Seorang dokter konsultan bedah umum di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya menjadi korban penganiayaan brutal oleh pasien emak-emak. Usai menjalani operasi, dokter itu dihajar dengan batu hingga mengalami luka berat.
Insiden memilukan itu terjadi pada Jumat (25/4/2025). Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, pelaku adalah pasien bernama Norliyanti (48) warga Babat Jerawat. Usai menjalani operasi, Norliyanti merasa keluhannya diabaikan dr Faradina.
Norliyanti pun telah mengakui kesalahannya telah menghajar dr Faradina menggunakan batu pada April. Ia merasa depresi usai operasi yang dilakukan pada tahun 2023 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang benar sesuai fakta persidangan. Klien kami mengaku salah khilaf, depresi pasca operasi bisul di punggung," kata Taufan selaku pengacara Norliyanti saat dihubungi wartawan, Rabu (27/8/2025).
Taufan mengatakan, bila Norliyanti memohon ampunan kepada dr Faradina. Sebab telah menghajar dan membuat luka berat di kepala dan punggung korban.
"Klien kami memohon maaf dan ampunan baik kepada korban maupun yang mulia majelis hakim," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ketika mengetahui ada sektor di RS pemerintah mendapat kekerasan langsung meminta untuk menempuh jalur hukum. Bahkan ia menekankan tidak ada perdamaian atas insiden tersebut.
"Pada waktu itu saya juga tidak ingin kasus ini berhenti. Maka saya minta untuk dilaporkan dan tidak ada perdamaian. Karena saya harus betul-betul menjaga dan melindungi dokter. Karena para dokter ini menjalankan tugasnya, menjaga Kota Surabaya dan memberikan pelayanan kesehatan," kata Eri.
Setelah meminta melaporkan kasus kekerasan terhadap dokter ke kepolisian, Eri menekankan agar kasus ini tidak boleh berhenti. Ia ingin memastikan dokter terlindungi, oleh karena itu pemkot memberikan pendampingan sampai di persidangan.
"Jadi kami tidak ingin para dokter merasa tidak nyaman, padahal beliau para dokter ini sudah memberikan menjalankan tugasnya untuk memberikan kesehatan, menyelamatkan nyawa orang di Kota Surabaya," tegasnya.
Plt Direktur RSUD BDH dr Arif Setiawan mengatakan, hingga kini tidak ada permintaan maaf dari pelaku kepada dr Faradina.
"Sejak kejadian sudah dilakukan pertemuan beberapa kali, tidak ada permintaan maaf oleh pelaku kepada dr Faradina secara langsung, hanya melalui suaminya," pungkas dr Arif.
(auh/hil)