Melainkan juga sebagai refleksi atas perjalanan panjang sebuah daerah dalam membangun identitas, menggali potensi lokal, dan memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan. Berikut tiga kabupaten dan kota di Jawa Timur yang merayakan hari jadi pada bulan Juli mendatang.
3 Kabupaten/Kota Jatim Rayakan Hari Jadi Bulan Juli
Bulan Juli menjadi momen spesial bagi sejumlah daerah di Jawa Timur yang merayakan hari jadi. Tak hanya sekadar perayaan seremonial, hari jadi ini menjadi ajang refleksi atas sejarah panjang, budaya lokal, serta kontribusi masyarakat dalam membangun daerahnya masing-masing. Tercatat, tiga kabupaten dan kota di Jatim akan memperingati hari lahirnya pada bulan ini, yakni Ngawi, Madiun, dan Kediri.
1. Kabupaten Ngawi (7 Juli 1358)
Kabupaten Ngawi merupakan salah satu wilayah yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 88.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986, DPRD Kabupaten Dati II Ngawi menetapkan Hari Jadi Ngawi jatuh pada 7 Juli 1358 M.
Pada masa pemerintahan kolonial, Hari Jadi Kabupaten Ngawi sempat ditetapkan pada 31 Agustus 1830. Namun, tanggal tersebut menuai pro dan kontra karena dinilai kurang nasionalis dan dianggap memperingati kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
Mengutip laman resmi Pemkab Ngawi, secara etimologi, nama "Ngawi" berasal dari kata awi yang berarti bambu. Kata tersebut kemudian ditambahi huruf sengau "Ng" menjadi "Ngawi". Nama ini tidak lepas dari daerah di sekitar Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang kala itu banyak ditumbuhi tanaman bambu.
Sementara itu, situs resmi Kecamatan Widodaren mencatat bahwa wilayah ini juga memiliki peranan penting dalam menyimpan jejak sejarah pendudukan Pemerintah Kolonial Belanda. Salah satu situs peninggalan Belanda di Ngawi adalah Benteng Van den Bosch, yang dibangun pada tahun 1839-1845 dan terletak di sudut pertemuan antara Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Ngawi juga memiliki kuliner khas bernama Wedang Cemue. Sedikit berbeda dengan wedang pada umumnya, Wedang Cemue disajikan dengan taburan bawang merah goreng. Cita rasa unik ini merupakan perpaduan antara manisnya gula tebu, pedasnya jahe, serta gurih dari kacang dan bawang goreng.
2. Kabupaten Madiun (18 Juli 1568)
Hari Jadi Kabupaten Madiun ditetapkan pada Kamis Kliwon, bulan Muharram, tepatnya 18 Juli 1568 atau Jumat Legi tanggal 15 Suro 1387 Be Jawa Islam. Sebelumnya, wilayah ini dikenal sebagai Kabupaten Purabaya.
Sejarah berdirinya Kabupaten Madiun tak lepas dari peristiwa penyerangan Purabaya oleh Mataram pada tahun 1590, yang melibatkan Sutawijaya dan Raden Ayu Retno Dumilah. Dalam peristiwa ini, pusaka Tundung Madiun berhasil direbut oleh Sutawijaya.
Raden Ayu Dumilah kemudian dipersunting dan diboyong ke Istana Mataram di Plered (Yogyakarta). Sebagai bentuk peringatan atas penguasaan Mataram terhadap Purabaya, maka pada Jumat Legi, 16 November 1590, nama "Purabaya" resmi diubah menjadi "Madiun".
Selain kaya akan sejarah dan kearifan lokal, Kabupaten Madiun juga terkenal dengan kuliner khasnya, yakni pecel. Makanan ini menjadi warisan kuliner yang digemari oleh warga lokal maupun wisatawan.
Kabupaten Madiun juga dikenal dengan kekayaan komoditasnya, seperti padi, kedelai, palawija, kakao, kopi, mangga, durian, rambutan, serta berbagai produk olahan lain seperti kerajinan kayu jati.
3. Kota Kediri (27 Juli 879)
Terletak di ujung barat daya Jawa Timur, Kota Kediri menempati posisi ketiga sebagai kota terbesar di provinsi ini, setelah Surabaya dan Malang. Dikenal dengan sebutan "Kota Tahu", Kediri mengusung semboyan "Djojo ing Bojo" yang berarti "mengalahkan marabahaya". Berdiri pada 27 Juli 879, menjadikan Kediri sebagai salah satu kota tertua di Jawa Timur.
Berdasarkan laman resmi Pemkot Kediri, kota ini mulai menjadi wilayah swapraja saat diresmikannya Gemeente Kediri pada 1 April 1906 melalui Staatsblad (Lembaran Negara) No. 148 tanggal 1 Maret 1906. Kemudian, pada 1 November 1928, berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kediri ditetapkan sebagai Zelfstanding Gemeenteschap atau kota dengan otonomi penuh.
Kota Kediri dikenal sebagai pusat perdagangan utama gula dan industri rokok di Indonesia, yang menjadi penopang utama perekonomian masyarakat. Kota ini bahkan pernah mendapat penghargaan sebagai kota paling kondusif untuk berinvestasi.
Tak hanya itu, Kediri juga menjadi saksi penting dalam perjalanan penyebaran agama Islam di Indonesia. Salah satu buktinya adalah keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo yang didirikan pada tahun 1910, dan hingga kini dikenal sebagai salah satu pesantren tertua di tanah air.
(auh/irb)