Kepala BRIN Apresiasi Inovasi PLTA Arus Laut di Surabaya

Kepala BRIN Apresiasi Inovasi PLTA Arus Laut di Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 20 Nov 2025 16:15 WIB
Kepala BRIN Arif Satria di Laboratorium Hidrodinamika Surabaya
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria di Laboratorium Mekanika Fluida/Foto ApriliaFoto: Aprilia Devi/detikJatim
Surabaya -

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengapresiasi berbagai inovasi yang dikembangkan para periset di Laboratorium Mekanika Fluida, Kawasan Sains Said Djauharsah Jenie, Surabaya. Salah satu yang mendapat perhatian adalah pembangkit listrik tenaga arus laut.

Hal ini dinilai berpotensi besar menjadi sumber energi terbarukan bagi daerah kepulauan. Inovasi itu sendiri sudah diterapkan di Larantuka dan bawah Jembatan Suramadu yang merupakan penghubung Surabaya dan Pulau Madura.

"Saya bersama Pak Irwandi, ahli pembangkit listrik tenaga arus laut, ini inovasi luar biasa yang sudah diterapkan. Ini menjadi alternatif untuk energi lebih renewable dan masalah di berbagai tempat, khususnya di daerah kepulauan," ujar Arif, Kamis (20/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laboratorium Mekanika Fluida sendiri merupakan laboratorium yang berfokus pada hidrodinamika fluida laut dan perkapalan.

ADVERTISEMENT

Berbagai kegiatan dilakukan di laboratorium tersebut, mulai penelitian dasar dan terapan, pengujian model fisik (physical model testing) untuk validasi desain kapal dan struktur, pengembangan teknologi ramah lingkungan sektor maritim, hingga dukungan teknis dan konsultasi untuk industri maritim nasional.

Sebelumnya, Arif juga menyempatkan diri berdiskusi dengan para periset di Laboratorium Hidrodinamika Surabaya. Ia menampung berbagai keluhan dan masukan, terutama terkait pengembangan E-Layanan Sains (ELSA), platform digital terpadu BRIN untuk layanan riset.

"Mungkin sekitar 2-3 bulan ini saya bicara tentang ELSA, saya bicara tentang masalah migrasi peneliti. Tapi setelah 2 bulan, saya akan ke sini lagi, sudah bicara tentang bagaimana strategi riset global, bagaimana strategi memanfaatkan riset-riset ini untuk kepentingan masyarakat," ujar Arif.

Ia menegaskan bahwa arah riset ke depan harus mampu menjawab tantangan nyata di lapangan. Arif mencontohkan isu banjir yang kerap melanda kawasan Pantura.

"Kalau (periset) bisa membawa inovasi yang bisa menyelesaikan banjir di Pantura, itu manfaatnya semakin besar," tuturnya.

Arif pun berpesan agar para periset, termasuk di Surabaya memiliki konsistensi dalam menghasilkan inovasi yang relevan dan berdampak bagi masyarakat.

"Supaya kita lebih produktif untuk menjadi sumber solusi bagi pemerintah, solusi bagi rakyat, solusi bagi dunia usaha," katanya.

Selain itu, ia kembali menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Integrasi antara laboratorium, kampus, industri, hingga pemerintah daerah dinilai menjadi kunci agar riset tidak berhenti pada publikasi, tetapi benar-benar memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.

"Saya bangga dengan BRIN, mari sama-sama sempurnakan BRIN untuk meraih produktifitas dan memberikan solusi atas berbagai persoalan," pungkasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads