Banjir masih menjadi masalah klasik di Surabaya. Dalam dua hari terakhir, sejumlah titik di Kota Pahlawan terendam banjir karena guyuran hujan deras.
Karena hal ini, Wali Kota Eri Cahyadi terpaksa turun langsung memantau proses penanganan banjir. Salah satu titik terparah banjir ada di Kecamatan Gunung Anyar.
Di sana, Eri rela bermalam untuk memberikan instruksi langsung kepada jajarannya agar genangan di kawasan Gunung Anyar segera surut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Camat Gunung Anyar, Ario Bagus Permadi mengatakan, banjir di kawasannya ini diakibatkan karena meluapnya sungai perbatasan antara Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo. Pemkot juga telah melakukan langkah penanganan darurat untuk mengatasi banjir.
"Kami telah melakukan penanganan darurat dengan mendatangkan lebih dari 10 kendaraan milik DPKP (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan) serta lebih dari 30 kendaraan tangki dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk menyedot genangan air," kata Ario, Kamis (26/12/2024).
Ario mengatakan, berdasarkan informasi warga yang sudah tinggal lama di Gunung Anyar, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 30 tahun terakhir. Salah satu penyebabnya ialah saluran perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo yang dipenuhi eceng gondok, sehingga menghambat aliran air.
Ia menyebut, saluran perbatasan ini bukan di kewenangan Pemkot Surabaya. Tetapi kewenangan Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Jawa Timur dan Kementerian PUPR.
"Kami tidak bisa melakukan intervensi langsung, karena itu bukan wewenang kami. Namun, Pemkot Surabaya tidak akan menutup mata," ujarnya.
Solusi Pemkot Surabaya untuk mengatasi banjir dengan melakukan intervensi sistem drainase di perumahan-perumahan lama Gunung Anyar. Karena selama ini perumahan tersebut mengalirkan air menuju ke sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo.
"Kami akan membangun saluran baru untuk mengalirkan air ke arah utara. Sehingga air masuk ke saluran Kebon Agung yang sepenuhnya dikelola oleh Pemkot Surabaya," jelasnya.
Tingginya genangan di wilayah Gunung Anyar, lanjut Ario, juga diperparah pasang surut air laut. Termasuk intensitas hujan deras di wilayah Surabaya dan Sidoarjo menyebabkan saluran perbatasan meluber, hingga airnya kembali masuk ke perumahan-perumahan di sisi utara sungai Gunung Anyar.
"Untuk mengatasi masalah ini Pemkot Surabaya akan memaksimalkan penataan sistem drainase, dan memperbaiki koneksi saluran mati dan membangun saluran baru. Kami juga mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air. Karena banyak sampah ditemukan saat penyedotan air," urainya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak warga untuk bersama-sama membersihkan saluran dari eceng gondok yang terakumulasi di sepanjang sungai perbatasan. Ia berharap, Pemprov Jatim bisa bekerja sama menormalisasi dan membersihkan sungai perbatasan.
"Mari kita lakukan gerakan bersama membersihkan saluran, eceng gondok dan melakukan pendalaman sungai. Termasuk melakukan normalisasi tepian sungainya, sehingga menjadi lebih rapi dan lebih dalam. Sehingga ke depan apabila terjadi pasang tinggi dan hujan dengan intensitas tinggi, (banjir) tidak lagi terjadi," pungkasnya.
(abq/iwd)