjasama perdagangan ini akan terus berjalan meski misi dagang telah berakhir. Ia mengibaratkan seperti menabuh genderang setelah itu antara trader dan buyer akan melakukan proses transaksi masing-masing dan berikutnya akan dihitung oleh BPS sampai dengan transaksi 1 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semoga kerjasama ini akan terus berlanjut dengan kerjasama yang makin produktif. Sehingga, akan sama-sama meningkatkan perdagangan dan pariwisata serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di kedua provinsi," ungkapnya.

Dari total transaksi Rp 285,52 miliar tersebut, komoditas yang berhasil ditawarkan ke Lampung antara lain hewan ternak sapi, gula merah tebu, olahan ayam, ekspedisi hasil perikanan, produk tembakau dan SDM Pendidikan Vokasi.

ADVERTISEMENT

Menurut Khofifah misi dagang antara Jawa Timur dengan Lampung memiliki potensi yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan neraca perdagangan dari kedua provinsi mengalami surplus Rp 20,56 Triliun.

Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dirilis BPS yang mencatat nilai pembelian atau bongkar dari Lampung ke Jawa Timur sebesar Rp 570,92 Milyar. Sedangkan total nilai penjualan atau muat dari Jawa Timur ke Lampung sebesar Rp 20,56 Triliun, sehingga total nilai perdagangan kedua provinsi senilai Rp 21,2 triliun.

"Jawa Timur berkontribusi sebesar 4,63% terhadap total nilai penjualan Lampung dan berkontribusi sebesar 50,48% terhadap total nilai pembelian Lampung," tandas Khofifah.

Selama ini, kata Khofifah, Lampung menyuplai beberapa komoditas utama antara lain tepung tapioca, ikan hidup, padi, kantong dan karung dari plastik, minyak bahan bakar, truk pengangkut barang dan kain tenun dari sutera ke Jawa Timur.

Sebaliknya Jawa Timur banyak menyuplai komoditas cerutu dan sigaret dari tembakau atau pengganti tembakau, struktur dari besi, baja dan alumunium, barang logam, barang dari semen asves, cabe dan paprika, pupuk, bahan kimia, aneka teh, monitor dan proyektor, mobil dan kendaraan bermotor ke Lampung.

Ke depan, Khofifah mencoba membangun lebih luas kerjasama dengan Lampung, yakni komoditas kopi dengan sasaran pasar luar negeri. Dicontohkan, seperti Mesir tidak memiliki tanaman kopi, tetapi Mesir eksportir kopi rempah tidak hanya untuk timur tengah tapi Eropa dan Amerika. Uniknya, 70% kopi yang masuk ke Mesir adalah dari Indonesia dan sebagian besar memang dari Jawa Timur.

"Saya rasa sangat mungkin kopi lampung kemudian berangkatnya ke Mesir melalui Jawa Timur. Pada posisi seperti inilah kembali betapa sinergi dan kolaborasi adalah bagian yang sangat penting bagi suksesnya perdagangan di antara kedua provinsi ini," ungkapnya.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi mengapresiasi misi dagang yang dilakukan Pemprov Jatim di Lampung sebagai bentuk komitmen menemukan para buyer dan pedagang dari dua provinsi tersebut.

"Misi dagang banyak manfaat dan menguntungkan Jawa Timur dari sisi transaksi dan hal lain. Komisi B terus mendukung misi dagang dilakukan konsisten, dan diarahkan ke provinsi yang punya potensi besar kerja sama misi dagang," jelasnya.

Politikus PKB ini menilai misi dagang tidak hanya bertujuan soal transaksi komoditas. Tetapi bisa menawarkan budaya, wisata, hingga silaturahmi dengan warga Jatim yang ada di provinsi lain.

"Mereka menetap di suatu daerah, dan dikunjungi pemimpinnya. Silaturahmi ini kan nilai positif, luar biasa artinya masyarakat Jatim yang di sana ibarat anak ketemu orang tua," ujarnya.

"Dari sisi budaya dan wisata, kita mempromosikan ke luar provinsi. Ini tidak hanya semata-mata tidak mendapat transaksi besar saat itu, tapi jadi media iklan kita ke publik luas, bahwa Jatim punya wisata, budaya ini. Jatim menjadi trendsetter untuk misi dagang ini," tandasnya.




(faa/fat)


Hide Ads