Maraknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Desa Jimbe dan Plalangan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo mendapat perhatian serius dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo.
Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan (PKHP) Siti Barokah menjelaskan, kematian hewan ternak seperti sapi dan kambing yang viral di media sosial, tidak semuanya disebabkan oleh PMK.
"Memang pada awal Desember ada banyak kematian, terutama kambing. Itu sebenarnya bukan PMK tapi karena cuaca ekstrem yang terjadi saat itu," terang Siti kepada wartawan, Jumat (3/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Siti, salah satu penyebab kematian ternak adalah pakan yang terendam banjir. Kondisi ini membuat kadar air pada rumput atau pakan meningkat, sehingga memicu bloat atau kembung rumen pada kambing.
"Akhirnya kambing itu mati karena tidak kuat," jelasnya.
Adapun kasus PMK yang dilaporkan di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cuaca ekstrem.
"PMK disebabkan oleh virus. Virus itu akan mati di suhu yang panas, derajat tinggi. Sebelum terjadi banjir Ponorogo beberapa waktu lalu, kasus landai. Begitu banjir, langsung banyak," kata Siti.
Siti mengungkapkan, hingga 31 Desember 2024, terdapat 157 kasus PMK di Ponorogo, dengan rincian satu ekor sapi mati dan dua ekor dipotong paksa. Penyebaran kasus ini terjadi di 15 kecamatan dan 41 desa, dengan jumlah kasus terbanyak di Wagir Kidul, yakni 16 kasus.
"Antisipasi terus selama ini kita masih melakukan vaksinasi per Desember ini. Terutama di wilayah Puskeswan Pudak," papar Siti.
Puskeswan Pudak rutin melakukan vaksinasi setiap enam bulan, terutama di wilayah Kecamatan Pudak, Pulung, Sooko, dan Ngebel. Wilayah ini menjadi prioritas karena banyaknya sapi perah dan kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi yang tinggi.
"Untuk saat ini relatif aman di daerah Pudak. Di Wagir Kidul pada saat di sana dilakukan vaksinasi untuk sapi baru. Dan itu rentan untuk sapi yang baru belum divaksinasi," ujar Siti.
Saat ini, Dinas Pertanian masih menunggu arahan dan kiriman vaksin dari Kementerian. Pasalnya, stok vaksin untuk hewan ternak sudah habis.
"Wilayah Jimbe, Jenangan itu positif PMK. Kemarin kita sudah ambil sampel," ungkapnya.
Siti juga mengimbau peternak untuk lebih berhati-hati, terutama dalam memasukkan sapi baru ke kandang.
"Karena kita tidak tahu status vaksinasi sapi baru, jadi harus berhati-hati dan rajin disinfektan," pungkasnya.
(irb/hil)