Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional (HGN), sebuah momen untuk menghargai dan mengenang perjuangan para guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dari peringatan ini adalah menyanyikan lagu wajib nasional Hymne Guru.
Lagu ini lebih dari sekadar melodi, melainkan sebuah simbol penghormatan bagi para guru yang telah berperan besar dalam membimbing dan mendidik generasi penerus bangsa. Lagu Hymne Guru menggambarkan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang mengabdikan diri untuk pendidikan tanpa mengharapkan imbalan.
Lagu ini diciptakan Sartono pada tahun 1980-an, dan sejak saat itu lagu ini menjadi simbol penghargaan terhadap jasa para guru di Indonesia. Setiap tahun, lagu ini dinyanyikan dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional, yang bertepatan dengan kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Penciptaan Lagu Hymne Guru
Lagu Hymne Guru ditulis Sartono, seorang guru seni musik asal Madiun, Jawa Timur. Sartono, yang kala itu mengajar di sebuah yayasan swasta di Madiun, menciptakan lagu ini dengan tujuan menghormati jasa para guru yang mengabdikan diri tanpa pamrih dalam dunia pendidikan.
Lagu ini pertama kali diciptakan pria kelahiran 29 Mei 1938 itu sebagai bagian dari sebuah lomba cipta lagu yang diadakan Departemen Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).
Sartono memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia musik. Namun, keterbatasan ekonomi menghalangi langkahnya untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang lebih tinggi. Meski demikian, ia tetap aktif dalam dunia musik dengan bekerja di Lokananta, sebuah perusahaan rekaman, dan bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun.
Pada 1980, Sartono mengetahui informasi tentang lomba cipta lagu yang bertemakan pendidikan. Meskipun mengalami kesulitan finansial, Sartono dengan tekun mulai menulis lirik lagu tersebut.
Dalam proses penulisan, Sartono sempat menulis lirik yang terlalu panjang, melebihi durasi maksimal yang ditentukan. Namun, akhirnya ia dapat menyelesaikannya dengan menambahkan frase ikonik pahlawan tanpa tanda jasa di bagian akhir lagu.
Karena kondisi keuangan yang terbatas, Sartono harus menjual jasnya untuk membayar biaya pengiriman karya ciptaannya ke panitia lomba. Namun, perjuangannya membuahkan hasil. Lagu Hymne Guru keluar sebagai pemenang dan resmi diputar setiap tahun dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional.
Lirik Lagu Hymne Guru
Berikut adalah lirik lengkap dari Hymne Guru yang menggambarkan pengorbanan dan perjuangan seorang guru dalam mencerdaskan bangsa:
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti trima kasihku 'tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti trima kasihku 'tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa
Makna Lagu Hymne Guru
Menurut buku Inovasi Pembelajaran Musik untuk Anak Negeri Indonesia di SD oleh Asep Nurjaman, lagu Hymne Guru tidak hanya sekedar lagu, tetapi juga sebuah penghormatan bagi peran penting guru dalam membentuk karakter dan mencerdaskan bangsa.
Guru hadir untuk memberikan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda, dan jasa mereka tidak dapat diukur dengan imbalan materi, melainkan melalui pengingat dan doa dari para murid yang telah mereka didik.
Lirik lagu ini mengandung pesan moral yang dalam bahwa seorang guru memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain sebagai pengajar, seorang guru juga berfungsi sebagai pembimbing moral, pembentuk karakter, dan motivator.
Peran guru lebih dari sekedar mengajar; mereka juga membantu siswa untuk berkembang sebagai individu yang memiliki wawasan luas dan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup.
Lagu ini juga menyampaikan bahwa seorang guru harus peka terhadap kesulitan yang dialami oleh murid dalam proses belajar, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang dapat membangkitkan semangat mereka.
Sebagaimana dikatakan dalam buku Dr H Amiruddin Siahaan, M.Pd, lirik lagu ini menggambarkan penghargaan terhadap pekerjaan berat yang dilakukan oleh para guru, baik dalam bidang akademik maupun dalam pembentukan karakter bangsa.
Lagu ini bertujuan untuk memuji, mengagumi, dan mengangkat guru sebagai pahlawan yang tanpa pamrih memberikan dedikasi besar bagi kemajuan bangsa melalui pendidikan. Guru diharapkan bisa memberikan motivasi agar siswa tidak takut gagal, memberikan nasihat yang bijak, dan terus mendukung perkembangan potensi terbaik yang ada pada setiap individu.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)