Makin banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMK) yang terus tumbuh di berbagai daerah, salah satunya di Surabaya. Sayangnya, banyak pelaku UMKM yang cuma fokus pada produksi dan pemasaran. Ada satu hal penting yang sering dipandang remeh oleh pelaku UMKM, yakni mendaftarkan merek dagang atau usahanya.
Hal itu menjadi concern perusahaan rintisan Mebiso yang ingin mendukung UMKM untuk naik kelas. Dalam Pesta Wirausaha 2023 yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, Mebiso turut berbagi pengalaman yang berkaitan dengan risiko yang kerap mengintai reputasi bisnis UMKM ketika mulai tumbuh.
Dari dicatat Mebiso, ada lebih dari 82 ribu permohonan pendaftaran merek, namun hanya 62 ribu saja yang diterima. Tak hanya itu, kesadaran pelaku usaha untuk melakukan pendaftaran merek juga belum maksimal. Sementara data pada akhir tahun lalu, di wilayah Jawa Timur baru ada 10.953 yang mengajukan pendaftaran merek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harus diakui, salah satu kendala bagi UMKM maupun pelaku bisnis untuk mendaftarkan merek adalah lamanya waktu. Umumnya mereka tidak telaten untuk mengurus pendaftaran merek usaha.
Oleh sebab itu, Mebiso ikut mendorong pelaku UMKM agar melek dengan orisinalitas mereknya. Mereka tak ingin pelaku UMKM memakan waktu lama untuk mengurus pendaftaran merek usaha. Startup asal Surabaya ini memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk melakukan pengecekan merek. Sehingga, dalam melakukan pengecekan merek, tak perlu ribet, cukup dengan satu kali klik.
"Pengecekan merek hanya butuh waktu sebentar, tak lebih dari lima menit. Sehingga, pelaku usaha bisa mendaftarkan mereknya dengan segera," jelas CEO Mebiso Hesti Rosa di Balai Pemuda, Jumat (5/5/2023).
Hesti menjelaskan, pihaknya siap membantu UMKM untuk menghindari persamaan merek dengan pelaku usaha lainnya. Sehingga ke depan pelaku UMKM juga tidak rawan digugat jika ada merek yang sama.
"Proses pengecekan merek juga transparan, proteksi terotomatisasi dan mendapat dukungan dari praktisi. Sehingga, membantu melindungi orisinalitas merek dan kekuatan brand," imbuh dia.
Mebiso, kata dia, dirancang secara komprehensif untuk mendukung pelaku usaha yang ingin melindungi orisinalitas merek usahanya. Kemudian, mendukung biro jasa dalam meningkatkan efektivitas dan kualitas layanan.
"Sementara, bagi masyarakat, mampu melindungi tipu daya merek KW (tipuan). Serta, dari sisi pemerintah, mampu mendorong upaya pemerataan perlindungan kekayaan intelektual (KI)," lanjut dia.
Tak hanya itu, Hesti menyebut, mebiso juga membantu pelaku UMKM untuk menjawab kebutuhan perlindungan merek. Mulai dari tahap pra hingga pascapendaftaran merek.
"Mulai dari memperhitungkan potensi keberhasilan daftar merek, hingga memasang fitur proteksi yang aktif 24 jam dalam satu minggu untuk mendeteksi dan mencegah tindak peniruan merek," lanjut dia.
Salah satu yang sudah dibantu oleh Mebiso adalah Apik Primadya. Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia ini mengatakan, dia tidak bisa terus memantau perubahan status pendaftaran merek.
"Ini sangat membantu saya, karena proses pendaftaran merek ini tidak cepat. Saya juga tidak mungkin terus memantau karena setiap hari ada kesibukan. Sekarang saya tenang, setiap ada perubahan status dalam pendaftaran merek, bisa di cek di ponsel, karena ada notifikasinya," katanya.
Sementara itu, pengguna lain, yakni Afrizal N. Baharsyah juga mengaku terbantu dengan adanya Mebiso. Sebab, nama brand miliknya tak mudah ditiru oleh orang lain.
"Unsur nama brand perusahaan saya ini cukup umum digunakan. Sehingga, saya khawatir kalau ada brand baru yang muncul dan namanya mirip. Nah, di Mebiso ini ada fitur proteksi, bisa buat saya lebih sigap dan responsif kalau ada nama brand yang mirip," ujar CEO Jagoan Hosting Indonesia ini.
(hil/dte)