Ancaman Krisis Keuangan Dunia, Gus Fawait Sebut Pentingnya Penguatan UMKM

Ancaman Krisis Keuangan Dunia, Gus Fawait Sebut Pentingnya Penguatan UMKM

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 18 Mar 2023 16:10 WIB
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim Muhammad Fawait
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim Muhammad Fawait (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim Muhammad Fawait melihat adanya potensi ancaman krisis keuangan dunia pasca tiga bank di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank mengalami kebangkrutan.

Politikus yang akrab disapa Gus Fawait ini mengatakan tiga bank di Amerika Serikat yang kolaps tersebut berpotensi memberi dampak untuk Indonesia, salah satunya di Jawa Timur.

"Berkaca pada 15 tahun lalu, tentu ini menjadikan pelajaran bagi kita bahwa ketika terjadi guncangan di sektor moneter dunia yang dikhawatirkan berimbas pada sektor ekonomi dunia juga termasuk Indonesia. Kita perlu lagi untuk memprioritaskan sektor-sektor informal, sektor UMKM bahkan sektor pertanian untuk membentengi ekonomi Indonesia," kata Gus Fawait di Surabaya, Sabtu (18/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Fawait membeberkan krisis ekonomi di Indonesia di tahun 1998 awalnya terjadi karena guncangan dan krisis di sektor moneter. Di mana, keguncangan ini membuat panik banyak orang, sehingga berlomba-lomba menarik dananya dari perbankan, sehingga terjadi krisis ekonomi.

"Nah, tentu kolapsnya 3 perbankan di USA ini membuat dunia kaget semua. Kenapa, karena kita lihat ekonomi Amerika ini merupakan ekonomi terkuat di dunia, tiba-tiba dilanda kolapsnya 3 perbankan itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bendahara Gerindra Jatim ini menyebut risiko dari sistem ekonomi terbuka yakni jika terjadi suatu gejolak ekonomi atau gejolak keuangan di sebuah negara dengan adanya ekspor impor, maka akan merembet ke negara lain.

"Ini bisa dilihat seperti di Argentina. Di mana, inflasi di Argentina hari ini sudah mencapai 100 persen kenaikan inflasi di sana," imbuhnya.

Dirinya mengamini pernyataan Jokowi yang berharap agar krisis keuangan di tiga bank Amerika Serikat tidak merembet sampai ke Indonesia dan harus diwaspadai. Apalagi, Indonesia punya pengalaman pada tahun 2008 terjadi guncangan ekonomi. Bahkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 ke 2009 terendah sejak tahun 2001.

"Tapi, kita diselamatkan perekonomian kita oleh sektor UMKM dan informal dengan jumlah penduduk sebagai SDM sebagai pembeli yang melimpah di Indonesia," ungkapnya.

Pada masa pandemi COVID-19, lanjutnya, sektor yang paling survive adalah sektor informal, khususnya pertanian. Maka, Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan mendorong Pemprov untuk membuat terobosan terkait perhatian kepada UMKM, sektor informal, pedagang kaki lima, dan petani.

"Karena Jatim dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jabar tentu apapun yang kita lakukan di Jatim itu bagus juga akan berdampak bagus bagi perekonomian Indonesia. Sebaliknya, kalau terjadi apa-apa di Jatim maka akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia," bebernya.

Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini menegaskan Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan mendesak Pemprov Jatim untuk melakukan terobosan-terobosan termasuk kebijakan belanja pemerintah di P-ABD 2023 lebih pro kepada UMKM, sektor informal, pedagang asongan dan petani.

"Kita juga mendorong BUMD kita yang bergerak di sektor keuangan yaitu Bank UMKM Jatim dan Bank Jatim. Kita akan mendorong dua perbankan ini lebih memberikan perhatian seperti kemudahan kredit kepada sektor UMKM, sektor informal maupun sektor pertanian," katanya.

"Nah kebetulan mau masuk bulan Ramadan, di sini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan permintaan daya beli masyarakat. Kalau bisa dimanfaatkan dan ekonomi masyarakat ini bergerak maka saya yakin dampak negatif dari gonjang-ganjing krisis keuangan di USA ini akan bisa diminimalisir di Jatim dan Indonesia secara umum," pungkasnya.




(faa/iwd)


Hide Ads