Rahasia Sehat Rasulullah, Herbal Sunah yang Terbukti Secara Ilmiah

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 20 Okt 2025 03:00 WIB
ILUSTRASI OBAT HERBAL. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Sejak berabad-abad silam, umat Islam mengenal istilah Thibbun Nabawi, pengobatan ala Rasulullah SAW yang berpadu antara wahyu Ilahi, pengalaman hidup, dan kearifan alam. Dalam ajaran Islam, menjaga kesehatan bukan sekadar upaya jasmani, tetapi juga bagian dari ibadah.

Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana makanan, herbal, dan gaya hidup bisa menjadi jalan menuju kesehatan dan keberkahan. Ia tidak hanya mengajarkan doa dan tawakal, tetapi juga menanamkan prinsip penting bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, kecuali kematian.

Kini, di tengah maraknya pengobatan modern, tradisi pengobatan Rasulullah kembali menjadi perhatian. Banyak penelitian membuktikan kebenaran manfaat herbal yang telah digunakan Nabi SAW sejak 1.400 tahun lalu.

Obat Herbal Rasulullah

Bukan sekadar legenda, tetapi menjadi bukti nyata bahwa Islam menuntun umatnya untuk hidup seimbang-antara ikhtiar medis dan spiritual. Inilah sejumlah obat herbal Rasulullah SAW yang dikenal memiliki khasiat luar biasa, baik dari sisi sunah maupun sains modern.

1. Madu

Madu merupakan salah satu bahan herbal paling mulia yang disebut dalam Al-Qur'an dan hadis. Allah berfirman, "Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat bagi manusia" (QS An-Nahl: 69).

Rasulullah SAW pun menganjurkan madu sebagai penyembuh alami untuk berbagai penyakit. Dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi SAW bersabda bahwa kesembuhan terdapat dalam tiga hal, yaitu bekam, madu, dan pembakaran (kauterisasi), namun ia melarang pembakaran.

Secara ilmiah, madu mengandung enzim, antioksidan, dan zat antimikroba yang membantu melawan infeksi serta mempercepat penyembuhan luka. Di zaman Rasulullah, madu digunakan untuk gangguan pencernaan, batuk, dan sebagai penambah energi. Meski demikian, penggunaannya tetap perlu bijak, karena setiap tubuh memiliki kondisi yang berbeda.

2. Habbatus Sauda'

Rasulullah SAW bersabda, "Gunakanlah habbatus sauda', karena di dalamnya terdapat penyembuh bagi segala penyakit kecuali kematian" (HR. Bukhari dan Muslim).

Habbatus sauda' atau jintan hitam, dikenal dengan nama ilmiah Nigella sativa. Biji kecil berwarna hitam ini menjadi salah satu obat herbal paling populer di dunia Islam. Penelitian modern menemukan bahwa habbatus sauda' mengandung zat aktif thymoquinone yang memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dan imunomodulator.

Dalam pengobatan tradisional, biji ini digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh, mengatasi batuk, dan memperlancar pernapasan. Namun, walaupun disebut "penyembuh segala penyakit", penggunaannya tetap harus sesuai dosis dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan seseorang.

2. Minyak Zaitun

Minyak zaitun disebut dalam Al-Qur'an sebagai "pohon yang diberkahi" (QS An-Nur: 35). Rasulullah SAW bersabda, "Gunakanlah minyak zaitun, makanlah dan berminyaklah dengannya karena ia berasal dari pohon yang diberkahi" (HR. Tirmidzi).

Dalam kehidupan sehari-hari, Nabi menggunakan minyak zaitun untuk kesehatan kulit, rambut, dan sebagai campuran makanan. Secara ilmiah, minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh tunggal dan antioksidan yang baik untuk jantung dan pembuluh darah.

Zat polifenol di dalamnya berfungsi sebagai pelindung sel dari kerusakan oksidatif. Minyak ini juga sering dipakai untuk memijat tubuh dan menjaga kelembapan kulit. Tak heran jika hingga kini minyak zaitun tetap dianggap sebagai simbol kesehatan alami yang membawa berkah.

4. Kurma Ajwah

Di antara jenis kurma yang paling istimewa adalah kurma Ajwah. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa setiap pagi memakan tujuh butir kurma Ajwah, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir" (HR. Bukhari dan Muslim).

Kurma Ajwah dikenal berasal dari Madinah dan memiliki warna hitam pekat serta rasa manis yang khas. Selain bernilai spiritual, kurma juga memiliki manfaat kesehatan tinggi. Buah ini kaya akan serat, mineral, dan antioksidan.

Dalam dunia medis, kurma sering digunakan untuk menambah energi, mencegah anemia, serta menjaga kesehatan pencernaan. Di masa Rasulullah, kurma juga menjadi makanan utama saat berbuka puasa-simbol kesederhanaan sekaligus sumber kekuatan.

5. Jahe

Jahe disebut dalam Al-Qur'an sebagai campuran minuman surga, "Mereka diberi minuman yang dicampur dengan jahe" (QS Al-Insan: 17).

Rempah yang satu ini telah lama dikenal di jazirah Arab sebagai bahan obat alami yang berkhasiat menghangatkan tubuh, mengatasi masuk angin, dan memperlancar pencernaan. Jahe mengandung zat aktif gingerol yang memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan kuat.

Dalam pengobatan modern, jahe digunakan untuk mengatasi mual, batuk, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Rasulullah SAW menganjurkan konsumsi makanan yang baik bagi pencernaan, dan jahe menjadi salah satunya. Aromanya yang khas dan khasiatnya yang menenangkan menjadikannya rempah pilihan dalam pengobatan Islami.

Prinsip Pengobatan Rasulullah SAW

Dalam Thibbun Nabawi, Rasulullah SAW menekankan beberapa prinsip penting. Pertama, ikhtiar dan tawakal, yaitu berusaha mencari kesembuhan sembari berserah diri kepada Allah.

Kedua, halalan thayyiban, memastikan obat yang digunakan halal dan baik. Ketiga, menyesuaikan dengan zaman, sebab pengobatan Nabi bersifat universal, bukan terbatas pada metode kuno.

Rasulullah SAW juga menegaskan, "Setiap penyakit ada obatnya. Bila obat itu cocok dengan penyakitnya, maka dengan izin Allah ia akan sembuh" (HR. Muslim). Prinsip ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai ilmu dan ikhtiar medis.

Karena itu, pengobatan ala Rasulullah bukan berarti menolak sains modern, tetapi justru menjadi dasar untuk menemukan keseimbangan antara spiritualitas dan ilmu pengetahuan.

Warisan pengobatan Rasulullah SAW bukan hanya tentang bahan herbal seperti madu, habbatus sauda', zaitun, kurma, dan jahe, tetapi juga tentang cara hidup sehat yang berimbang. Ia mengajarkan pentingnya makan secukupnya, tidur teratur, menjaga kebersihan, serta menenangkan hati dengan dzikir. Semua itu merupakan bagian dari kesehatan holistik yang menyatukan tubuh, pikiran, dan ruh.

Menghidupkan Thibbun Nabawi berarti meneladani gaya hidup Nabi yang sederhana, alami, dan penuh kesadaran. Sebab, sejatinya kesembuhan bukan hanya datang dari obat, melainkan dari keseimbangan antara usaha dan doa, antara jasmani dan rohani.



Simak Video "Video: Mantan Ratu Thailand Wafat, Kerajaan Tetapkan Masa Berkabung Satu Tahun"

(auh/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork