Aduan Tewasnya Santri ke Hotman Paris Berujung Pengakuan Ponpes Gontor

Aduan Tewasnya Santri ke Hotman Paris Berujung Pengakuan Ponpes Gontor

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 06 Sep 2022 07:03 WIB
ponpes gontor
Santri Ponpes Gontor. (Foto: Charoline Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Ponpes Gontor akhirnya buka suara terkait dugaan penganiayaan yang terjadi hingga menyebabkan tewasnya seorang santri asal Palembang bernama AM. Pihak Ponpes pun mengakui telah ditemukan adanya dugaan penganiayaan itu dan telah mengambil tindakan.

"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar juru bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Ustaz Noor Syahid dalam surat pernyataan yang diterima detikJatim, Senin (5/9/2022).

Ustaz Noor mengatakan Ponpes Gontor tidak menoleransi adanya kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya. Karena itu di hari yang sama ketika AM tewas, pihak Ponpes langsung mengeluarkan santri yang diduga terlibat penganiayaan dari Ponpes Gontor secara permanen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menyikapi hal ini, kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut," ujarnya dalam surat pernyataan.

Kini kata Noor, Ponpes Gontor menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian dan bersedia kooperatif dalam proses penyelidikan yang berlangsung di Ponpes Gontor.

ADVERTISEMENT

"Kami siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya almarhum AM ini," kata Noor.

Polres Ponorogo melakukan penyelidikan kasus kematian santriAM yang berusia 17 tahun asal Palembang di Ponpes Gontor. Sudah ada 7 orang diperiksa sebagai saksi. Terdiri dari 2 santri, 2 dokter, 2 ustaz dan 1 staf pengajar.

"Tujuh saksi ada inisial RM (santri), N (santri), dokter 2, ustadz 2 dan 1 staff pengajar," ujar Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo kepada wartawan.

Ia menambahkan bahwa pihaknya pun melakukan penyelidikan kasus ini secara maraton. Catur menyebutkan, dugaan sementara penganiayaan terhadap AM itu karena ada pemicu berupa kesalahpahaman.

"Motifnya saya rasa ada pemicunya. Kesalahpahaman. Kami akan dalami lagi. Butuh waktu untuk proses. Kepastiannya untuk motif akan kami ungkapkan lagi, nanti," ujar Catur.

Ada pun 2 santri yang telah diperiksa sebagai saksi, kata Catur, merupakan senior korban di Ponpes itu. Hasil sementara ditemukan, tidak hanya AM yang menjadi korban, ada 3 korban lain yang turut dianiaya.

"Ada korban lain selain yang meninggal dianiaya. Korban ada 3," tukas Catur.

Hingga saat ini para saksi belum diamankan Polres Ponorogo. Sebab, masih dalam proses penyelidikan.

"Untuk pelaku kami sampaikan lagi nanti. Karena saat ini masih dalam proses penyelidikan," imbuhnya.

Ibu santri yang meninggal mengadu ke Hotman Paris. Baca di halaman selanjutnya.

Simak Video 'Ibu di Palembang Ngadu ke Hotman Paris Anaknya Tewas di Ponpes Gontor':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, seorang ibu bernama Soimah mengaku anaknya bernama AM (17) meninggal pada 22 Agustus 2022 lalu, pukul 06.45 WIB. Dan dia baru mendapat kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB. Soimah menduga putranya yang mondok di Ponpes Gontor itu tewas karena dianiaya.

Dia berharap kasus kematian anaknya dapat diusut tuntas. Dia pun menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.

"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah sambil terus menangis.

Ia pun mengadukan apa yang dialami putranya kepada Pengacara kondang Hotman Paris seraya menangis histeris.

"Anak saya meninggal di Pesantren Gontor 1 Pak, yang di Jawa Timur," ujar Soimah sambil menangis duduk di samping Hotman Paris di Palembang seperti dilansir detikSumut, Minggu (4/9/2022)

Kepada Hotman Soimah menyampaikan alasan kenapa dirinya belum berani melaporkan ke polisi. Sebab, kasus itu bersangkutan dengan lembaga besar.

"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah sambil terus menangis.

Hotman Paris menanggapi duka yang dialami Soimah. Dia menggunggah video di akun Instagramnya meminta Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengusut kematian anak Soimah yang diduga karena dianiaya.

"Halo Pak Kapolda Jawa Timur, di sini ada seorang ibu yang datang ke saya bertemu Hotman di Palembang, katanya anaknya meninggal di Gontor 1, diduga tindak kekerasan," kata Hotman sembari merekam video.

"Mohon Pak Kapolda menyelidiki soal meninggalnya anak Bu Soimah ini, diduga ada penganiayaan," sambungnya Hotman.



Hide Ads