Jambu Kristal Taiwan di Mojokerto Tembus Supermarket-Jadi Jujugan Agrowisata

Jambu Kristal Taiwan di Mojokerto Tembus Supermarket-Jadi Jujugan Agrowisata

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 13 Jan 2023 21:31 WIB
Jambu Kristal Taiwan di Mojokerto Tembus Super Market-jadi Agrowisata
Budi daya jambu kristal di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Jambu kristal yang dibudidayakan Takhyat (60) menjadi primadona. Sebab selain rasanya manis, pemasaran jambu asal Taiwan ini menembus supermarket di Mojokerto. Kebunnya pun juga jadi tujuan agrowisata.

Kebun jambu kristal Taiwan ini terletak di Dusun Gede, Desa Kedung Gede, Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Untuk menemukannya cukup mudah karena sudah terdaftar di Google Maps dengan nama Wisata Jambu Kristal Pak Yat.

Destinasi agrowisata ini berjarak sekitar 20 Km dari Kota Mojokerto dengan waktu tempuh sekitar 20 menit menggunakan mobil. Patokannya dari Jalan Raya Bangsal-Pacet, masuk ke gang di depan SMK Hayam Wuruk. Karena kebun ini di tengah permukiman penduduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kebun seluas 1.700 meter persegi ini, Takhyat mempunyai 120 pohon jambu kristal Taiwan. Ke depan, bapak dua anak ini akan menambah 50 pohon lagi untuk meningkatkan hasil panen. Disebut jambu kristal sebab tekstur buahnya yang renyah ketika dimakan.

"Bibitnya dari Taiwan, dibawa orang Taiwan yang bermitra dengan kami," kata Takhyat saat berbincang dengan detikJatim di kebun jambu miliknya, Jumat (13/1/2023).

ADVERTISEMENT

Jambu kristal Taiwan yang dibudidayakan Takhyat memang berbeda dengan jambu lokal. Jambu ini mempunyai daging yang tebal dengan isinya sedikit. Selain itu, daging buahnya terasa manis sehingga menjadi primadona masyarakat.

Takhyat menjelaskan panen raya jambu kristal berlangsung 2 kali dalam setahun. Yaitu Januari-Maret dan Juli-September. Namun, di luar masa panen raya pohon jambu di kebunnya terus berbuah meski hanya sedikit.

Rata-rata setiap pohon menghasilkan 20-25 Kg jambu kristal per tahun. Dari 2 kali panen raya saja, Takhyat memetik hingga 2,6 ton jambu kristal. Ukuran buah yang dihasilkan beragam. Dari 2,5-4 ons per buah sampai 5-7 ons per buah.

Selama ini Takhyat tak pernah risau dengan pemasaran. Sebab manisnya jambu kristal membuat para reseler berbondong-bondong ke kebunnya. Tidak hanya itu, jambu dari Taiwan ini juga dijual ke supermarket di Kota Mojokerto.

"Kalau reseler saya kasih harga Rp 10 ribu per Kg. Penjualan ke supermarket saat ini hanya ke Carrefour di Jalan Benteng Pancasila, dihargai Rp 14 ribu per Kg," ungkapnya.

Tidak hanya itu, kebun jambu kristal Takhyat juga menjadi destinasi agrowisata. Para pengunjung bisa masuk ke kebun untuk mencicipi manisnya jambu dari Taiwan secara gratis. Semua pohon jambu di kebun ini pendek-pendek sehingga mudah untuk memetik buahnya.

Tak jarang para emak-emak berkunjung ke kebun ini berbekal bumbu rujak. Bagi yang berminat untuk oleh-oleh bisa memetik langsung dari pohon Rp 13 ribu per Kg. Para wisatawan datang dari Mojokerto sendiri, Jombang, Sidoarjo dan Surabaya.

"Rata-rata sebulan saya dapat Rp 3 juta laba bersihnya (dari penjualan jambu kristal)" jelasnya.

Agrobisnis jambu kristal ini ditekuni Takhyat sejak 2005. Kala itu ia menjadi salah satu petani yang bermitra dengan 3 WNA asal Taiwan yang membuka perkebunan jambu di Desa Tumapel, Kecamatan Dlanggu.

Dari situlah bapak dua anak ini menyerap ilmu membuat bibit, menanam, merawat hingga memanen jambu kristal. Awalnya ia menanam 50 pohon di sawah miliknya yang juga di Desa Kedung Gede. Saat itu Takhyat menjadi bagian dari Kelompok Tani (KT) Budi Luhur.

"Pemasarannya kala itu ke 4 super market di Surabaya, seminggu 3 kali kirim, sekali kirim sekitar 6-8 kwintal hasil panen KT Pacet, Kedung Gede dan Tumapel," terangnya.

Sampai 3 WNA asal Taiwan itu hengkang, Takhyat tetap menekuni budi daya jambu kristal. Ia memindahkan tanamannya dari sawah ke kebun yang sekarang berisi 120 pohon. Sedangkan 50 pohon di sawah ia manfaatkan sebagai indukan.

Jambu Kristal Taiwan di Mojokerto Tembus Super Market-jadi AgrowisataJambu Kristal Taiwan di Mojokerto Tembus Supermarket/ Foto: Enggran Eko Budianto

Ya, Takhyat juga piawai membuat bibit jambu kristal Taiwan. Ia menggunakan teknik cangkok, setek dan okulasi. Sebelum pandemi COVID-19, ia kerap menerima pesanan bibit dalam jumlah besar dari beberapa daerah. Kini hanya warga Mojokerto sendiri yang kadang membelinya seharga Rp 25 ribu per bibit.

"Yang diminati bibit cangkok karena asli dari pohon indukan yang dari Taiwan. Bibit yang saya jual kondisinya sudah sehat, dari pohon ditanam di polibag 20 hari sudah bisa dijual," cetusnya.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, Takhyat menyarankan budi daya jambu kristal diawali dengan misi membesarkan pangkal pohon. Menurutnya bibit harus ditanam dan dirawat satu tahun agar siap menyokong buah yang lebat.

Selama satu tahun pertama sebaiknya bunga jambu dipotong agar tidak menjadi buah. Selain itu, cabang dan ranting yang tumbuh ke atas dipangkas agar pohon tidak meninggi. Pengairan cukup dilakukan satu kali dalam sepekan. Sedangkan pemupukan memakai kotoran sapi yang difermentasi satu bulan.

Ketika pohon dinilai kuat menyokong buah, barulah pohon jambu kristal dibiarkan berbuah. Takhyat rajin membungkus setiap buah jambu sejak masih muda menggunakan kantong plastik. Tujuannya tak lain untuk mencegah serangan lalat buah yang membuat jambu membusuk.

"Selama musim hujan buah tetap harus dibungkus, selain itu pupuknya harus istimewa agar buahnya tetap manis," tandasnya.

Jika dirawat dengan baik, pohon jambu kristal Taiwan bisa terus produktif menghasilkan buah hingga puluhan tahun. Sehingga tak perlu menanam ulang dari bibit. Bagi detikers yang tertarik berkunjung ke tempat ini, disarankan lebih dulu menghubungi nomor ponsel Takhyat 085-745-925-339.

Halaman 2 dari 2
(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads