Tahap pertama pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) akan berakhir Selasa (23/12). Tercatat, masih ada belasan ribu calon jemaah haji asal Jatim yang belum melunasi biaya haji.
Diketahui, Bipih Embarkasi Surabaya pada 2026 nilainya sebesar Rp 60.645.422.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenhaj Jawa Timur, Asadul Anam menyebut jumlah calon jemaah yang sudah melunasi Bipih mencapai 27.799 orang atau sekitar 66% dari total kuota Jatim sebanyak 42.409 jemaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ini mencerminkan kesiapan jamaah Jatim dalam menyambut keberangkatan haji. Total kuota haji 2026 dari Jatim sebanyak 42.409," ujar Asadul kepada awak media, Senin (22/12/2025).
Sementara itu, masih ada 14.264 jemaah yang belum melakukan pelunasan hingga Senin (22/12) siang.
Asadul menegaskan, belum lunasnya Bipih tidak selalu disebabkan oleh faktor biaya semata, namun ada sebagian jemaah yang masih menunggu kepastian kondisi kesehatan.
"Tidak semua karena biaya, bisa juga tidak istitaah atau belum keluar istitaahnya," jelasnya.
Untuk memberi kesempatan bagi jemaah yang belum melunasi, pelunasan tahap kedua akan dibuka mulai 2 Januari hingga 29 Januari 2026. Tahap ini diperuntukkan bagi calon jemaah yang belum melunasi pada tahap pertama serta jemaah cadangan.
"Tahap dua sudah kami siapkan, verifikasi jemaah cadangan telah dilakukan," kata Asadul.
Dari hasil verifikasi tersebut, jumlah jemaah cadangan di Jawa Timur mencapai 16.964 orang atau sekitar 40% dari total kuota.
Namun, Asadul memperkirakan tidak seluruh jemaah cadangan akan berangkat. Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sekitar 60% jemaah cadangan yang benar-benar melunasi dan berangkat ke Tanah Suci.
Ia menegaskan, percepatan pelunasan Bipih dilakukan untuk mengantisipasi kendala teknis, seperti pengurusan visa hingga potensi pemisahan jemaah dalam satu kloter. Dengan pelunasan lebih awal, penyusunan manifes jemaah bisa dilakukan secara lebih akurat.
"Manifes harus benar-benar final," tegasnya.
Di sisi lain, kesiapan petugas haji disebut sudah rampung. Sebanyak 228 petugas kloter telah ditetapkan setelah melalui dua kali seleksi CAT di tingkat daerah dan provinsi, terdiri dari ketua kloter, pembimbing ibadah, dan tenaga kesehatan.
(irb/hil)











































