Kenaikan harga bahan bakar minyak mulai berdampak terhadap beberapa kebutuhan pokok di Kota Mojokerto. Pantauan hari ini, kenaikan terjadi pada daging ayam sebesar 13,3 persen dan cabai merah 5,45 persen.
Pedagang bumbu dapur di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto Ardian Firmansyah (29) mengatakan cabai merah naik sejak kemarin, Minggu (4/9). Yaitu dari Rp 55 ribu per Kg, hari ini menjadi Rp 58 ribu per Kg. Kenaikan bumbu dapur ini di angka 5,45 persen.
Lain halnya dengan bawang merah dan cabai rawit yang naik sebelum pemerintah menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9). Menurutnya, harga bawang merah naik sejak 1 minggu lalu dari Rp 26 ribu menjadi Rp 28 ribu per Kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan cabai rawit naik sejak 4 hari lalu sebelum harga BBM naik. Yaitu naik 10 persen dari Rp 50 ribu menjadi Rp 55 ribu per Kg. Padahal, pertengahan Agustus lalu harganya sempat menyentuh Rp 30 ribu per Kg karena panen raya. Harga bawang putih masih tetap di angka Rp 22 ribu per Kg.
"Bawang merah kiriman dari Nganjuk dan Pacet, Mojokerto. Kalau cabai rawit dari Pare, Kediri. Kenaikan karena barangnya sekarang agak susah," kata Ardian kepada detikJatim di lokasi, Selasa (6/9/2022).
Ardian bersyukur lonjakan harga bumbu dapur itu tidak berpengaruh pada kapasitas penjualannya. Yaitu rata-rata 10 Kg per hari untuk bawang putih dan bawang merah, serta 8 Kg per hari untuk cabai rawit dan cabai merah.
Lonjakan juga terjadi pada harga beras kualitas medium jenis IR64. Pedagang beras di Pasar Tanjung Anyar Ahmad Fauzi (56) menjelaskan beras medium naik dari Rp 9.500 menjadi Rp 10 ribu per Kg sejak 2 pekan lalu. Begitu juga beras IR64 yang kualitasnya lebih rendah naik dari Rp 8.500 menjadi Rp 9 ribu per Kg.
Sedangkan beras jenis Bramu tetap di harga Rp 12.500 per Kg. Begitu juga harga beras ketan tetap di angka Rp 13.500 per Kg. Kenaikan harga beras medium membuat kapasitas penjualan Fauzi turun dari rata-rata 4 kwintal menjadi 3 kwintal per hari. Ia berharap Bulog segera turun tangan dengan memasok beras lebih murah dibandingkan dari penggilingan.
"Biasanya Bulog menyuplai kami, tapi sampai hari ini belum bergerak. Biasanya disuplai 5 kwintal per pedagang eceran seperti kami dengan harga Rp 8.500. Sehingga kami bisa jual Rp 9 ribu beras IR64 kualitas medium paling rendah," cetusnya.
Kenaikan harga BBM berimbas terhadap daging ayam. Jumadi (43), pedagang daging ayam di Pasar Tanjung Anyar menuturkan lonjakan harga terjadi sejak Minggu (4/9). Tak tanggung-tanggung, daging ayam potong naik 13,3 persen dari Rp 30 ribu menjadi Rp 34 ribu per Kg.
"Harapannya ke pemerintah karena mau tidak mau harus menaikkan harga BBM, ya setidaknya harga ayam potong bisa dikendalikan," terangnya.
Naiknya harga daging ayam potong dikeluhkan para pembeli. Seperti yang dikatakan Sarti, pedagang sate ayam di Pasar Kliwon, Kota Mojokerto. Rata-rata per hari ia membutuhkan 1 Kg daging ayam potong untuk membuat 60 tusuk sate. Namun, ia tidak berani menaikkan harga sate karena khawatir kehilangan pelanggan.
"Tidak saya naikkan harganya, khawatir kehilangan pelanggan. Jualnya tetap Rp 14 ribu per 10 tusuk. Silang keuntungan dengan masakan lain," ujarnya.
Sementara harga kebutuhan pokok lainnya di Pasar Tanjung Anyar masih stabil. Harga telur ayam negeri di pasar tradisional ini justru turun bertahap sejak dua hari lalu dari Rp 30 ribu menjadi Rp 27 ribu per Kg. Minyak goreng curah masih bertahan di harga Rp 14 ribu per Kg sejak satu bulan lalu. Sedangkan gula pasir stabil di angka Rp 13 ribu per Kg.
Simak Video "Video: Harga BBM Berubah, Simak Daftar Jenis dan Harganya"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)