Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto Diekspor ke 4 Benua

Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto Diekspor ke 4 Benua

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 06 Mar 2023 04:00 WIB
Salut, Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto Diekspor ke 4 Benua
Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Kabupaten Mojokerto mempunyai sejumlah perajin bertaraf internasional. Salah satunya David Mardiono (38), perajin ukiran kover mesin sepeda motor gede atau moge. Produk handmade atau buatan tangan bapak dua anak ini diekspor ke 4 benua, yakni Amerika, Australia, Asia dan Eropa.

Kedua tangan David begitu terampil memahat piringan aluminium. Tangan kanannya fokus memukul pahat dengan palu kecil, sedangkan tangan kirinya mengarahkan pahat membentuk relief iron wolf pada permukaan aluminium. Piringan aluminium ini adalah derby cover untuk moge Harley Davidson.

Ya, di bengkel sederhana yang menempati bagian belakang rumahnya ini, sehari-hari David mengukir beberapa bagian custom moge. Mulai dari tangki, spakbor, footstep, handle rem dan kopling, primary cover atau kover mesin, derby cover atau kover boks oli, timing cover atau tutup pengapian, cover head mesin, serta kover karburator.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Garapan paling banyak primary dan derby cover, paling sering untuk motor Harley Davidson, hanya 4-5 kali mengerjakan untuk Yamaha XS 650," kata David kepada detikJatim di rumahnya, Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (6/3/2023).

Onderdil motor berukir buatan tangan (handmade) karya David digemari para pecinta moge custom dari berbagai negara di 4 benua. Maka tak berlebihan kalau keahliannya di bidang metal engraving atau mengukir logam disebut bertaraf internasional.

ADVERTISEMENT

Suami Tesa Anjasmara (30) ini melayani banyak pesanan dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Inggris, Belanda dan Perancis. Produknya ia kirim ke alamat pemesan perorangan menggunakan jasa PT Pos Indonesia. Sedangkan pesanan di dalam negeri kebanyakan dari Jakarta, Bandung, Kalimantan dan Sumatra Barat.

Salut, Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto Diekspor ke 4 BenuaUkiran Kover Mesin Moge/ Foto: Enggran Eko Budianto

Menurut David, pemesan biasanya ingin mempercantik moge mereka untuk diikutkan kontes motor custom. Tak sedikit pula yang sekadar ingin mengukirkan identitas suku, negara atau klub pada moge masing-masing.

"Testimoni para pembeli dari luar negeri garapan saya lebih bagus dari segi detail ukiran dan bahannya. Selain itu, motifnya unik dan tidak terpikirkan oleh mereka," terangnya.

Selama ini, David mengukir onderdil moge dengan motif yang diinginkan pemesan. Pesanan dari mancanegara biasanya berupa ukiran baphomet, Iron Wolf, motif Romawi dan Yunani, logo grup band Motorhead, Ganesa, motif suku maori, logo club motor, Jatayu, Samurai Jepang, Kingkong, motif Aztec, tengkorak, serta motif Suku Indian.

Lain halnya dengan pesanan dalam negeri yang dominan etnis. Misalnya relief motif Dayak Kalimantan, ukiran Jawa dan Minangkabau. "Biasanya saya yang membuat sketsa bentuk ukirannya dulu, lalu saya tawarkan ke pemesan. Jika deal, baru saya kerjakan," jelasnya.

Nama David sebagai seniman metal engraving bisa mendunia hanya dengan mengandalkan medsos. Betul, selama ini ia memasarkan produknya hanya melalui Instagram. Tangki moge custom berukir ia jual Rp 10 juta, spakbor custom Rp 6 juta, derby cover Rp 2,5 juta, footstep Rp 800 ribu, timing cover Rp 800 ribu, sedangkan kover karburator Rp 1,5 juta.

Menurutnya, sering kali biaya pengiriman jauh lebih mahal daripada produknya. Sebagai contoh ia pernah mengirim produk seharga 69 USD ke Rue De Neauphle, Perancis. Ternyata ongkos kirimnya mencapai 104 USD. Meski begitu, pesanan dari mancanegara terus saja mengalir. David pun tetap setia melayani para pecinta moge custom.

"Omzet rata-rata Rp 15 juta per bulan. Keuntungan 50 persen setelah dipotong bahan, ongkos kirim dan tenaga produksi. Karena biaya pengiriman mahal," ungkapnya.

Sparepart moge yang diukir David semuanya berbahan aluminium. Bahan baku tersebut ada yang ia beli, ada pula yang dicor di tempat usaha milik temannya di Kelurahan Pulorejo, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Bentuk onderdil sudah sama dengan aslinya. Hanya saja permukaannya polos sebagai media ukiran.

Misalnya derby cover untuk Harley Davidson, ia memilih bahan dengan ketebalan 4 mm. Permukaannya lebih dulu dicat warna putih agar bisa digambari sketsa motif ukiran. Selanjutnya, David memahat motif sesuai pola pada permukaan aluminium itu. Tak tanggung-tanggung, ia menggunakan 7 pahat dengan ukuran dan bentuk mata yang berbeda.

Mulai untuk mengukir gambar kasar, sampai memahat dengan sangat detail sehingga menghasilkan relief yang timbul. Oleh sebab itu, waktu pengerjaan setiap produk variatif tergantung keruminan motif yang diukir. Selanjutnya, derby cover dipoles sampai benar-benar mengilap. Untuk finishing, ia menyerahkan kepada temannya di Desa Brangkal, Sooko, Kabupaten Mojokerto.

"Untuk membuat derby cover satu minggu, tangki dan spakbor butuh 2 bulan lebih. Yang bikin lama proses mengukirnya karena harus detail," tuturnya.

Keahlian metal engraving rupanya didapatkan David dari bekerja sebagai pemahat patung batu di Jatisumber. Kampung ini memang terkenal dengan kerajinan patung batu. Keterampilan mengukir ia pelajari sejak lulus SMP. Di sisi lain, bapak dua anak ini juga gemar dengan motor custom, seperti model chopper dan bobber.

"Sekitar tahun 2014 saya mengunjungi Custom Fest di Yogyakarta. Saya lihat ada mesin diukir, dari situlah saya tertarik dengan metal engraving," terangnya.

Salut, Ukiran Kover Mesin Moge Bikinan Perajin Mojokerto Diekspor ke 4 BenuaUkiran Kover Mesin Moge/ Foto: Enggran Eko Budianto

Sekitar 3 tahun kemudian, David mulai belajar mengukir mesin motor. Di sela kesibukannya sebagai pematung, ia memahat mesin Yamaha RX 100 miliknya yang kebetulan menganggur. Setahun kemudian, tantangan datang dari temannya di Cirebon, Jabar. Ia diminta mengukir cover head mesin Harley Davidson dengan relief daun ganja dan tulisan God Bless.

"Yang menjadi tantangan, saya disuruh mengukir cover head tanpa melepas mesin karena motor itu akan diikutkan kontes, waktunya sudah mepet. Itu pertama kalinya saya mengukir mesin Harley Davidson," cetusnya.

Pekerjaan tersebut dituntaskan David dalam 5 hari. Tanpa ia sangka, moge milik temannya itu menjadi juara kontes motor custom di Surabaya sekitar tahun 2018. Moge yang sama lantas masuk 8 besar dalam ajang motor custom di Verona, Italia tahun 2019. Dari situ, ia terus menekuni metal engraving sampai menjadi profesinya saat ini.

"Saya memutuskan meninggalkan patung tahun 2020 karena sudah berpenghasilan cukup dari mengukir mesin," jelasnya.

Hingga kini pesanan custom kover mesin terus mengalir kepada David. Kendala besar yang ia hadapi terkait sulitnya prosedur impor onderdil mesin moge dari kliennya di luar negeri. Karena banyak pelanggannya yang ingin mengirim kover mesin orisinal ke rumahnya untuk ia ukir.

"Kalau kirim dari luar negeri ke Indonesia, saya bukan takut kena pajak, saya hanya takut hilang. Pernah dapat kiriman kaus dan topi dari USA, saya menebus Rp 500 ribu, alasannya ada biaya penitipan, padahal saya tidak dapat pemberitahuan sama sekali," ungkapnya.

Oleh sebab itu, David terpaksa menolak permintaan pelanggan dari mancanegara yang ingin mengukirkan kover mesin orisinal. Terkadang permintaan itu ia penuhi dengan membeli kover mesin orisinal bekas dari Jakarta dan Bandung. Setelah jadi, barulah ia kirim ke negara tujuan.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads