Setiap sudut Kota Surabaya menyimpan lapisan cerita dari hari-hari paling menentukan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 bukan hanya peristiwa militer.
Peristiwa ini meninggalkan jejak sejarah berupa monumen, jalan, jembatan, dan gedung yang hingga kini menjadi penanda perjuangan. Di balik batu, prasasti, dan reruntuhan itu tersimpan kisah keberanian para pejuang, keputusan politik, serta dampak kemanusiaan yang besar.
Pertempuran tersebut terjadi dalam konteks pasca-Perang Dunia II. Setelah Jepang menyerah dan kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, pasukan Sekutu datang kembali ke nusantara untuk menertibkan kondisi pasca perang.
Baca juga: Sejarah di Balik Hari Pahlawan 10 November |
Jejak Sejarah Pertempuran 10 November di Surabaya
Kota Surabaya, yang saat itu menjadi salah satu pusat nasionalisme dan aktivitas pemuda, berubah menjadi medan pertempuran hebat antara pejuang tanah air dan pasukan Sekutu.
Pertempuran ini menimbulkan korban besar, kerusakan infrastruktur signifikan, dan menjadi titik balik penting dalam membangun semangat nasionalisme, serta pengakuan internasional terhadap perjuangan Indonesia.
Jejak fisik pertempuran menjadi bagian narasi kolektif bangsa. Tempat-tempat yang dulu menjadi garis depan dipelihara sebagai situs peringatan, ruang edukasi, dan wisata sejarah. Menelusuri lokasi-lokasi ini bukan sekadar membaca papan nama, tetapi seolah menyentuh nadi sejarah yang masih berdetak di Kota Pahlawan.
1. Tugu Pahlawan dan Museum 10 November
Dilansir Disbudporapar Surabaya, Tugu Pahlawan diresmikan Presiden Soekarno pada 10 November 1952. Monumen ini dibangun selama 10 bulan sebagai pengingat perjuangan heroik arek-arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945, melawan tentara Sekutu dan Belanda yang kembali berusaha menjajah Indonesia.
Tugu Pahlawan berdiri di atas lokasi bersejarah bekas reruntuhan gedung Raad van Justitie atau pengadilan masa kolonial yang hancur selama perang kemerdekaan. Kini, monumen ini menjulang di tengah lapangan seluas 1,3 hektare di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Lokasinya tidak jauh dari Kantor Gubernur Jawa Timur. Sebagai ikon Kota Pahlawan, Tugu Pahlawan secara administratif berada di Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan.
Tujuh meter di bawah permukaan Tugu Pahlawan terdapat museum yang didedikasikan untuk mengenang jasa para pahlawan Surabaya. Ialah Museum 10 November yang juga menyimpan foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan, dan diresmikan Presiden Abdurrahman Wahid pada 19 Februari 2000.
2. Jalan Pahlawan dan Gedung-gedung Bersejarah
Jalan Pahlawan, yang dulu merupakan bagian dari pusat kota, dan deretan gedung tua di sekitarnya menyimpan jejak aktivitas logistik, pertemuan para pemimpin, serta pertempuran jalanan.
Banyak bangunan bergaya kolonial yang menjadi lokasi pertempuran atau pos pertahanan. Sebagian masih berdiri dan difungsikan kembali, sementara sebagian lainnya rusak berat dan hanya dikenang melalui arsip.
Bangunan-bangunan tinggi pada masa itu kerap dimanfaatkan sebagai titik pengintaian dan pertahanan. Kondisi kota yang padat membuat taktik perang perkotaan menjadi sangat menentukan.
Para pejuang lokal memanfaatkan pengetahuan medan dan menerapkan taktik gerilya untuk menghadapi pasukan Sekutu, yang unggul secara perlengkapan militer. Strategi tersebut berhasil menimbulkan kerugian signifikan bagi musuh dan memperlambat laju mereka.
Kini, beberapa bangunan direvitalisasi menjadi museum kecil, galeri, atau pusat budaya yang menceritakan kembali peran mereka dalam peristiwa 1945. Rute Jalan Pahlawan sering dijadikan tur edukatif yang mengajak pengunjung memahami kronologi pertempuran dari skala lokal hingga dampaknya terhadap kebijakan nasional.
3. Jembatan Merah
Jembatan Merah adalah salah satu ikon bersejarah Kota Pahlawan. Dilansir dari detikJatim, jembatan ini dibangun pada abad ke-18 untuk menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun, yang kala itu menjadi pusat perdagangan Surabaya.
Jembatan ini lahir dari perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dan Belanda pada 11 November 1743. Di masa VOC, Jembatan Merah berperan penting karena menjadi jalur utama menuju Gedung Karesidenan Surabaya. Nama "Merah" diambil dari warna cat jembatan yang mencolok, agar mudah dikenali.
4. Makam Pahlawan
Taman Makam Pahlawan Sepuluh Nopember terletak di Jalan Mayjen Sungkono No 190, Dukuh Pakis, Kota Surabaya. Pepohonan rindang dan taman bunga membuat suasana makam terasa teduh dan jauh dari kesan menyeramkan.
Di sisi utara pintu masuk, terdapat gedung perpustakaan dan museum, meski kini sudah tidak difungsikan lagi. Tak jauh dari sana berdiri prasasti berisi nama-nama pahlawan yang dimakamkan di tempat tersebut.
Lokasi-lokasi bersejarah Pertempuran Surabaya bukan sekadar titik di peta. Mereka adalah lembaran hidup yang menghubungkan masa kini dengan masa lalu. Tugu Pahlawan, Museum 10 November, Jalan Pahlawan, Jembatan Merah, hingga makam pahlawan masing-masing menyimpan pelajaran penting.
Mulai tentang keberanian, kehilangan, ketahanan sosial, hingga cara bangsa ini menata ingatannya. Mengunjungi dan merawat situs-situs ini adalah bagian dari tanggung jawab kolektif untuk memastikan makna 10 November tetap hidup, relevan, dan kontekstual bagi generasi sekarang maupun mendatang.
Artikel ini ditulis oleh Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
Simak Video "Video Tambah Tahu: Peristiwa Bersejarah di Balik Hari Pahlawan 10 November"
(ihc/irb)