Fakta-fakta Mbok Yem Turun Lebih Awal dari Gunung Lawu

Fakta-fakta Mbok Yem Turun Lebih Awal dari Gunung Lawu

Amir Baihaqi - detikJatim
Jumat, 07 Mar 2025 19:45 WIB
warung mbok yem
Mbok Yem saat di warungnya (Foto: Istimewa)
Ponorogo -

Wakiyem atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mbok Yem, pemilik warung di Gunung Lawu tengah sakit. Mbok Yem pun akhirnya turun gunung dan menjalani perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo.

Tradisi Mbok Yem turun Gunung Lawu biasanya dilakukan saat bulan puasa menjelang lebaran. Namun karena kondisinya yang sakit, Mbok Yem harus turun lebih awal. Berikut fakta fakta Mbok Yem terpaksa harus turun lebih awal.

1. Kesehatan Mbok Yem Menurun Sejak Februari

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi kesehatan Mbok Yem diketahui menurun sejak Februari 2025, Mbok Yem lantas bersedia turun pada Selasa (4/3) dengan cara ditandu oleh 6 orang secara bergantian.

"Turun gunung setahun 2 kali, karena usia sekarang setahun sekali tiap mau hari raya. Tapi, karena kondisi lemah, wonge manut (Mbok Yem nurut)," tutur humas RSU Aisyiyah, Muh. Arbain kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

ADVERTISEMENT

2. Mbok Yem Alami Pneumonia

Sedangkan untuk hasil pemeriksaan medis, lanjut Bain, Mbok Yem ternyata mengalami masalah kesehatan di paru. Hal ini terungkap setelah adanya rontgen.

"Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia," imbuh Bain.

3. Setelah Turun dari Lawu, Kondisi Mbok Yem Membaik

Bain menambahkan saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik. Wanita 82 tahun itu sudah mau makan banyak. Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak nafas.

"Sekarang meski masih memakai alat bantu pernafasan Mbok Yem sudah bisa makan banyak, ngomong juga lancar. Sebelumnya dibuat ngomong susah karena sesak," terang Bain.

Saat ditanya apakah kondisi Mbok Yem bisa sembuh, menurut Bain, bisa. Meski tidak bisa seperti sedia kala. Pneumonianya bisa disembuhkan.

"Mudah-mudahan bisa pulih kembali, meski tidak bisa seperti semula," imbuh Bain.

4. Mbok Yem Isyaratkan Belum Bersedia Pensiun

Menurut Bain, dia sempat bertanya ke Mbok Yem apakah tidak ingin pensiun dari berjualan makanan di Gunung Lawu. Namun Mbok Yem menjawab belum diijinkan sama Yang Kuasa kalau pensiun.

"Mungkin karena pikirannya sudah menyatu dengan alam, seperti almarhum mbah Marijan dulu ya beda dengan kita ya. Katanya (Mbok Yem) belum ingin pensiun," terang Bain.

5. Penandu Mbok Yem Turun dari Lawu Terdiri dari Relawan dan Pendamping

Sementara, pendamping saat Mbok Yem turun gunung, Esa Adi Prasetya mengatakan orang-orang yang membantu Mbok Yem turun berasal dari relawan dan pendamping.

"Saya kemarin ikut sebagai pendamping. Selain pendamping ada relawan kemarin ada 2 orang kak dari PGL. Untuk perjalanan turun Mbok Yem didampingi 6 orang," kata Esa.

Esa menambahkan Mbok Yem ditandu dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu dilakukan secara bergantian. Mbok Yem merasa kondisi fisiknya menurun, badan lemas, dan pembekakan di kaki yang diduga disebabkan asam urat.

Proses turun gunung dari warung pukul 8 pagi dan sampai di Base camp Cemoro Sewu pukul 11.00 WIB.

"Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun, dan akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan," imbuh Esa.

6. Meski Mbok Yem Turun Gunung, Warung di Lawu Masih Buka

Meski Mbok Yem menjalani perawatan di rumah sakit, warungnya tetap buka seperti biasa. Karena ada dua orang tenaga kerja yang biasa membantu Mbok Yem berjualan.

"Tetap buka ada 2 orang, yang biasanya bantu Mbok Yem berjualan di atas setiap harinya," pungkas Esa.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads