Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria berkunjung ke Laboratorium Hidrodinamika di Surabaya. Di sana, ia berdiskusi dengan para periset.
Arif mendengarkan keluhan hingga masukan dari para periset di Surabaya, tujuannya demi kebaikan masa depan riset.
Beberapa yang didiskusikan diantaranya terkait E-Layanan Sains (ELSA) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yakni sebuah platform digital terpadu untuk mengakses dan mengelola layanan riset di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin sekitar 2 sampai 3 bulan ini saya bicara tentang ELSA, saya bicara tentang masalah migrasi peneliti. Tapi setelah 2 bulan, saya akan ke sini lagi, sudah bicara tentang bagaimana strategi riset global, bagaimana strategi memanfaatkan riset-riset ini untuk kepentingan masyarakat," ujar Arif di Laboratorium Hidrodinamika, Kamis (20/11/2025).
Ia memberi contoh inovasi riset yang bisa menjadi jawaban atas permasalahan di tengah masyarakat, seperti banjir di kawasan Pantura.
"Kalau (periset) bisa membawa inovasi yang bisa menyelesaikan banjir di Pantura, itu manfaatnya semakin besar," tuturnya.
Ia berpesan agar para periset, termasuk dari BRIN konsisten menghasilkan berbagai penelitian dan inovasi yang berdampak.
"Supaya kita lebih produktif untuk menjadi sumber solusi bagi pemerintah, solusi bagi rakyat, solusi bagi dunia usaha," katanya.
Selain itu, Arif menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak. Ia mendorong adanya integrasi bersama laboratorium, universitas, pelaku industri, hingga pemerintah daerah.
Dengan demikian, riset tidak hanya berhenti pada publikasi, tetapi mampu memberikan dampak nyata bagi pembangunan nasional.
"Saya bangga dengan BRIN, mari sama-sama sempurnakan BRIN untuk meraih produktifitas dan memberikan solusi atas berbagai persoalan," pungkas Arif.
(irb/hil)











































