Kenaikan harga solar subsidi membuat nelayan di Pasuruan pusing. Mereka berharap harga ikan tangkapan segera ikut terkerek sehingga mereka tidak mengalami kerugian.
M Sutrisno (42), nelayan asal Desa Kalirejo, Kraton, Pasuruan, mengatakan sekali jalan kapal kecil miliknya membutuhkan sekitar 15 liter solar. Sekali melaut, biasanya ia mendapatkan uang Rp 500 ribu.
"Setelah harga solar naik, otomatis pendapatan menurun," kata Sutrisno, Selasa (6/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustakim (49), nelayan di Kelurahan Ngemplakrejo, Kota Pasuruan, mengatakan kebutuhan solar kapal besar miliknya 100 liter per hari. Dari penghasilan Rp 1 juta perhari, kini berkurang menjadi Rp 800 ribu perhari.
"Pengaruhnya pendapatan berkurang, biasanya dapat Rp 1 juta berkurang menjadi Rp 800 ribu karena harga solar naik," tuturnya.
Para nelayan berharap harga ikan segera naik. Jika harga ikan naik, dampak kenaikan harga solar bisa ditekan.
"Hingga saat ini harga ikan tangkapan belum menunjukkan kenaikan. Kalau harga ikan naik, tidak apa-apa, insyaallah bisa terbantu," ucapnya.
Lutfi, juragan kapal motor di Kelurahan Mayangan, Panggungrejo, Kota Pasuruan, mengatakan sebelum harga solar naik, para nelayan sudah pusing dengan berbagai syarat pembelian di SPBU. Untuk mendapatkan solar subsidi di SPBU nelayan harus menunjukkan surat keterangan dari kelurahan setempat bahwa mereka benar-benar nelayan.
"Solar untuk nelayan itu susah. Kalau kami beli harus pakai syarat ribet. SPBU-nya juga jauh, tambah susah kami," ungkap Lutfi.
Dari pantauan di pasar-pasar Kota Pasuruan sejauh ini, belum ada kenaikan harga ikan tangkapan nelayan. Namun, pedagang yakin harga ikan akan naik cepat atau lambat.
(iwd/iwd)