Kronologi Dokter RSUD BDH Surabaya Dihajar Pasien Emak-emak Pakai Batu

Kronologi Dokter RSUD BDH Surabaya Dihajar Pasien Emak-emak Pakai Batu

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 26 Agu 2025 19:40 WIB
Dokter RSUD BDH Surabaya dihajar pasien pakai batu
Dokter RSUD BDH Surabaya dihajar pasien pakai batu (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Seorang dokter konsultan bedah umum di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya menjadi korban penganiayaan brutal oleh pasien emak-emak. Usai menjalani operasi, dokter itu dihajar dengan batu hingga mengalami luka berat.

Insiden memilukan itu terjadi pada Jumat (25/4/2025). Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, pelaku adalah pasien bernama Norliyanti (48) warga Babat Jerawat. Usai menjalani operasi, Norliyanti merasa keluhannya diabaikan dr Faradina.

Plt Direktur RSUD BDH dr Arif Setiawan menjelaskan kronologi kejadian. Insiden pasien hajar dokter pakai batu itu terjadi pada Jumat (25/4/2025), sekitar pukul 10.56 WIB di ruang periksa klinik bedah umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku sebelumnya menjalani operasi area punggung pada tanggal 20 Agustus 2023. Kemudian dilanjutkan kontrol rutin ke beberapa poli spesialistik.

ADVERTISEMENT

Ketika pelaku operasi, dr Faradina bertugas sebagai dokter konsultan bedah umum yang bertugas saat itu.

Setelah dua tahun berlalu usai operasi, pelaku sebagai pasien mengeluh rasa nyeri di area operasi. Luka bekas operasi ketika mengeluh telah dinyatakan sembuh oleh bidang bedah.

"Pelaku juga menderita penyakit penyerta lain sehingga dirawat bersama dengan dokter spesialis penyakit lain," kata dr Arif kepada detikJatim, Selasa (26/8/2025).

Pada saat kejadian, pelaku merasa diabaikan oleh korban. Pelaku memang terdata kunjungan rutin pasca operasi kontrol klinik bedah umum tiap minggu setelah operasi bertemu dengan dr Faradina untuk mengevaluasi penyebab lain, keluhan, nyeri, dan juga dilakukan konsultasi antar poli spesialistik.

"Pelaku kontrol rutin tiap bulan baik di klinik bedah umum dan penyakit dalam. Pihak RS juga telah menerima keluhan pasien, membantu mengkoordinasikan pelayanan yang komprehensif multi disiplin dengan ditangani scara tim bersama dengan dokter spesialis saraf dan spesialis rehabilitas medik sebagai tatalaksanan penyebab nyeri yang dikeluhkan pasien bukan akibat dari operasi sejak 2023 hingga 2025," jelasnya.

Merasa kesal, di tanggal yang sama, yakni 25 April, saat pasien kontrol sesuai jadwal ke klinik penyakit dalam dan tidak ada jadwal ke klinik bedah umum. Tetapi pelaku sudah menanyakan via humas apakah pada tanggal tersebut dr Faradina ada di RSUD BDH.

"Sesaat pasien selesai dilakukan pelayanan di klinik penyakit dalam, pelaku mendatangi ruang periksa bedah umum untuk melakukan tindakan tersebut (menghajar korban) dengan batu yang sudah disiapkan sebelumnya," pungkasnya.

Akibat serangan itu, dr Faradina mengalami luka berat. Kasus ini pun dilaporkan ke polisi dan kini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Kasus kekerasan ini mendapat perhatian luas, termasuk dari Pemkot Surabaya hingga organisasi profesi kedokteran.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads