Bengkel Restorasi Motor Klasik Mojokerto Langganan Pejabat hingga Artis

Bengkel Restorasi Motor Klasik Mojokerto Langganan Pejabat hingga Artis

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 12 Feb 2023 04:04 WIB
Bengkel motor klasik mojokerto
Brenek dengan salah satu motor klasik yang direstorasi. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Keahlian Yuarda Suryo Prayogo alias Brentek (27) merestorasi sepeda motor klasik dan jadul kembali seperti baru menghasilkan cuan lumayan gede. Tak terhitung pehobi dan kolektor motor antik yang menggunakan jasanya. Mulai dari masyarakat biasa, pejabat, hingga artis.

Yuarda merestorasi motor zaman dulu (jadul) dan klasik sejak lulus dari SMK Raden Patah, Kota Mojokerto tahun 2012. Putra tunggal pasangan Gatot (50) dan Aksania (43) ini mempunyai bengkel sendiri di sebelah rumah orang tuanya, yakni di Penarip Gang 3 nomor 11, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

Sudah tak terhitung sepeda motor klasik dan jadul berbagai jenis dan merek yang ia restorasi di bengkelnya. Baik motor buatan pabrikan Amerika Serikat, Jepang, maupun negara-negara Eropa. Di tangan Yuarda, berbagai motor bekas sekaligus lawas direstorasi menjadi seperti baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari Harley Davidson jenis Softail, DKW Hummel, Zundapp KS dan Zundapp Combinette, ketiganya buatan Jerman tahun 1960-an. Juga Yamaha RS, Yamaha RX 125 Twin 2 tak dan Suzuki GT 185 Twin 2 tak rakitan 1970an.

Tak ketinggalan Yamaha Gemini, Suzuki Satria 2 tak, Yamaha Fiz, Honda Astrea Prima dan Grand, Kawasaki Binter Merzy, semua jenis Vespa lawas, Suzuki RK Cool, Yamaha RX King, Yamaha Tiara, Yamaha 125 Z, SuzukinSatria Hiu 2 tak, Yamaha RX-Z, serta sport full fairing Yamaha RZR.

ADVERTISEMENT

"Lamanya restorasi tergantung kondisi motor ketika dibawa ke sini. Paling cepat 1 bulan," kata Yuarda saat berbincang dengan detikJatim di bengkelnya, Sabtu (11/2/2023).

Pemuda yang akrab disapa Brentek ini selalu mengawali restorasi motor dengan menggarap bagian rangka atau frame. Rangka motor yang rusak diperbaiki, lalu dicat ulang sehingga kembali kinclong. Selanjutnya, Yuarda menggarap setiap onderdil motor.

Bengkel motor klasik mojokertoBrenek dengan salah satu motor klasik yang direstorasi. Foto: Enggran Eko Budianto

Onderdil yang masih bagus hanya dicat ulang sampai mengilap. Bagian motor yang rusak diperbaiki, lalu dicat untuk mempertahankan keasliannya. Sedangkan sparepart yang rusak berat harus diganti dengan yang baru, tapi orisinal.

"Kalau oderdil orisinalnya tidak ada, terpaksa handmade sesuai bentuk aslinya. Misalnya knalpot, tempat sein. Asalkan bahan logam bisa dibuat," terangnya.

Strategi serupa ia terapkan ketika menggarap mesin motor sehingga dijamin mesin akan berfungsi dengan baik. Setelah semua onderdil direstorasi seperti baru, barulah dirakit satu per satu pada frame motor. Yuarda sudah terbiasa membungkus setiap onderdil dengan plastik agar tidak tergores selama perakitan.

Musim ternyata juga memengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk restorasi motor. Menurutnya, restorasi lebih lama ketika musim hujan. Karena tiner dan isolasi tak bisa menempel sempurna pada permukaan onderdil dalam kondisi udara sejuk. Sehingga, pengecatan terhambat.

Lulusan SMK jurusan otomotif mobil ini sudah hafal betul onderdil motor klasik dan jadul. Yuarda biasa berburu sparepart motor klasik dan jadul di Mojokerto, Kediri, Jombang, Nganjuk, Magetanm dan Surabaya. Pemuda lajang ini juga memanfaatkan jejaring pedagang barang bekas untuk mendapatkan onderdil motor yang orisinal.

"Selain ingatan, pedoman saya untuk restorasi motor saya punya buku dari pabrikan mana pun mulai 1930 sampai 2000. Isinya katalog dalam Bahasa Inggris," jelasnya.

Bagi detikers yang tertarik menggunakan jasa restorasi sepeda motor, Yuarda memasang tarif Rp 5-20 juta per unit. Biaya tersebut tergantung pada kondisi motor ketika datang dan kebutuhan onderdil orisinal. Bisnis jasa ini mendatangkan cuan lumayan untuknya.

"Paling sepi dapat Rp 5 juta sebulan. Kadang 2 bulan dapat Rp 10-15 juta. Saya juga jualan sparepart," ujarnya.

Selama ini, Yuarda melayani para penghobi motor klasik dan jadul. Pengguna jasanya datang dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa sampai kalangan pejabat dan artis. Sebut saja Sekretaris DPRD Kota Mojokerto yang merestorasi Harley Softail pada 2020. Teranyar, ia sedang merestorasi motor Yamaha RX King tahun 2008 dan 2004 milik Kapolres dan Kabagops Polres Mojokerto.

"Musisi Ahmad Dhani pernah order sparepart motor tua sekitar 2019, berupa rumah kopling, sein, kulit jok, speedometer. Dia pesan via Instagram. Suzuki A100 punya standup comedian Dodit Mulyanto, dia beli onderdilnya dari saya sekitar tahun 2020. Berupa lampu depan, filter, striping, pompa oli. Dia pesan lewat FB," ungkapnya.

Bisnis restorasi motor klasik berawal dari hobi. Baca halaman selanjutnya.

Kecintaan Yuarda terhadap motor jadul atau klasik tumbuh sejak 2012. Kala itu, ia merestorasi sepeda motor pertama miliknya, Suzuki RC. Motor bekas yang dibelikan ayahnya Rp 600 ribu setiap hari ia pakai sekolah sampai lulus. Padahal saat itu, teman-temannya sudah memakai motor keluaran terbaru, seperti Yamaha Jupiter Z, Satria FU dan Ninja 2 tak.

"Sedangkan saya dari keluarga tidak punya. Suzuki RC itu saya cat dan krom ulang malah dapat apresiasi kalangan lebih tua. Karena motor saya masih bagus, utuh, serta semua masih orisinal dan kinclong. Kemudian dibeli orang Kota Mojokerto waktu itu Rp 2,8 juta," terangnya.

Yuarda lantas memakai uang tersebut untuk membeli Honda S90 rakitan tahun 1969. Motor klasik itu ia beli dari warga Desa Kemantren, Gedeg, Kabupaten Mojokerto seharga Rp 3 juta. Motor butut tersebut ia restorasi menjadi seperti baru menghabiskan biaya sekitar Rp 2,5 juta. Belum genap setahun ia pakai, motor klasik itu sudah dilirik polisi asal Surabaya sekitar tahun 2014.

"Saya posting di Facebook dibeli Rp 15 juta oleh anggota Polisi di Surabaya. Kemudian saya ketagihan merestorasi motor lawas," jelasnya.

Dari situlah Yuarda menekuni bisnis restorasi motor jadul maupun motor klasik. Perlahan tapi pasti, namanya mulai dikenal masyarakat. Sampai tahun 2017, ia menerima tantangan dari seorang warga Kota Mojokerto untuk merestorasi Suzuki FR 70 yang kondisi bodinya patah karena sudah keropos.

"Saya diminta mengembalikan seperti baru. Saya kerjakan 2 bulan bisa selesai, dapat penghasilan Rp 5,3 juta dari keuntungan belanja onderdil dan jasa restorasi," ungkapnya.

Ilmu restorasi motor dipelajari Yuarda secara otodidak. Ia juga sering bertukar pikiran dengan sahabat dan teman-temannya sesama pecinta motor klasik. Keterampilan mengecat misalnya, ia pelajari dari sahabatnya yang mempunyai lapak di Pasar Loak Cakarayam, Kota Mojokerto.

Yuarda juga mempunyai sejumlah koleksi motor klasik di rumahnya. Antara lain Suzuki TS 125 keluaran 1978, Vespa dan motor Triumph. Ia mengakui kecintaannya dengan motor klasik karena profesi, hobi, serta kepuasan dan kebanggaan. Bahkan, ia bisa menerawang ke masa ketika motor-motor kuno itu dirilis ke masyarakat.

"Saya bangga ketika motor saya jadi perhatian orang di jalan. Terlebih lagi, saya bisa merasakan era keluarnya motor itu. Misalnya saya pakai motor Suzuki TS, langsung terbayang zaman motor ini diproduksi ketika itu masih minim jalan aspal," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Bengkel Ini Bisa Sulap Motor Bensin Jadi Listrik!"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads