Makna dan Sejarah Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Katherine Yovita - detikJatim
Senin, 26 Mei 2025 12:35 WIB
ILUSTRASI GEREJA. Foto: Getty Images/Towasit Kongton
Surabaya -

Setiap tahunnya, umat Kristiani di seluruh dunia memperingati hari raya Tritunggal Mahakudus pada 26 Mei. Perayaan ini juga dikenal sebagai hari raya Trinitas, dan menjadi salah satu momen penting bagi umat Kristiani untuk merefleksikan pribadi Allah yang Esa dalam tiga wujud, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Hari raya Tritunggal Mahakudus dirayakan pada hari Minggu pertama setelah Pentakosta, atau tepatnya minggu kelima setelah Paskah. Ini menjadi momen sakral untuk merenungkan kehadiran Allah Tritunggal dalam kehidupan umat beriman. Lantas, seperti apa sejarah dan makna teologis dari hari raya Tritunggal Mahakudus?

Sejarah Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Mengutip laman Sacred Heart Catholic Church, hari raya Trinitas pertama kali dirayakan di gereja-gereja Eropa pada abad ke-10. Perayaan ini mulai menyebar secara luas, dan pada tahun 1334, Paus Yohanes XXII secara resmi menetapkannya dalam kalender liturgi Gereja Barat.

Berbeda dengan tradisi Kristen Barat, gereja-gereja Kristen Timur tidak menetapkan satu hari khusus untuk merayakan Tritunggal Mahakudus. Sebaliknya, mereka mengenang Tritunggal dalam setiap ibadah Minggu.

Masih dikutip dari laman GPIB Bukit Benuas, simbol Trinitas kerap digambarkan dalam bentuk segitiga atau triquetra berwarna putih. Tiga lekukan yang menyatu dan tidak terputus ini menegaskan kekekalan dan kesatuan Allah Tritunggal.

Makna Teologis Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Hari raya Tritunggal Mahakudus bukan hanya tradisi liturgi tahunan, tetapi menjadi saat untuk memperdalam pemahaman iman akan Allah Tritunggal. Sering kali, konsep ini disalahpahami sebagai tiga Allah yang berbeda, padahal ajaran Tritunggal menyatakan bahwa Allah yang Esa hadir dalam tiga pribadi yang tidak terpisahkan.

Doktrin ini bukan sesuatu yang dapat dijelaskan secara logis, tetapi harus diterima melalui iman. Mengutip penjabaran dari Kementerian Agama RI, berikut pemaknaan Tritunggal berdasarkan Alkitab.

1. Bapa sebagai Pencipta dan Pemrakarsa Penebusan

Allah Bapa dikenal sebagai pencipta semesta dan pemrakarsa karya penebusan (Mat 6:26; Yoh 1:18; Roma 1:7). Dalam Mazmur 33:6,9 tertulis: "Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada."

2. Anak sebagai Penebus Ciptaan

Yesus Kristus, Putra Allah, adalah pribadi yang menebus dunia dari dosa dan maut. Ia juga mengampuni dosa (Mrk 2:8-10), menghakimi dunia (Mat 25:31), dan berkuasa atasnya (Mat 28:18-20).

Dalam Matius 28:19-20 tertulis: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

3. Roh Kudus sebagai Pengudus dan Pembaru

Roh Kudus diutus setelah Yesus naik ke Surga, untuk menyertai dan membarui kehidupan umat beriman (Yoh 16:8-11; 1 Kor 6:19-20). Ia meneguhkan misi Allah dalam kehidupan manusia hingga akhir zaman.

Matius 28:20 menegaskan: "Dan ajarlah mereka melakukan segala yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

detikers, itulah sejarah dan makna hari raya Tritunggal Mahakudus. Semoga perayaan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi iman, tetapi menjadi pengingat akan kasih dan penyertaan Allah Tritunggal dalam hidup sehari-hari.



Simak Video "Video: Didukung Umat Kristiani, RK Janji Permudah Izin Rumah Ibadah"

(auh/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork