Jatim Sepekan: Keluarga Guru Dibunuh hingga Bonek Meninggal Kecelakaan

Jatim Sepekan: Keluarga Guru Dibunuh hingga Bonek Meninggal Kecelakaan

Amir Baihaqi - detikJatim
Minggu, 15 Des 2024 19:31 WIB
Pemakaman keluarga guru korban pembunuhan oleh adik kandung di Kediri. Tiga korban dimakamkan di satu liang lahad.
Korban pembunuhan kelaurga guru di Kediri dimakamkan (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Empat berita menarik di Jatim dalam sepekan mencuri perhatian pembaca. Pertama kasus pembunuhan keluarga guru di Kediri, lalu heboh silsilah Gus Miftah yang dibongkar perangkat desa dan keluarganya.

Ketiga, sebanyak 15 paslon Pilkada di Jatim menggungat ke Mahkamah Konstitusi. Dan terakhir kabar duka seorang Bonek meninggal kecelakaan setelah sepulang dari menonton Persebaya vs Persik.

Berikut ringkasan keempat berita yang dirangkum dalam Jatim Sepekan detikJatim:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kejinya Pembunuhan Terencana Keluarga Guru di Kediri

Pembunuhan Keluarga Guru di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri ditemukan tewas Minggu (1/12) pagi. Korban tewas yakni pasutri Agus Komarudin (38) dan istrinya Kristina (34) serta anak sulungnya CAW yang duduk di bangku SMP.

Sedangkan anak keduanya berinisial SPY yang duduk di bangku SD ditemukan dalam kondisi kritis dan kini menjalani perawatan di RS Bhayangkara Kediri. Tragedi ini lantas membuat gempat warga setempat.

ADVERTISEMENT

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku kurang dari 24 jam. Pelaku adalah Yusak Cahyo Utomo (35) yang ditangkap di Lamongan. Yusak tak lain adalah adik kandung Kristina.

Dari keterangannya, ketiga korban tewas dan luka dihabisi Yusak dengan palu. Sebelum menghabisi, Yusak semapt cekcok dengan kakaknya di rumahnya.pada Rabu (4/12) dini hari. Sedangkan motifnya, Yusak sakit hati hanya karena tak dipinjami uang oleh kakaknya.

Selengkapnya klik di sini.

2. Silsilah Keluarga Gus Miftah Diungkap Perangkat Desa dan Keluarganya

Kontroversi Gus Miftah yang menghina penjual saat ceramah masih berbuntut panjang, kali ini silsilah pendakwah yang mengaku ulama besar Kiai Hasan Besari diungkap. Tak hanya dari perangkat desa asalnya di Ponorogo, namun juga dari keluarganya.

Perangkat Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Muhammad Nur Hasyim mengatakan nama asli bapak Miftah adalah Turut atau Murodi. Bapak Miftah merupakan warga asli Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Miftah sendiri, lahir di Lampung. Miftah merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan kakeknya bernama Mbah Boniran. Klaim Miftah yang mengaku keturunan dari Kiai Hasan Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari pun dipatahkan.

"Setahu saya bukan keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, karena Gus Miftah itu putra bapak Turut atau Murodi, bapaknya pak Turut itu Mbah Boniran," terang Hasyim.

Penjelasan Hasyim dibenarkan oleh Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorog yang membantahnya. Nur sendiri masih satu buyut dengan Tutur atau Murodi, bapak Gus Miftah.

Nur bahkan berani membantahnya jika ia berhadapan langsung dengan Miftah. Sebab, menurutnya, Miftah memang tak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Hasan Besari di Tegalsari Ponorogo.

"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur.

Selengkapnya klik di sini.

3. Daftar 15 Paslon di Jatim yang Ajukan Sengketa Pilkada ke MK

Sebanyak 15 pasangan calon kepala daerah di Jawa Timur mengajukan gugatan sengketa Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Data dari KPU Jawa Timur hingga Rabu (11/12/2024) pukul 16.00 WIB, total ada sebanyak 15 paslon Pilkada baik kabupaten maupun kota di Jatim yang mengajukan permohonan gugatan Pilkada ke MK.

"Jadi hingga Rabu ini sudah ada 15 kabupaten/kota (yang mengajukan permohonan ke MK)," kata Komisioner KPU Jatim Choirul Umam dalam keterangannya, Rabu (11/12/2024).

Jumlah itu, kata Umam, hampir separuh dari jumlah kabupaten/kota di Jawa Timur yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2024, yakni sebanyak 38 kabupaten/kota.

Selengkapnya klik di sini.

4. Duka di Balik Kemenangan Persebaya karena Meninggalnya Bonek

Pertandingan Persebaya vs Persik berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Rabu (11/12/2024) sore. Pertandingan tersebut tuntas dengan skor akhir 4-1 untuk kemenangan Persebaya.

Namun kemenangan tersebut menyisakan kabar duka bagi Persebaya. Seorang Bonek bernama Putra Teguh Wicaksono meninggal dunia usai nonton pertandingan Persebaya melawan Persik.

Informasinya, korban meninggal dalam kecelakaan lalu lintas saat perjalanan pulang menuju rumah. Persebaya menyampaikan pesan duka cita.

Selengkapnya klik di sini.




(abq/fat)


Hide Ads