Kegiatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan) tak melulu untuk menghukum atau menjaga tahanan. Namun, juga mencakup proses pembinaan.
Hal itu bertujuan supaya warga binaan menyadari kesalahan dan memperbaiki diri serta tidak mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukan, terutama bagi tahanan Muslim atau yang beragama Islam.
Seperti halnya yang dilakukan Kejari Tanjung Perak Surabaya. Data dan informasi yang dihimpun detikJatim menyebutkan pembinaan itu juga bertujuan untuk mempersiapkan dan membangun mental dan spiritual tahanan. Agar kelak dapat berintegrasi kembali ke dalam masyarakat, baik dalam tahap asimilasi maupun setelah menjalani masa tahanan secara optimal dan kembali ke jalan yang benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kejari Tanjung Perak Ricky Setiawan Anas mengatakan salah satu upaya yang dilakukan bersama jajaran adalah mengunjungi ruang tahanan. Di sana, mereka membagikan buku petunjuk salat kepada para tahanan.
"Buku tersebut berisi panduan lengkap tata cara salat, doa, dan makna dari setiap gerakan," kata Ricky saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (15/1/2025).
Ricky menjelaskan pembagian buku itu bertujuan untuk memberikan pembinaan spritual bagi para tahanan muslim. Ia memastikan hal serupa atau penegakkan hukum humanis kerap dikedepankan pihaknya. Sebab, lanjut dia, sesuai dengan slogannya, yakni Cak jasma atau jaksa sahabat masyarakat.
"Diharapkan mereka dapat memperdalam pemahaman tentang salat dan pentingnya menjaga ibadah,"
Ricky menekankan bahwa pembinaan spiritual itu diharap dapat membantu membangun kembali kepribadian para tahanan. Serta bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tak mengulangi kesalahan saat kembali ke masyarakat.
"Dengan bimbingan ini diharapkan para tahanan dapat menjalani masa hukuman dengan lebih baik dan menjadi pribadi yang lebih positif di masa depan," tuturnya.
(pfr/iwd)