Penyakit gagal ginjal menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang bisa mengancam jiwa bila tidak ditangani dengan tepat. Namun, tidak semua gagal ginjal terjadi dengan cara yang sama. Berdasarkan waktunya, kondisi ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.
Meskipun keduanya berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal, namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai perbedaan gagal ginjal akut dan kronis agar Anda bisa lebih waspada dan memahami langkah pencegahannya.
Pengertian Gagal Ginjal Akut dan Kronis
Gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara tiba-tiba dalam waktu singkat, bisa dalam hitungan jam hingga beberapa hari. Jika ditangani dengan cepat dan tepat, fungsi ginjal bisa kembali normal. Gagal ginjal akut umumnya bersifat sementara dan sering terjadi akibat cedera atau penyakit mendadak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, gagal ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) terjadi secara perlahan-lahan dan progresif dalam waktu minimal tiga bulan. Penyakit ini terjadi akibat kerusakan jangka panjang pada jaringan ginjal dan berpotensi menyebabkan gagal ginjal permanen jika tidak dikendalikan sejak dini.
Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Kronis
Gagal ginjal terbagi menjadi dua jenis, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis, yang masing-masing memiliki penyebab, gejala, serta dampak yang berbeda. Memahami perbedaannya penting agar penanganan medis dapat dilakukan secara tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.
1. Penyebab
Penyebab gagal ginjal berbeda tergantung pada jenisnya. Gagal ginjal akut biasanya terjadi secara mendadak akibat kondisi tertentu yang mengganggu aliran darah ke ginjal atau menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan ginjal. Berikut penyebab gagal ginjal akut.
- Dehidrasi berat: Kehilangan darah akibat operasi besar atau cedera
- Infeksi parah: Penggunaan obat tertentu (seperti antibiotik, NSAID, atau kontras radiologi)
- Sumbatan di saluran kemih
Sementara itu, gagal ginjal kronis berkembang secara perlahan akibat penyakit jangka panjang seperti diabetes atau hipertensi yang merusak fungsi ginjal secara bertahap. Berikut penyebab gagal ginjal kronis.
- Diabetes mellitus
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Penyakit ginjal polikistik
- Glomerulonefritis kronis
- Penyakit autoimun seperti lupus
- Asam urat tinggi
- Faktor risiko tambahan untuk keduanya meliputi usia lanjut, riwayat penyakit ginjal, penyakit jantung, kanker, dan gaya hidup tidak sehat.
2. Gejala
Gejala gagal ginjal akut muncul secara cepat dan mencolok karena terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berkembang dalam hitungan jam atau hari, sehingga penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Gejala yang umum terjadi antara lain:
- Jumlah urine berkurang drastis (oligouria) atau tidak keluar sama sekali (anuria)
- Pembengkakan pada kaki atau wajah
- Sesak napas
- Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan
- Nyeri dada atau perut
- Irama jantung tidak normal
- Gatal-gatal dan ruam kulit
- Tremor, kejang, hingga penurunan kesadaran
Gejala gagal ginjal kronis umumnya tidak terasa pada tahap awal (stadium 1-3), sehingga sering kali luput dari perhatian. Keluhan baru mulai dirasakan saat penyakit memasuki stadium 4 dan 5, ketika fungsi ginjal menurun secara signifikan dan menimbulkan berbagai gangguan fisik yang lebih jelas. Beberapa gejala yang biasanya muncul antara lain:
- Tekanan darah tinggi sulit dikendalikan
- Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
- Mudah lelah dan lemas
- Kulit pucat akibat anemia
- Penurunan jumlah urine
- Nafsu makan menurun
- Kesulitan tidur
3. Durasi dan Perkembangan Penyakit
Durasi dan perkembangan gagal ginjal berbeda antara tipe akut dan kronis. Gagal ginjal akut berkembang cepat dalam waktu singkat, sementara gagal ginjal kronis berlangsung secara perlahan dan progresif dalam jangka panjang.
- Gagal Ginjal Akut terjadi tiba-tiba dan bersifat sementara jika ditangani dengan cepat.
- Gagal Ginjal Kronis berkembang secara perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan bersifat progresif serta permanen jika tidak diobati.
4. Pengobatan dan Penanganan
Pengobatan gagal ginjal akut bertujuan untuk mengatasi penyebab utama dan memulihkan fungsi ginjal secepat mungkin. Karena sifatnya yang mendadak, penanganan harus dilakukan segera melalui pemberian cairan, pengobatan infeksi, atau prosedur medis tertentu sesuai dengan kondisi pasien.
- Tujuannya adalah memulihkan fungsi ginjal dan mencegah komplikasi. Penanganan bisa meliputi:
- Rawat inap untuk pemantauan intensif
- Pengaturan pola makan, menghindari makanan tinggi garam dan kalium
- Pemberian obat-obatan, seperti diuretik atau pengontrol elektrolit
- Antibiotik, jika penyebabnya adalah infeksi
- Cuci darah (dialisis) bila fungsi ginjal sangat menurun
Pengobatan gagal ginjal kronis difokuskan pada memperlambat perkembangan penyakit dan mengelola gejala yang muncul. Karena bersifat jangka panjang dan progresif, penanganan biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan rutin, serta pada tahap lanjut dapat memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
- Tujuan pengobatan adalah memperlambat progresivitas kerusakan ginjal dan mengelola gejala. Metode yang umum digunakan:
- Obat penurun tekanan darah, pengontrol kadar gula dan kolesterol
- Diet rendah protein, garam, dan kalium
- Cuci darah secara berkala
- Transplantasi ginjal, untuk kasus ginjal gagal total
Meskipun sama-sama melibatkan gangguan pada fungsi ginjal, gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis memiliki perbedaan mendasar dalam hal penyebab, gejala, kecepatan perkembangan, dan penanganannya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sepenuhnya bila ditangani dengan cepat, sementara gagal ginjal kronis perlu pengelolaan jangka panjang dan berisiko tinggi menjadi permanen.
Mengenali perbedaan ini sangat penting agar pengobatan bisa dilakukan lebih dini dan efektif. Jika Anda mengalami gejala mencurigakan terkait fungsi ginjal, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
(ihc/irb)