7 PSK Terindikasi HIV Saat Skrining di Warung Remang-remang Ponorogo

7 PSK Terindikasi HIV Saat Skrining di Warung Remang-remang Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Sabtu, 10 Mei 2025 13:30 WIB
Tim gabungan melakukan skrining HIV di warung-warung Ponorogo.
Tim gabungan melakukan skrining HIV di warung-warung Ponorogo. Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim
Ponorogo -

Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) warung kopi remang-remang di beberapa kecamatan di Kabupaten Ponorogo, terindikasi HIV. Pemerintah daerah pun bergerak cepat dengan rencana menutup tiga warung remang-remang di tiga titik.

Temuan ini terungkap usai skrining HIV yang digelar tim gabungan dari Dinas Kesehatan dan Satpol PP pada Kamis (8/5/2025). Tim gabungan menyisir empat titik rawan di Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, lalu Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, serta Desa Serangan dan Danyang, Kecamatan Sukorejo.

"Intinya, kami melakukan deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran penyakit masyarakat," ungkap Kepala Satpol PP dan Damkar Ponorogo Eko Edi Suprapto, saat ditemui di kantornya, Sabtu (10/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, dua PSK di Pasar Janti terindikasi HIV. Sebelumnya, tiga orang dari lokasi yang sama juga dinyatakan positif pada skrining April lalu.

"Total sudah lima orang di Janti saja," lanjut Eko.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dua pekerja di Sukosari dan tiga orang di Danyang juga menunjukkan hasil serupa. Hanya warung di Serangan yang nihil temuan.

Merespons temuan tersebut, Pemkab Ponorogo bakal menutup tiga warung di Janti, Sukosari, dan Danyang. Penutupan akan dilakukan bersama MUI, Muspika, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.

"Kami beri waktu sampai Minggu bagi pemilik dan pekerja untuk membereskan barang. Senin nanti, kami lakukan eksekusi penutupan dengan pemasangan stiker," tegas Eko.

Menurutnya, penutupan ini bagian dari penegakan Perda Nomor 5 Tahun 2011 yang melarang praktik prostitusi terselubung. "Warung-warung ini jelas-jelas menyalahi perda. Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal nyawa," ucapnya serius.

Meski belum ditemukan kasus, warung di Serangan juga tetap diawasi. Lokasinya dekat balai desa dan para penjaganya diketahui masih muda-muda.

"Itu memang warung biasa, nggak ada kamarnya. Tapi penjaganya masih muda-muda, jadi tetap akan kami sikapi. Mungkin nanti ada pembinaan," kata Eko.

Ia mengungkapkan, para pekerja yang terindikasi HIV ternyata tak semua berasal dari Ponorogo. Banyak dari luar daerah, sehingga berpotensi menyebarkan penyakit lebih luas.

Eko menegaskan, penutupan warung bukan tindakan represif semata. Pemerintah juga menyiapkan pendekatan edukatif dan pembinaan kepada masyarakat.

"Kami bukan mau menghukum, tapi melindungi. HIV itu nyata dan bisa menyerang siapa saja. Kalau tidak kita cegah, dampaknya bisa jauh lebih besar," pungkas Eko.




(irb/hil)


Hide Ads