Pelajar di Sidoarjo Bikin Sabun Ramah Lingkungan dari Lerak-Eco Enzyme

Pelajar di Sidoarjo Bikin Sabun Ramah Lingkungan dari Lerak-Eco Enzyme

Suparno - detikJatim
Minggu, 08 Jun 2025 23:30 WIB
Pelajar Sidoarjo buat sabun ramah lingkungan
Pelajar Sidoarjo buat sabun ramah lingkungan (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Aksi nyata peduli lingkungan datang dari para pelajar SMKN 2 Buduran Sidoarjo. Lewat SUNFINITY Student Company, mereka menciptakan sabun cair ramah lingkungan berbahan buah lerak dan eco enzyme. Produk ini diklaim bisa memperbaiki kualitas air limbah rumah tangga dan sungai.

Gerakan ini tak hanya berhenti di ruang kelas. Minggu (8/6/2025), para siswa turun langsung ke Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo, berkolaborasi dengan komunitas lokal dalam aksi edukasi dan pelestarian lingkungan.

"Ketika pelajar tidak hanya belajar dari buku, tapi juga langsung terjun untuk menciptakan solusi, di situlah harapan masa depan bermula," ujar Edi Priyanto, pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah, kepada detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Edi, kehadiran SUNFINITY membuktikan bahwa generasi muda punya peran strategis sebagai agen perubahan.

"Mereka membawa semangat, teknologi lokal, dan pengetahuan alam. Ini bukan sekadar kegiatan sekolah, tapi awal pembentukan ekosistem kolaboratif," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SUNFINITY sendiri beranggotakan 27 siswa dan resmi berdiri pada November 2024. Mereka menjadi bagian dari program Student Company yang diinisiasi oleh Prestasi Junior Indonesia dengan dukungan dari Zurich dan Zurich Foundation.

Selain memproduksi sabun ramah lingkungan, SUNFINITY juga aktif mengedukasi masyarakat soal pengelolaan sampah, produksi berkelanjutan, hingga pentingnya menjaga ekosistem daratan. Mereka menyasar SDGs poin 12, 13, dan 15 dalam setiap aksi mereka.

Kolaborasi dengan Kampung Edukasi Sampah ini jadi langkah awal dari kerjasama jangka panjang. Para siswa diajak memahami pemilahan sampah, pembuatan eco enzyme, dan pemberdayaan masyarakat lewat edukasi lingkungan.

Edi menambahkan, di tengah krisis iklim yang makin terasa, inisiatif lokal seperti ini bisa menjadi jawaban.

"Solusi itu enggak harus nunggu kebijakan besar. Kadang, cukup dari anak sekolah yang berani bergerak dan mau belajar. Dari lerak, eco enzyme, dan mimpi hijau mereka, kita bisa melihat harapan untuk bumi yang lebih bersih," pungkasnya.




(auh/abq)


Hide Ads