Derbi Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya akan berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu ini (1/10/2022). Banyak pihak berharap, rivalitas kedua tim cukup tersaji di atas lapangan selama 90 menit. Faktanya, Malang dan Surabaya sebenarnya punya kedekatan historis yang panjang terhadap berdirinya bangsa ini.
Salah satu hal menarik, jika berbicara kedekatan historis kedua kota, ada sejumlah nama jalan di masing-masing kota yang beraroma kota 'rival'. Di Malang ada jalan yang berbau Surabaya. Sebaliknya, di Surabaya juga ada nama-nama jalan yang lekat dengan Malang. Jalan-jalan ini seolah menjadi perekat sejarah antarkedua kota berjarak sekitar 95 kilometer tersebut.
Di Malang, terdapat sejumlah nama jalan yang menggunakan nama tempat atau tokoh yang ada di Surabaya. Mulai Jalan Surabaya, Jalan Pelabuhan Tanjung Perak, hingga Jalan Sawunggaling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerhati sejarah dan budaya Kota Malang, Agung Buana mengatakan, nama-nama jalan tersebut diambil menyesuaikan dengan clustering. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan kepada pejuang kemerdekaan.
Penamaan Jalan Surabaya, Kota Malang masuk pada clustering penamaan jalan menggunakan nama-nama kota. Seperti Jalan Jombang, Jalan Kediri, Jalan Magelan, dan masih banyak lagi.
"Seperti diketahui wilayah Surabaya, Magelang, Jakarta, Jombang dan lain-lain adalah jalan baru yang dibangun tahun 1950-an. Pada tahun 1945 itu jalan yang ada masih Jalan Jakarta saja," papar Agung kepada detikJatim, Kamis (29/9/2022).
"Awalnya Jalan Jakarta itu jalannya rel kereta lori pengangkut tebu dan belum ada namanya. Terus di tahun 1950-an mulai dibangun jalan-jalan di sebelah baratnya rel dengan nama- nama kota," sambungnya.
Selain Jalan Surabaya, ada Jalan Pelabuhan Tanjung Perak, Bakalankrajan, Malang. Penamaan jalan tersebut juga sama dengan Jalan Surabaya yang disematkan berdasarkan clustering. Bedanya, di kawasan tersebut clustering jalan memakai nama-nama pelabuhan di Indonesia.
"Jadi Jalan Pelabuhan Tanjung Perak yang ada di wilayah Kelayatan itu clustering pelabuhan. Seperti Jalan Pelabuhan Ketapang, Jalan Pelabuhan Kamal sampai, Jalan Pelabuhan Bakahuni," kata Agung.
Yang menarik, adalah Jalan Sawunggaling, Kota Malang. Sawunggaling adalah seorang adipati Surabaya yang juga dikenal sebagai sosok yang babat alas kota Surabaya bagian barat.
Menurut Agung, nama Jalan Sawunggaling itu diambil dari nama pasukan malang yang menggunakan sebutan pasukan Sawunggaling.
"Kalau Sawunggaling ini jalan baru yang diperuntukkan, kalau saya duga untuk pasukan tentara di Malang yang belum mendapatkan tanah. Saat pemberian tanah di wilayah itu diberi nama sesuai dengan sebutan pasukan mereka yakni pasukan Sawunggaling," tuturnya.
Agung menyampaikan bahwa sebenarnya, warga Malang dan Surabaya memiliki hubungan yang cukup baik pada saat pertempuran Surabaya 10 November 1945. Waktu itu, pasukan dari Malang memberikan dukungan untuk melawan pasukan Inggris.
"Waktu itu ada Jendral Mayor Imam Soedjai yang merupakan komandan Divisi VII Suropati membawahi wilayah Karesidenan Malang-Besuki. Pada 10 November 1945 dia membawa masyarakat atau pasukan di Malang untuk membantu warga Surabaya," kata Agung.
Kala itu, Pak Dja'i-sapaan akrab Imam Soedjai- memutuskan untuk tidak menghadiri pemilihan Panglima Besar pada 12 November 1945, meski sebenarnya dia menjadi salah satu kandidat. Pak Dja'i lebih memilih untuk berperang dalam pertempuran Surabaya 10 November 1945.
"Artinya pada waktu Revolusi Nasional, masyarakat atau pasukan yang ada di Malang membantu sepenuhnya pada pertempuran 10 November yang bertempat di Surabaya Selatan," ucap Agung.
"Surabaya bagian selatan yang dipertahankan itu mulai daerah bagian Waru, Sidoarjo, Porong, Lawang dan Singosari. Sehingga ini menjadi perekat antara Malang dan Surabaya karena Malang ini memiliki keterlibatan saat pertempuran 10 November," tandasnya.
Bagaimana dengan di Surabaya? Baca halaman selanjutnya!
Sama seperti di Malang, di Surabaya juga ada nama jalan dan kawasan yang berbau Malang. Sebut saja Jalan Embong Malang, Kampung Malang, dan Alas Malang.
Jalan Embong Malang berada di Kecamatan Tegalsari. Salah satu jalan di jantung Kota Surabaya. Jalan ini menjadi kawasan bisnis ditandai dengan banyaknya hotel dan pusat perbelanjaan yang berdiri kokoh.
Pemerhati sejarah Kota Surabaya, Kuncarsono mengatakan nama Jalan Embong Malang sebenarnya sudah ada zaman dahulu.
"Embong Malang itu berasal dari kata Bong Pay. Itu awalnya kompleks makam Cina yang kemudian orang menyebutnya bong. Nah, lokasinya itu ada disepanjang Jalan Embong Malang itu, Kebangsren, Ketandan, Kedungturi," kata Kuncar kepada detikJatim, Rabu (28/9).
Kuncar menjelaskan, awalnya kawasan itu merupakan kompleks makam Cina. Kompleks makam pecinan itu berdiri setelah kompleks serupa di kawasan Slompretan-saat ini menjadi Pasar Bong- ditutup.
"Mungkin diperkirakan abad 18 itu pindah di situ (Embong Malang), orang-orang menyebutnya jalan. Akhirnya setelah menjadi jalan, orang terdahulu menyebutnya embong. Sejak kapan kawasan itu menjadi jalan, dalam foto tertua tentang Embong Malang itu tahun 1870 yang menggambarkan suasana Jalan Embong Malang. Itu sudah ada jalan sekitar 3 meter," papar Kuncar.
"Saat itu bongnya malang-malang (melintang) dan berukuran besar-besar. Sehingga, orang-orang menyebutnya Bong Malang, akhirnya orang-orang menyebutnya Embong Malang," lanjutnya.
Akhirnya, lebih dari satu abad masyarakat menyebutnya Embong Malang. Hal itu, menurut Kuncar juga tertuang dalam peta lama tahun 1866 yang juga menyebut kawasan itu dengan sebutan Embong Malang.
"Saat kompleks makam itu dibangun, statusnya masih di luar kota. Sedangkan di dalam kota itu dulu di kawasan Jembatan Merah. Jadi saat itu masih posisi tegalan di luar kota. Kira-kira kompleks makam di kawasan Embong Malang itu diperkirakan sekitar pertengahan tahun 1800an," katanya.
Menurut Kuncar, kawasan makam itu berubah jadi jalan berdasarkan peta tahun 1886. Kompleks pemakaman selanjutnya dipindah ke Kupang. Warga di kawasan Embong Malang, juga pernah menemukan struktur tembok-tembok atau kayu bekas peti saat menggali tanah," tukas Kuncar.