Pengusaha Truk di Jatim Siap dengan Penerapan Zero ODOL 2023

Sorot

Pengusaha Truk di Jatim Siap dengan Penerapan Zero ODOL 2023

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Jumat, 16 Des 2022 15:02 WIB
Ketua DPC APTRINDO Jatim Putra Lingga Tan
Ketua DPC Aptrindo Jatim Putra Lingga Tan (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Kemenhub akan memberlakukan zero ODOL di tahun 2023. Surabaya sebagai kota dagang mempunyai kepentingan yang berhubungan dengan banyak truk. Apa kata pengusaha transportasi (truk) soal penerapan zero ODOL 2023?

Ketua DPC Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia) Jatim Putra Lingga Tan angkat bicara perihal tersebut. Menurut Lingga, untuk truk ODOL pihaknya tetap komitmen sejak 2017.

"Dari 2017 terus mundur sampai 2019 kita setuju dan ikut apa kata pemerintah. Prinsipnya, kami sebagai mitra kerja pemerintah, sebagai asosiasi nurut dan tidak pernah membantah," kata Lingga kepada detikJatim, Jumat (15/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Lingga mengaku sangat siap bila per 1 Januari 2023 zero ODOL mulai diberlakukan. Menurutnya, edukasi dan sosialisasi telah dilakukan cukup panjang. Baik dari asosiasi, pengusaha truk, hingga driver sekali pun.

Lalu, ketika disinggung perihal body truk akan di 'kepras' untuk menyiasati zero ODOL, Lingga mengaku tak akan melakukan hal itu. Menurutnya, dalam asosiasinya, truk di Surabaya memiliki kategori masing-masing dan sesuai standarisasi.

ADVERTISEMENT

"Ada truk trailer, dump truk, dan wing box, semua rata-rata sudah sesuai standarisasi," ujarnya.

Memang, lanjut Lingga, yang jadi permasalahan adalah truk kargo seperti di Banyuwangi. Artinya, sengaja dan dengan sadar memodifikasinya sendiri.

"Nah, seperti itu pelanggaran dan itu pidana, misalnya mereka mengakali aturannya 6 meter, lalu diakalin jadi 9 meter," tuturnya.

Lingga menegaskan hal tersebut tentu tak dilakukan oleh sopir truk. Sebab, sopir truk tak memiliki biaya dan keperluan perihal tersebut.

"Sopir pasti gak punya duit, tapi pasti pengusahanya. Jadi, pengusahanya ditekan oleh pemilik barang untuk muat yang lebih banyak dan untung lebih banyak," katanya.

Maka dari itu, Lingga berharap agar sopir dan pengusaha truk jangan lagi mau diperbudak oleh pemilik barang. Sebab, ketika terjadi musibah atau kecelakaan di jalan, yang bisa jadi tersangka secara pidana bukan pemilik barang, melainkan sopir dan pengusaha truk.

"Sedangkan sopirnya? sebagai anak bangsa bisa kehilangan nyawa di jalan karena mengubahh over dimensi, contoh kemampuan remnya untuk 20 ton menahan beban lebih, otomatis remnya blong, kasihan dong sopir dan anak bangsa yang dilindas di jalan, siapa tahu mereka bisa jadi presiden dan lain sebagainya," ujar dia.

Kendati demikian, Lingga mengaku tetap sepakat menaati semua peraturan zero ODOL. Menurutnya, semua peraturan tersebut adalah yang terbaik.

"Pasti lebih enak dan apa yang disampaikan pemerintah pasti benar dan tidak ada yang salah, cuma kadang-kadang ada oknum yang tidak nyaman dan tidak mau berubah," tutupnya.




(pfr/iwd)


Hide Ads