Legenda Kisopati dan Asal-usul Nama Desa Lengkong Nganjuk

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Rabu, 12 Nov 2025 14:30 WIB
Sejumlah anak membentangkan bendera Merah Putih di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (13/8/2023). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Nganjuk -

Setiap desa memiliki cerita asal-usul yang unik, begitu pula dengan Desa Lengkong di Kabupaten Nganjuk. Tak sekadar nama geografis, "Lengkong" diyakini lahir dari kisah pelarian seorang Senopati Mataram bernama Kisopati.

Di balik suasana pedesaan yang sejuk dan tenang, Desa Lengkong menyimpan legenda tentang keberanian, keajaiban, dan asal mula sebuah nama yang masih dipercaya hingga kini.

Asal-usul Nama Desa Lengkong

Mengutip dari website resmi Pemkab Nganjuk, daerah Lengkong semula adalah hutan lebat. Bahkan, beberapa sumber menyebut tempat itu angker dan tidak dapat dihuni. Bahkan, sampai muncul sebutan "jalmo moro jalmo mati, sato moro sato mati" (Manusia yang datang akan mati, hewan yang datang juga akan mati).

Suatu hari, 127 orang berkumpul untuk membahas rencana pembukaan lahan baru di kawasan permukiman. Wilayah itu dikenal angker dan masih sering dilalui binatang buas. Karena alasan itulah, warga sepakat memilih seorang pemimpin yang mumpuni dalam segala hal.

Pilihan itu tertuju pada Eyang Budho dari Bali. Eyang Budho pun menyetujuinya. Meski ia tahu tanggung jawabnya amat berat. Tepat di hari Jum'at legi, bulan ke-6, tahun 1810, pembabatan hutan untuk permukiman mulai dilakukan. Dalam sekejap, hutan yang dulu dikenal angker, telah ramai dihuni para penduduk.

Pilihan akhirnya jatuh kepada Eyang Budho dari Bali. Ia pun menyetujuinya meski sadar tanggung jawabnya amat berat. Tepat hari Jumat Legi di bulan keenam tahun 1810, pembabatan hutan untuk permukiman pun dimulai. Tak butuh waktu lama, kawasan yang dulu dikenal angker itu berubah menjadi tempat yang ramai dihuni.

Pada 1866, terdapat seorang pelarian dari Mataram bernama Kisopati. Ia datang untuk meminta perlindungan di desa itu. Ternyata, ia adalah seorang Senopati Mataram yang melarikan diri karena kejaran musuh (Belanda). Sebagai seorang yang baru mengetahui desa itu, ia sempat terjerumus ke dalam got (atau leng - sebutan dari warga setempat) sewaktu dikejar musuh (Belanda).

Pada 1866, datang seorang pelarian dari Mataram bernama Kisopati yang meminta perlindungan di desa itu. Ternyata, ia merupakan seorang Senopati Mataram yang tengah melarikan diri dari kejaran Belanda. Saat berusaha menyelamatkan diri, Kisopati sempat terperosok ke dalam got atau leng, sebutan warga setempat.

Namun, anehnya, Kisopati tidak tenggelam saat tercebur. Tubuhnya justru terangkat ke permukaan leng, padahal kedalamannya cukup untuk menenggelamkan siapa pun. Air itu hanya merendam tubuh Kisopati hingga sebatas pinggul, sehingga ia bisa melompat kembali ke daratan.

Belakangan diketahui, di dalam leng tersebut terdapat jutaan ikan lele yang seolah menahan tubuh Kisopati agar tidak tenggelam. Berkat itulah, ia berhasil selamat dari kejaran musuh.

Dua tahun kemudian, Eyang Budho kembali mengumpulkan warga untuk membahas perkembangan desa yang telah ramai dihuni, sekaligus menentukan nama yang belum sempat disepakati. Dalam pertemuan itu, Kisopati menceritakan pengalamannya tercebur ke dalam leng, dan selamat dari kejaran musuh.

Karena Kisopati dikenal sebagai sosok terpandang dari Mataram, warga pun sepakat menamai desa tersebut berdasarkan kisah luar biasa yang dialaminya. Nama "Lengkong" diambil dari kata leng yang kedalamannya hanya sebatas bokong, mencerminkan peristiwa unik yang menimpa Kisopati.

Selain itu, kecerdasan dan kepemimpinannya membuatnya dipercaya untuk memimpin desa. Atas persetujuan Eyang Budho, Kisopati kemudian diangkat menjadi kepala desa pertama Lengkong pada Jumat Legi, bulan keempat, tahun 1869.

Konon, hingga kini masih beredar mitos bahwa warga asli Desa Lengkong tidak diperbolehkan memakan ikan lele. Jika dilanggar, diyakini akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ada pula yang mengatakan, penduduk asli yang nekat memakan lele akan muncul bercak putih kekuningan di kulit mereka.

Warga menyebut kondisi itu sebagai plongko, bule, atau belang-belang, menyerupai ikan lele bule. Sementara itu, lokasi leng yang dahulu menjadi tempat Kisopati tercebur masih terjaga hingga kini. Penduduk setempat mengenalnya sebagai Sumur Kawaka atau Sumur Gede, yang terletak di area Kantor Kecamatan Lengkong.

Letak Geografis Desa Lengkong

Secara geografis, Desa Lengkong berada pada posisi 7°32' Lintang Selatan dan 122°4'48.1" Bujur Timur. Desa ini memiliki topografi berupa daratan sedang dengan ketinggian sekitar 598 meter di atas permukaan laut, sehingga udaranya terasa sejuk khas daerah perbukitan.

Secara administratif, Desa Lengkong termasuk dalam wilayah Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Desa Lengkong berbatasan langsung dengan beberapa wilayah di sekitarnya.

Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Jatipunggur, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Banjardowo. Adapun di sisi selatan, berbatasan dengan Desa Bukur yang masuk dalam Kecamatan Patianrowo, dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Jegreg.

Desa Lengkong berada tepat di pusat kecamatan dengan jarak 0 kilometer dari Kantor Kecamatan Lengkong, yang dapat ditempuh hanya 1 menit menggunakan kendaraan bermotor. Sementara itu, jarak menuju ibu kota Kabupaten Nganjuk sekitar 27 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan.

Wisata Sekitar Desa Lengkong

Kecamatan Lengkong menyimpan pesona alam pedesaan yang masih asri, meski belum banyak dikenal luas. Informasi mengenai destinasi wisata di wilayah ini memang belum banyak terdokumentasi secara resmi, namun potensi alamnya mulai menarik perhatian.

Dikelilingi area persawahan, perbukitan, dan beberapa waduk seperti Sumberkepuh dan Logawe, desa ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari suasana tenang dan keindahan alam khas pedesaan Jawa Timur.

1. Wisata Grojogan Sumbermiri

Objek wisata ini merupakan sungai purba yang terbentuk dari batuan kapur yang menciptakan pemandangan eksotis dengan aliran air jernih di tengah rimbunnya hutan. Lokasinya berada di Kecamatan Lengkong.

Jaraknya sekitar 35 kilometer ke arah timur laut dari pusat kota Nganjuk. Dikelola BKPH Krondong di bawah KPH Jombang, kawasan wisata alam ini menawarkan pengalaman bermain air yang menyatu dengan keindahan alam perbukitan kapur yang menawan.

2. Waduk Sumberkepuh

Berada di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Waduk Sumberkepuh dikenal sebagai salah satu penopang utama sistem irigasi di wilayah tersebut. Waduk ini menampung air yang mengaliri lahan pertanian di beberapa desa sekitar, seperti Ketandan dan Ngringin.

Selain menjadi sumber air, kawasan ini menawarkan panorama alam yang menenangkan. Dikelilingi pepohonan dan perbukitan kapur, suasananya terasa sejuk dan cocok untuk melepas penat. Banyak warga datang sekadar bersantai, memancing, atau menikmati pemandangan senja yang memantul di permukaan air.

Seiring waktu, Waduk Sumberkepuh mulai dikenal sebagai destinasi wisata alam potensial di Nganjuk. Pemerintah Kecamatan Lengkong pun terus berupaya menjaga kelestarian dan keamanan kawasan ini agar fungsinya sebagai sumber air tetap berjalan seiring dengan pengembangan potensi wisatanya.

3. Waduk Logawe

Masih berada di kecamatan yang sama, Waduk Logawe memiliki fungsi serupa sebagai penampung air irigasi yang menghidupi area persawahan warga. Namun, perannya tidak hanya berhenti di situ. Waduk ini juga menjadi pusat aktivitas masyarakat, mulai dari normalisasi saluran air hingga penebaran benih ikan.

Kegiatan seperti memancing dan bersantai di tepi waduk sudah menjadi kebiasaan warga setempat. Suasana tenang dan pemandangan alami membuat tempat ini memiliki daya tarik tersendiri meski belum dikelola secara komersial sebagai objek wisata.

Dengan peran ganda sebagai sumber air dan kawasan konservasi, Waduk Logawe menunjukkan bagaimana warga dan pemerintah setempat bekerja bersama menjaga keseimbangan antara fungsi lingkungan dan manfaat sosial bagi masyarakat Lengkong.



Simak Video "Cicipi Kelezatan Nasi Becek di Nganjuk"

(hil/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork