Gen Z Gemar Beli Barang Bekas, Siapa yang Diuntungkan?

Gen Z Gemar Beli Barang Bekas, Siapa yang Diuntungkan?

Sri Rahayu - detikJatim
Senin, 13 Jan 2025 00:30 WIB
Ilustrasi Barang Bekas
Ilustrasi barang bekas (Foto: iStockphoto)
Surabaya -

Beberapa tahun ini, terjadi pergeseran Gen Z menyukai membeli barang bekas. Rupanya, membeli barang bekas, tidak hanya menguntungkan pembeli, tetapi juga memberi dampak positif pada ekonomi lokal. Banyak usaha kecil dan individu yang menjual barang bekas mengalami peningkatan permintaan, membantu menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekonomi lokal.

Dilansir dari berbagai sumber, pembelian dari UMKM membantu menggerakkan roda ekonomi mikro dan akan memberikan dampak positif secara berkelanjutan terhadap Indonesia.

Hal ini juga nantinya akan berdampak pada terciptanya peluang bisnis baru bagi UMKM yang menjual barang bekas mulai dari pakaian Vintage, handphone seconde, second-hand dan lain sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan adanya tren membeli barang bekas ini juga akan menjadi dampak buruk bagi UMKM yang menjual barang ataupun pakaian baru. Dengan adanya tren ini juga dapat mengurangi limbah pakaian menjadi salah satu manfaat utama dari praktik membeli barang bekas.

Ketika pakaian yang sudah tidak digunakan lagi dibuang atau disumbangkan, hal ini dapat menyebabkan penumpukan limbah tekstil, yang seringkali sulit terurai dan memenuhi tempat pembuangan.

ADVERTISEMENT

Dengan thrifting, pakaian yang dianggap usang bisa mendapatkan nilai jual kembali, sehingga tidak hanya mengurangi limbah di tempat sampah tetapi juga memberi kesempatan bagi pakaian tersebut untuk kembali menjadi tren, seperti barang vintage.

Selain itu, membeli barang bekas juga membantu mengurangi polusi kimia yang dihasilkan dari industri fashion. Proses pembuatan pakaian baru seringkali melibatkan penggunaan air yang sangat besar serta berbagai bahan kimia yang dapat mencemari tanah dan air.

Dengan mengalihkan fokus pada produk barang bekas, kita dapat mengurangi kebutuhan akan produksi pakaian baru yang berpotensi merusak lingkungan.

Dampak positif dari kebiasaan Gen Z dalam membeli barang bekas termasuk penghematan biaya dan peningkatan kesadaran lingkungan. Generasi ini tidak hanya bisa menemukan barang unik dengan harga terjangkau, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah dan polusi.

Namun, ada juga dampak negatif, seperti potensi untuk memperkuat sifat konsumtif jika tidak diimbangi dengan kesadaran tentang kebutuhan yang sebenarnya. Selain itu, jika ketika membeli barang bekas tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi peningkatan permintaan yang berlebihan terhadap barang bekas, sehingga menyulitkan akses bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.

Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dpe/fat)


Hide Ads