detikJatim Awards 2025

Kolaborasi Nakes Dampingi Kelompok Rentan di Cerita Sehat Indonesia

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 16 Okt 2025 19:09 WIB
Kolaborasi tenaga kesehatan (nakes) yang tergabung di Komunitas Cerita Sehat Indonesia untuk berikan pendampingan kesehatan bagi masyarakat rentan. (Foto: Istimewa/dok. Komunitas Cerita Sehat)
Surabaya -

Ada banyak cerita inspiratif tentang peran dan keaktifan insan, kelompok, juga institusi di Jawa Timur untuk kebaikan masyarakat. Peran mereka, termasuk yang tergabung dalam komunitas yang aktif mendampingi masyarakat Jawa Timur itu patut untuk diapresiasi.

Di tengah padatnya aktivitas di bidang kesehatan mulai dari kelas di kampus hingga praktik di fasilitas kesehatan, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di Jatim ini menyisihkan waktu untuk mendampingi kelompok rentan. Mereka bergerak dalam naungan komunitas Cerita Sehat Indonesia.

Cerita Sehat Indonesia bukan komunitas biasa. Komunitas yang diinisiasi oleh Muslimaturrahma, sarjana gizi Universitas Brawijaya yang akrab disapa Mus itu melibatkan relawan dan anggota yang sebagian besar memang merupakan para tenaga kesehatan.

Mus menginisiasi komunitas ini setelah dirinya purna tugas dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di fakultas tempat dirinya berkuliah. Niat awalnya sederhana, yakni tetap menjaga komunikasi dengan warga desa yang dulu pernah ia kunjungi saat melaksanakan KKN dan melebarkan manfaat di sana.

"Waktu itu kami masih kontak satu-dua warga, suka kirim buah, tanya-tanya soal tensi, ngukur tekanan darah. Dari sana terpikir, kenapa nggak sekalian bikin komunitas, biar bisa jalan terus," uajr Mus kepada detikJatim, Kamis (16/10/2025).

Nama 'Cerita Sehat' bukan sekadar tempelan. 'Cerita' diambil dari kebiasaan Mus dan teman-temannya mendengarkan kisah warga saat berkunjung, sedangkan 'Sehat' merepresentasikan kegiatan-kegiatan kesehatan yang dilakukan.

"Kita mendengarkan keluh kesah warga, terus jadi tahu aktivitas di desa itu seperti apa," jelas Mus.

Sejak berdiri pada tahun 2021, Cerita Sehat Indonesia sudah menjelajah berbagai tempat, mulai dari kampung pemulung di Gadang, Malang hingga kampung nelayan di Sedati, Sidoarjo. Di setiap lokasi, mereka menyasar kelompok rentan seperti lansia, petani, ODGJ, nelayan, hingga warga yang kurang mampu.

Salah satu kegiatan awal setelah sempat vakum akibat pandemi adalah membagikan buah dan roti kepada sekitar 100 warga nelayan di Sedati dengan berkolaborasi bersama mahasiswa salah satu universitas di Surabaya. Dari sana, semangat untuk kembali aktif membesar.

Anggota komunitas Cerita Sehat Indonesia sendiri didominasi oleh tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat, ahli gizi, bidan, hingga apoteker. Total anggotanya kini mencapai 180 orang. Sebanyak 90% dari mereka adalah nakes dan mahasiswa yang sedang menempuh studi di bisang kesehatan. Sementara sisanya berasal dari disiplin ilmu lain yang tertarik pada kegiatan sosial.

"Banyak yang gabung karena pengen kegiatan langsung ke masyarakat, tanpa embel-embel instansi atau perusahaan. Mereka ingin praktikkan ilmu mereka ke masyarakat," terang Mus.

Kolaborasi tenaga kesehatan (nakes) yang tergabung di Komunitas Cerita Sehat Indonesia untuk berikan pendampingan kesehatan bagi masyarakat rentan. (Foto: Istimewa)

Untuk mewadahi kolaborasi para nakes tersebut, pembagian tugas dilakukan secara sistematis. Misalnya saat ada kegiatan kolaborasi dengan kampus atau lembaga, panitia akan membuka pendaftaran nakes yang ingin berpartisipasi berdasarkan kebutuhan, seperti pemeriksaan tensi, GCU, asam urat, hingga konsultasi gizi dan kefarmasian.

Selama sekitar 4 tahun terjun ke masyarakat, sudah ada kurang lebih sebanyak 5.000 warga yang telah menerima manfaat dari komunitas ini melalui berbagai program dan kegiatan.

Di antaranya ada ODGJ Care yakni pemeriksaan dasar bagi komunitas ODGJ, seperti potong kuku, bersih telinga, dan pemeriksaan tekanan darah. Kemudian medical check up di berbagai desa wilayah Jatim meliputi pemeriksaan kesehatan umum, termasuk tensi, kadar gula, kolesterol, dan asam urat.

Ada pula edukasi kesehatan dan pembagian buah, vitamin, atau makanan sehat di kampung-kampung. Selama ini, Mus menyebut bahwa sambutan masyarakat selalu positif, terutama di daerah-daerah yang sulit mengakses layanan kesehatan.

"Apalagi di desa fasilitas kesehatannya kadang kurang bisa menjangkau masyarakat. Jadi waktu kita datang, warga seneng banget," kata Mus.

Tak sendiri dalam menebar manfaat, Komunitas Cerita Sehat Indonesia pun kerap berkolaborasi dengan berbagai organisasi lain, termasuk bersama mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya.

"Dampaknya, makin banyak yang tahu Cerita Sehat Indonesia dan pengen gabung. Kolaborasi ini sangat menguntungkan, kita bisa lebih luas menjangkau masyarakat," tambah Mus.

Ke depan, komunitas ini juga berencana menyasar segmen anak dan remaja agar lebih aware terhadap kesehatan. Salah satu program yang tengah disiapkan adalah edukasi kesehatan di sekolah-sekolah dengan fokus pada anemia dan kesehatan reproduksi.

"Kita mau bikin bento sehat bareng anak-anak. Terus ke sekolah-sekolah juga, ngecek status anemia, karena anemia ini berpengaruh banget ke kesehatan," ungkap Mus.

Mus berharap komunitasnya terus berkembang termasuk menjangkau berbagai wilayah lainnya. Ia ingin Cerita Sehat bisa hadir tak hanya di beberapa daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang, tapi juga menjangkau kota-kota lain, bahkan hingga provinsi lain.

"Semoga komunitas ini terus bertumbuh, teman-teman nakesnya juga bisa ambil manfaat positif secara pribadi. Dan yang terpenting, makin
banyak warga yang bisa merasakan manfaatnya," pungkas Mus.



Simak Video "Video: Peraih detikJatim Awards Inovasi Pembangunan Terpuji 2025"

(dpe/abq)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork