15.231 Personel Bakal Disiagakan Amankan Mudik di Jatim

15.231 Personel Bakal Disiagakan Amankan Mudik di Jatim

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 15 Mar 2025 04:00 WIB
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin (Foto: Adhar Muttaqin)
Surabaya -

Menjelang lebaran, sejumlah persiapan dilakukan kepolisian. Persiapan dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan para pemudik di Jatim.

Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin mengatakan ada belasan ribu personel gabungan yang akan disiagakan. Mereka akan ditempatkan di sejumlah titik se-Jatim.

"Tidak kurang 15.231 personel kami terjunkan di 109 pos pengamanan, 41 pos pelayanan, dan 13 pos terpadu," kata Komarudin saat ditemui detikJatim, Jumat (14/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komarudin menyebutkan gambaran tentang pelaksanaan mudik masyarakat Indonesia dengan pergerakan yang cukup besar. Diprediksi ada 52% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang melakukan pergerakan selama Operasi Ketupat 2025 digelar.

Maka dari itu, seluruh personel gabungan di Jatim mempersiapkan berbagai konsep untuk antisipasi lonjakan yang nanti akan terjadi pergerakan. Termasuk mengantisipasi di sejumlah titik blackspot yang ada.

ADVERTISEMENT

"Titik yang telah kami petakan diantaranya mulai dari titik rawan terjadinya kemacetan atau kepadatan, kemudian rawan terjadinya pelanggaran, laka atau blackspot, termasuk beberapa simbol-simbol yang berdasarkan pengalaman beberapa waktu lalu kemarin selalu terjadi titik krusial kepadatan," ujar Komaruddin.

Polisi dengan 3 melati di pundaknya itu menegaskan ada 3 pola pengamanan yang akan diterapkan untuk mengantisipasi mobilisasi masyarakat selama operasi digelar. Baik sebelum hingga pascaIdul Fitri 1446 H.

"Apalagi mobilisasi masyarakat dengan pola kami bagi 3, yang pertama pola perjalanan atau pergerakan pemudik yang biasanya terjadi menjelang hari raya, kemudian pola pergerakan masyarakat yang bersilaturahmi ini lokalan yang kerap terjadi di hari H sampai H+2, lalu yang ketiga adalah H+2 dan seterusnya biasanya adalah pola wisata," imbuhnya.

Dengan pola-pola itu lah, Komarudin menyatakan masing-masing spot telah dipetakan. Terlebih saat ini Indonesia memasuki masa transisi dari hujan ke kemarau.

"Dari BMKG menyampaikan bahwa kita berada pada masa transisi antara musim hujan dan musim panas, namun tidak menutup kemungkinan masih akan ada beberapa cuaca ekstrem dan di dalamnya juga kami petakan juga titik-titik rawan bencana dan sebagainya," tuturnya.




(pfr/iwd)


Hide Ads