Pekarangan Pangan Lestari di Kota Batu Manfaatkan Lahan Seluas 20 Hektare

Pekarangan Pangan Lestari di Kota Batu Manfaatkan Lahan Seluas 20 Hektare

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 24 Feb 2025 22:50 WIB
Kapolres Batu bersama Wakapolda Jatim melihat tanaman hasil program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di kawasan agroforestri UIN Kota Batu.
Kapolres Batu bersama Wakapolda Jatim lihat tanaman hasil program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). (Foto: Istimewa)
Kota Batu -

Polda Jatim menunjuk Kota Batu sebagai lokasi penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Total lahan yang difungsikan di Kota Batu seluas 20 hektare.

Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata mengatakan bahwa program P2L ini untuk mendukung ketahanan pangan dan program makan bergizi gratis (MBG) melalui pendekatan terintegrasi dan berkelanjutan.

Lahan seluas 20 hektar yang difungsikan untuk program P2L di Kota Batu ini terpisah di lahan milik Polri dan ada juga milik kampus seperti di kawasan agroforestri UIN Kota Batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ada lahan-lahan milik Polri yang semula tidur atau tidak produktif ikut diaktifkan. Kemudian ada juga lahan kolaborasi antara Polri, UIN, masyarakat petani hutan dan mahasiswa yang digunakan," kata Andi, Senin (24/2/2025).

Di lahan yang sudah tersedia ini ada 11 macam tanaman hortikultural yang ditanam. Antara lain cabe rawit, cabe besar, terong, tomat, kacang panjang, brokoli, jahe, pisang, singkong, ubi celembu dan jagung.

ADVERTISEMENT

Andi menyampaikan penanaman 11 jenis tanaman hortikutural ini sudah dijalankan sejak Desember 2024. Selama program P2L ini dijalankan, sejumlah jenis tanaman sudah masuk masa panen.

Saat ini di Kota Batu telah memasuki penanaman kedua dan sedang tahap pemupukan. Sejauh ini, brokoli menjadi salah satu tanaman yang cukup menjadi perhatian karena nilai ekonomis yang cukup tinggi.

"Yang jadi harapan besar kami itu brokoli karena pada masa panen pertama itu bisa panen hingga 1,2 ton. Saat itu harga brokoli Rp10 ribu per kilogram sehingga ini signifikan membantu para petani penerima manfaat," ujar Andi.

"Kami berharap, masing-masing jenis tanaman bisa panen lebih dari 500 kilogram. Kami akan terus melakukan pemantauan supaya harga terus terkendali dengan baik terutama saat masa panen," imbuhnya.

Harapannya, dengan hasil panen yang tinggi bisa memberi dukungan kebutuhan untuk pemenuhan ketersediaan bahan baku MBG. Terlebih, tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman dengan gizi tinggi.

"Masa tanam hingga panen tanaman hortikultura hanya hitungan bulan, sekitar 2-3 bulan. Target kami yang ditanam pada bulan Februari ini bisa panen di bulan Mei atau Juni. Menyusul di Bulan Juni akan ada panen raya," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads