Pengusaha tahu di Banyuwangi terpaksa mengurangi ukuran produknya karena imbas dari tingginya harga kedelai. Kenaikan harga kedelai di Banyuwangi mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu.
Salah satu pengusaha tahu di Banyuwangi, Suliatun (65) warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi mengatakan pihaknya terpaksa memperkecil ukuran tahu untuk menekan biaya produksi.
"Kita kurangi ukuran tahu untuk menekan biaya produksi," ujar Suliatun kepada wartawan, Kamis (17/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang sudah menjadi produsen tahu sejak tahun 2003 ini mengaku opsi menaikkan harga tahu sangat tidak mungkin dilakukan. Sebab, jika harga tahu dinaikkan maka pelanggan akan berpindah atau memilih tidak membeli tahu.
"Jadi harganya tidak naik, cuma ukurannya saja yang sedikit saya kurangi," ungkapnya.
Menurutnya, ia sudah sekitar 10 hari ini mengurangi ukuran tahu agar tetap bisa produksi. Selain itu, untuk menekan biaya produksi dirinya juga terpaksa ikut turun tangan dalam produksi tahu.
"Kalau saya tidak ikut kerja, biaya produksi semakin tinggi," tambahnya.
Dia mengaku saat ini para produsen tahu di Banyuwangi sudah banyak yang mengeluh terkait tingginya harga kedelai ini. Meski demikian, mereka mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka juga tidak ingin menaikkan harga jual tahu.
Suliatun mengaku, dalam sehari, dirinya rata-rata membutuhkan kedelai sebanyak 150 kg. Saat ini harga kedelai di pasaran sudah mencapai Rp10.500 per kilogram. Bahkan ada yang mencapai Rp 11 ribu per kilogram.
"Kisarannya antara Rp10.500 sampai Rp 11.000 per kilogram. Tergantung mereknya," jelasnya,
Sebenarnya, kata lanjut Suliatun, harga kedelai cukup fluktuatif sejak tahun 2021. Namun, harganya masih berada pada kisaran Rp 7 ribu hingga Rp 9 ribu dan belum pernah mencapai angka Rp 10.000.
"Baru pada awal tahun 2022 ini harganya mencapai angka Rp 10 ribu dan naik terus setiap seminggu atau 10 hari," pungkasnya.
(abq/iwd)