Jembatan Balun di Lamongan ambles karena sering memikul beban kendaraan yang kelebihan muatan atau over dimension-over loading (ODOL). Fenomena ODOL itulah yang mengurangi usia semua jembatan yang ada.
"Iya karena begini, ya. Secara umum usia jembatan itu 40 tahun. Prinsipnya, beban itu tidak masalah tapi mengurangi umur jembatan," ujar Kabid Preservasi 1 Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali Sodeli, Rabu (30/3/2022).
Untuk bertahan hingga usia yang diestimasikan, semua jembatan memiliki standar beban maksimal yakni hingga 25 ton per kendaraan untuk setiap jembatan. Lebih dari itu, usia jembatan akan berkurang tidak sampai 40 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kan harusnya cuma memikul beban maksimal 25 (ton) bisa memikul 50 (ton). Kan, itu penyebabnya. Akhirnya (usianya) dari 40 (tahun) menjadi hanya 20 (tahun). Kan, begitu?" Kata Sodeli kepada detikJatim.
Tidak hanya satu atau dua tahun, pengurangan usia itu menurut Sodeli bahkan bisa lebih dari 10 tahun. Itu seperti yang terjadi pada Jembatan Balun di Jalan Nasional Lamongan yang ambles pada Selasa (29/3) kemarin.
Jembatan Balun itu dibangun pada 1993 silam. Kalau dihitung hingga sekarang, usianya 29 tahun. Belum sampai 40 tahun sesuai estimasi BBPJN jembatan itu ambles. Artinya, ada pengurangan usia mencapai 11 tahun dari estimasi ketahanan jembatan.
"Ya memang untuk mengalami perubahan-perubahan (ODOL) itu memerlukan waktu lama. Mudah-mudahan 2023 besok benar-benar dinormalkan kembali pembebanan standar. Tidak ada ODOL lagi, sesuai dengan program pemerintah," ujarnya.
Sebelumnya, Jembatan Balun di Jalan Nasional Lamongan ambles sedalam 1 meter. BBPJN Jatim-Bali memastikan Jembatan Poros Nasional di Lamongan itu ambles karena truk ODOL. Hanya saja bukan karena truk tertentu tapi karena akumulasi beban truk yang melintasinya.
Sodeli mengatakan hampir semua jembatan yang ada di Jalan Nasional Lamongan itu memiliki kapasitas maksimal ketahanan beban yang sama, yakni 25 ton setiap kendaraan untuk 1 jembatan.
Praktiknya, kendaraan yang melintasi tidak hanya jembatan tapi juga jalan di Jawa Timur, selama ini diduga melebihi muatan maksimum. Inilah yang secara akumulatif memicu kerusakan jalan dan amblesnya jembatan.
(dpe/iwd)