Tim medis RSUD R T Notopuro Sidoarjo mengungkap detail prosedur amputasi kaki kiri Haikal (13), santri yang selamat dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny. Amputasi terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Haikal dari ancaman sepsis.
Spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD Sidoarjo dr Larona Hydravianto menjelaskan, amputasi dilakukan dengan metode close amputation. Prosedur ini dilakukan dengan memotong jaringan hingga bagian tubuh yang masih sehat.
"Jadi memang operasi yang kami lakukan seperti amputasi pada umumnya. Cara melakukan amputasinya, kami lakukan close amputasi pada pasien ini," ujar Larona, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Larona, pada kasus Haikal, amputasi diputuskan dilakukan di atas lutut karena jaringan di bawahnya sudah tidak viable atau tidak hidup.
"Jadi kami cari atau kami potong sampai bagian tubuh yang sehat. Sampai bagian tubuh yang viable istilahnya, yang benar-benar jaringan hidup. Untuk pada pasien Haikal ini kemarin akhirnya kami putuskan amputasinya di atas sendi lutut, karena di bawah lutut itu masih jaringan yang tidak viable atau tidak hidup," lanjutnya.
Ia menambahkan, tujuan utama amputasi ini adalah mencegah infeksi sistemik atau sepsis yang dapat membahayakan nyawa Haikal.
"Jadi akhirnya sampai di atas lutut sampai pada jaringan yang sehat. Jadi kami potong kulit, otot, dan tulangnya termasuk menghubung darahnya. Terus kemudian langsung kami tutup. Harapannya nanti bisa segera pasien ini terbebas dari ancaman sepsis yang semakin memberat," terangnya.
Terkait kondisi terkini, Larona memastikan Haikal stabil usai operasi. "Kemudian terkait kondisi saat ini sampai tadi pagi, kurusnya baik. Keluarnya hanya saja di tempat operasi. Tapi yang lain-lain baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Haikal (13), santri selamat dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny, harus kehilangan kaki kirinya demi menyelamatkan nyawanya. Tim dokter RSUD Sidoarjo terpaksa melakukan amputasi setelah kondisi tungkai kiri Haikal masuk fase darurat medis.
Amputasi dilakukan Sabtu (4/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD Sidoarjo dr Larona Hydravianto menjelaskan, amputasi dilakukan di atas lutut karena jaringan di bawahnya sudah tidak hidup.
(auh/irb)