Warga Minta Normalisasi Avur Cegah Banjir Gununganyar-Rungkut Menanggal

Warga Minta Normalisasi Avur Cegah Banjir Gununganyar-Rungkut Menanggal

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 29 Des 2024 04:01 WIB
Avur Gunung Anyar Surabaya yang dikeluhkan warga perlu dinormalisasi mencegah banjir.
Avur Gunung Anyar Surabaya yang dikeluhkan warga perlu dinormalisasi demi mencegah banjir. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Banjir langganan setiap tahun dikeluhkan warga Gununganyar dan Rungkut Menanggal Surabaya. Banjir itu terjadi karena pendangkalan sedimentasi dan banyaknya tanaman eceng gondok mengganggu aliran sungai Avur.

Kondisi sungai avur berada di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Warga merasa kondisinya mengkhawatirkan. Anak Sungai Brantas itu dipenuhi eceng gondok sejak kawasan PT SIER hingga wilayah Kecamatan Gununganyar.

Selain adanya tumpukan eceng gondok, sungai avur yang ada di perbatasan Surabaya-Sidoarjo itu juga mengalami pendangkalan sedimentasi. Ini menyebabkan munculnya banjir di kawasan Gununganyar hingga Rungkut Menanggal saat cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengurus RW 1 Kelurahan Rungkut Menanggal, Dwi Siswanto mengatakan banjir yang terjadi pada 24-25 kemarin terjadi karena tidak adanya tindak lanjut normalisasi sungai dari Dinas PU Sumber Daya Air Jatim dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas di Surabaya.

"Banjir kiriman kemarin terjadi karena ada persoalan tidak dinormalisasi, hampir 3 sampai 5 tahun terakhir ini minimal ada yang menggenang. Ketika sungai ini tidak dinormalisasi dengan baik, yang sungai-sungai kecil juga tidak ternormalisasi dengan baik, akhirnya ketika curah hujan tinggi di RT04/RW01 pasti akan tergenang," kata Dwi, Sabtu, (28/12/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, selama ini Pemkot Surabaya melalui Kelurahan Rungkut Menanggal sudah melakukan berbagai upaya normalisasi di saluran-saluran yang ada di kawasan ini. Namun beberapa hari lalu masih kembali banjir setinggi 30 cm.

"Ini akibatnya sungai tidak dinormalisasi dengan baik. Harapan saya, kepada pihak seperti BBWS atau dari pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) sungai ini tidak hanya dinormalisasi eceng gondoknya saja, tetapi juga dilakukan pengerukan atau barrier (pembatas) plengsengan sehingga bibir sungai ini tidak rusak," ujarnya.

Ia menceritakan, selama 14 tahun tinggal di kawasan Rungkut Menanggal baru tahun ini dirinya merasakan banjir setinggi lutut. Dampak banjir beberapa hari lalu dirasakan sekitar 1.500 warga yang tinggal di kawasan di sekitar Sungai Avur.

"Dampaknya memang lumayan besar dari warga sekitar, yang dari RT 01 saja sekitar 1500-an lebih warga merasakan. Ini kan wilayah provinsi ya, saya harap dinas terkait bisa melakukan normalisasi kembali sungai agar airnya lancar kembali, karena di samping itu air di sungai ini tidak bisa lancar hingga ke laut karena ada rob sehingga menggenang hingga ke Rungkut Menanggal, Gununganyar, hingga Gununganyar Tambak, dan sebagian besar di wilayah Sidoarjo," ceritanya.

Sementara, Sekretaris RW 03, Kelurahan Gununganyar Kidul, Syukur mengatakan masalah banjir di kawasan Gununganyar Kidul sudah langganan setiap tahun. Banjir terjadi setiap tahun itu disebabkan oleh adanya luapan air dari aliran sungai afur yang berbatasan langsung dengan wilayah Gununganyar.

"Ini alirannya sudah penuh nggak nampung, akhirnya dampaknya meluber hingga ke wilayah RW kami. RW kami setia banjir, kemarin yang parah, disamping itu curah hujan tinggi," kata Syukur.

Syukur mengatakan, ketinggian air saat terjadi banjir di wilayah perkampungan RW 03 bervariasi, mulai dari setinggi lutut orang dewasa hingga lebih tinggi lagi.

"Saya mohon perhatian kepada pihak yang berwenang mengelola sungai ini, baik BBWS atau pihak pengairan provinsi untuk menjaga sungai ini, terutama eceng gondok sama normalisasi sedimen. Dahulu sungai ini dalam, tapi sekarang dangkal seperti ini," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads