Damkar Surabaya Imbau Warga Tak Bakar Sampah di Musim Kemarau

Damkar Surabaya Imbau Warga Tak Bakar Sampah di Musim Kemarau

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 22 Jul 2025 14:30 WIB
Ilustrasi penanganan kebakaran di Kota Surabaya.
Ilustrasi penanganan kebakaran di Kota Surabaya (Foto: dok. Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Kebakaran di lahan terbuka kerap terjadi saat musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk tidak sembarangan membakar sampah atau lahan.

Kabid Pemadam Kebakaran DPKP Kota Surabaya Wasis Sutikno mengatakan, kebiasaan masyarakat membakar sampah atau lahan saat kemarau bisa sangat berbahaya, terutama jika api merembet ke bangunan sekitar.

"Sesuai Undang-undang Lingkungan Hidup, kami imbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan terbuka atau sampah. Karena itu bisa berakibat pidana kalau ternyata bisa merembet ke rumahnya orang, yang bisa memakan korban," kata Wasis, Selasa (22/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, beberapa kasus yang ditangani Damkar Surabaya, api bahkan sampai menghanguskan rumah, warung, hingga kendaraan warga yang mulanya dipicu oleh aktivitas pembakaran tersebut.

Maka Wasis pun meminta masyarakat lebih bijak dalam mengelola sampah. Misalnya sampah organik seperti ranting atau dedaunan pohon.

ADVERTISEMENT

"Jadi lebih baik, lebih baik dibiarkan saja, cuma dipotong, tidak usah dibakar, nanti kan hancur sendiri atau busuk sendiri," lanjutnya.

Wasis juga menyoroti kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan yang kerap jadi pemicu api, meskipun pada beberapa kasus, titik api ditemukan jauh dari jalan dan diduga merupakan pembakaran yang disengaja.

"Yang buang putung rokok biasanya kan kasusnya pinggir jalan ya, tapi seringkali kita temukan ini bukan di pinggir jalan tapi jauh dari jalan yang kita lihat tadi putungnya. Sengaja dibakar, memang di lahan-lahan yang terbuka," jelas Wasis.

Wasis pun menyebut tren kebakaran di lahan terbuka mulai meningkat. Namun saat ini kondisinya masih tergolong wajar dan belum mencapai puncak.

Ia memperkirakan lonjakan kejadian dapat terjadi pada bulan Oktober-November, seiring puncak musim kemarau.

"Mulai marak, tapi tidak sebanyak kalau pas puncak musim kemarau. Itu biasanya bulan Oktober-November," katanya.

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya pun rutin melakukan sosialisasi kepada warga, terutama setelah penanganan kebakaran di suatu wilayah.

"Kita kalau habis penanganan mesti kita sosialisasi ke warga setempat, imbauan ke RT/RW untuk musim kemarau, kalau ada sampah, ada lahan, tidak usah dibakar," beber Wasis.

Wasis juga menuturkan, jika warga memiliki tumpukan sampah atau lahan yang perlu dibersihkan, sebaiknya dilaporkan ke Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk diangkut ke TPA.

Sementara jika terjadi kebakaran, warga diminta untuk segera menghubungi Damkar atau layanan darurat 112.

"Kalau ternyata sudah mendapati ada lahan yang terbakar, langsung segera telepon 112 atau Damkar, nanti biar nggak merembet ke rumah, kita lakukan penanganan secepatnya," pungkasnya.




(auh/hil)


Hide Ads