Iktikaf di Malam Lailatul Qadar, Apa Saja Ibadahnya?

Iktikaf di Malam Lailatul Qadar, Apa Saja Ibadahnya?

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Rabu, 19 Mar 2025 15:00 WIB
Ilustrasi ibadah pada malam lailatul qadar
Ilustrasi ibadah malam Lailatul Qadar. Simak ibadah di malam Lailatul Qadar. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Surabaya -

Malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir Ramadan, salah satu ibadah sunah yang dianjurkan adalah iktikaf. Keutamaan iktikaf sangat besar, yakni sebagai upaya meraih Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Dilansir dari NU Online, pengertian iktikaf adalah berdiam diri di masjid yang disertai dengan niat. Tujuannya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara seperti zikir, bertasbih, membaca Al-Qur'an, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama.

Iktikaf juga membuat muslim yang mengerjakannya jadi bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, serta pastinya memutus segala hal yang dapat melupakan akhirat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan bahwa iktikaf di 10 malam terakhir Ramadan bagaikan beriktikaf bersamanya.

مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

Artinya: Siapa yang ingin beriktikaf bersamaku, maka beriktikaflah pada sepuluh malam terakhir (HR Ibnu Hibban).

ADVERTISEMENT

Ibadah yang Dilakukan Saat Iktikaf

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan, lebih baik dari seribu bulan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam ini demi meraih ampunan dan rahmat Allah SWT. Lalu, apa saja ibadah yang dianjurkan saat iktikaf di malam Lailatul Qadar?

1. Istikamah Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan ke muka bumi kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril di Gua Hira, surah Al-'Alaq ayat 1-5, di bulan Ramadhan (QS Al-Baqarah: 185).

Bersamaan dengan peristiwa Lailatul Qadar (QS Al-Qadar: 1-5), yaitu terjadi pada malam 17 Ramadhan tahun 610, Al-Qur'an pertama kali diturunkan Allah SWT dari Lauhul Mahfuzh ke muka bumi.

Artinya, pada malam Lailatul Qadar, Al-Qur'an diturunkan, dan Allah SWT mengabadikannya dalam surat Al-Qadar ayat 1. Kemudian ayat 2-5 menjelaskan peristiwa Lailatul Qadar beserta keistimewaannya hingga Lailatul Qadar berakhir pada waktu fajar. Sebagaimana surah Al-Qadar ayat 1.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi pencari malam Lailatul Qadar memperbanyak ibadah seperti shalat tarawih dan istiqamah memperbanyak bacaan Al-Qur'an di waktu-waktu afdhal.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi pencari malam Lailatul Qadar memperbanyak ibadah seperti salat tarawih, istikamah memperbanyak bacaan Al-Qur'an di waktu-waktu afdhal. Terutama pada waktu malam. Rasulullah SAW juga diceritakan memperbanyak waktu membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan, terlebih di waktu malam hari. Dijelaskan dalam hadis:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَرَسُولُ اللهِ ﷺ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya: Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi pada Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Dahulu Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membaca al-Qur'an bergantian dengan beliau. Ketika Rasulullah ditemui Jibril, beliau lebih dermawan daripada angin yang berembus (HR Bukhari dan Muslim).

2. Perbanyak Doa kepada Allah SWT

Bulan Ramadan juga bulan mustajabah untuk berdoa kepada Allah (QS Al-Baqarah: 186). Hadis Nabi SAW menjelaskan bahwa orang yang berpuasa diijabah doanya oleh Allah SWT. Waktu-waktu mustajabah untuk berdoa, yaitu saat berbuka puasa, sahur, malam-malam akhir 10 Ramadan, dan malam Lailatul Qadar.

Karena malam Lailatul Qadar dalam hadis dikabarkan kemungkinan terjadi di malam-malam ganjil 10 hari akhir Ramadan, maka muslim dianjurkan memperbanyak berdoa kepada Allah SWT. Sebab, berdoa di malam Lailatul Qadar maqbul dan mustajabah doanya.

Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang doa yang dapat dibaca apabila seseorang menjumpai malam Lailatul Qadar. Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maafkanlah aku (HR Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Maka, umat Islam untuk mendapatkan Lailatul Qadar agar memperbanyak doa tersebut, selain istikamah berpuasa, bersalat tarawih, beriktikaf, dan memperbanyak baca Al-Qur'an. Semoga mendapatkan Lailatul Qadar yang keistimewaannya lebih baik daripada 1000 bulan atau sama dengan 83 tahun lebih nilai ibadahnya dan kebaikan atau keutamaannya.

3. Perbanyak Sedekah

Sedekah ada dua kriteria, yang wajib dinamakan zakat karena memenuhi nishab, dan sedekah yang tak memenuhi nishab disebut sedekah, infak. Sedekah yang wajib berupa zakat mal dan sejenisnya, serta zakat fitrah. Sedekah yang tak wajib atau sunah hukumnya, berupa infak, sedekah, berbagi rezeki kepada orang lain.

Sebab, sedekah wajib ataupun sunah (zakat dan sedekah) merupakan harta kekayaan yang dimiliki dirinya, tetapi ada hak orang lain pada empunya harta itu. Oleh sebab itu, bagi pencari Lailatul Qadar perbanyaklah sedekah.

Berbagi peduli kepada orang lain. Jadilah peduli sosial, membangun diri memiliki sensitivitas sosial untuk membentuk jati diri yang memiliki kesalehan individu seimbang dengan kesalehan sosial pada diri seorang Islam dan umat Islam. Hal ini dijelaskan dalam hadis:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَرَسُولُ اللهِ ﷺ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya: Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Dahulu Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membaca Al-Qur'an bergantian dengan beliau. Ketika Rasulullah ditemui Jibril itu, beliau lebih dermawan daripada angin yang berembus. (HR Bukhari dan Muslim).




(irb/fat)


Hide Ads