Kesempatan Kedua untuk Pasien Gagal Ginjal Lewat Transplantasi

Kesempatan Kedua untuk Pasien Gagal Ginjal Lewat Transplantasi

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 21 Jun 2025 23:20 WIB
Gelar wicara tentang transplantasi ginjal di Surabaya.
Gelar wicara tentang transplantasi ginjal di Surabaya. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Banyak pasien gagal ginjal stadium akhir masih merasa ragu atau takut saat mendengar kata transplantasi. Padahal, di balik keraguan itu transplantasi ginjal justru menjadi peluang hidup kedua yang nyata.

Transplantasi ginjal bisa menjadi pilihan untuk mendapat kualitas hidup yang lebih baik dibanding harus bergantung seumur hidup pada mesin cuci darah.

Hal itu sebagaimana disampaikan Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals ASRI Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah menjadi gagal ginjal tahap akhir, kan ada tiga pilihan. Pilihan transplant ini adalah, dimanapun di seluruh dunia, adalah pilihan yang terbaik. Begitu fungsi ginjal di bawah 15 persen, itu sudah harus melakukan transplantasi," ujarnya usai gelar wicara Kidney Transplant Real Stories, Real Recovery-The Power of Second Chance di Sheraton Surabaya Hotel & Tower, Sabtu (21/6/2025).

Menurutnya, banyak pasien yang punya peluang menjalani transplantasi tapi masih kurang informasi hingga mereka enggan mempertimbangkannya.

ADVERTISEMENT

Padahal, jika dibandingkan dengan cuci darah seumur hidup, transplantasi ginjal akan jauh lebih efektif.

Tidak hanya hasil jangka panjang yang membaik, prosedur transplantasi ginjal di Indonesia juga aman dengan tim medis profesional dan rumah sakit berizin resmi dari pemerintah.

Selain itu, proses operasi transplantasi juga akan dilakukan sesuai standar keselamatan medis tinggi. Serta recovery atau pemulihannya pun cepat.

"Biasanya mereka (pasien) satu minggu setelah operasi pulang. Setelah itu kontrol satu minggu dan setelah satu bulan mereka bisa kembali (aktivitas) normal lagi seperti biasa," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal dan Hipertensi Siloam Hospitals ASRI Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM.

Gelar wicara tentang transplantasi ginjal di Surabaya.Gelar wicara tentang transplantasi ginjal di Surabaya. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Sayangnya saat ini masih ada tantangan besar dalam proses transplantasi, yakni ketersediaan donor ginjal.

Endang menambahkan, banyak orang sebenarnya bersedia menyumbangkan ginjal bagi pasien yang membutuhkan, tapi mereka tidak tahu bagaimana prosedurnya.

"Jumlah pasien cuci darah banyak, puluhan ribu. Tapi banyak juga orang yang ingin menyumbangkan ginjal, namun tidak tahu harus kemana. Nah, seharusnya pemerintah bisa menjembatani ini, membuat sistem penghubung antara calon resipien dan calon donor," ujarnya.

Jika pemerintah bisa hadir sebagai perantara, transplantasi ginjal bisa lebih mudah diakses masyarakat luas. Indonesia pun bisa mengurangi beban jutaan pasien gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah rutin seumur hidup.

Lebih lanjut, masyarakat juga harus mempertimbangkan pelaksanaan transplantasi ginjal di dalam negeri daripada luar negeri. Sebab saat ini teknologi medis di Indonesia pun tak kalah juara.

Salah satunya di RS Siloam ASRI. Rumah sakit swasta ini menyediakan layanan transplantasi ginjal, di mana keberhasilan transplantasi sangat tinggi dan aman dilakukan.

Banyak pasien yang telah berhasil dan memberikan testimoni positifnya usai melakukan transplantasi ginjal di rumah sakit tersebut.

"Rumah sakit ini (RS Siloam ASRI) sudah menjalankan lebih dari 450 transplant. Dengan hasil yang sangat baik, sebagaimana survival rate, yakni bagaimana pasien-pasien masih bertahan setelah dilakukan transplantasi. Survival rate dari tahun pertama itu adalah 97,2%," jelas Managing Director Siloam Hospitals Group, Grace Frelita.

Grace menambahkan jika salah satu kekhawatiran umum adalah soal biaya, namun menurutnya biaya transplantasi ginjal di Indonesia jauh lebih terjangkau dibandingkan luar negeri, dengan kualitas layanan yang setara.

"Jauh lebih murah. Tapi kalau ada faktor-faktor lain, tentu ada tambahan biaya," pungkas Grace.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads