Namun, tidak sedikit dari jemaah calon haji yang rela berjalan kaki demi mendapatkan keindahan sejumlah spot swa foto. Sebagaimana dirasakan Sunarko Irsun (47). Selain alasan ibadah lebih terasa afdol, ia pun ingin menikmati suasana Kota Makkah di pagi hari.
"Selain pahalanya lebih banyak. Kami juga bisa menikmati suasana Makkah dengan berfoto di taman kota latar belakang Menara Zam-zam. Kalau haus ada mobil pembagian air gratis," kata Sunarko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada puncak pelaksanaan ibadah haji di Armuzna, jemaah tentu membutuhkan tenda untuk beristirahat. Pengaturan sistem arus ibadah dan sejumlah layanan fasilitas lainnya. Membuat jalannya puncak ibadah dapat dipercepat sehingga jamaah bisa menyelesaikan ibadah sebelum matahari terik.
Sementara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan tenda-tenda yang bisa menampung jemaah haji Indonesia saat wukuf di Arafah dengan jumlah tenda mencapai 1.169 tenda. Tenda-tenda ini disiapkan untuk menampung 213.275 jemaah haji Indonesia. Sebelum jemaah datang, petugas haji dan satgas Arafah melakukan pengecekan terhadap fasilitas tenda, seperti kondisi tenda, ketersediaan air, toilet dan jumlah kasur.
Tampaknya, peribahasa tak ada gading yang tak retak melekat pula pada kinerja penyelenggara haji di Arab Saudi. Fasilitas toilet minim ketersediaan sehingga antrean saat ke toilet mencapai 15 orang per toilet. Catatan ini pula yang diharapkan bisa menjadi evaluasi bagi kesiapan haji 2025 mendatang.
"Toilet khususnya di Mina antre. Ada juga jamaah lansia tersesat karena minim penunjuk jalan. Saat penjemputan bus, kurir yang bawa jamaah dengan kursi roda harusnya didahulukan," terang Zamroni.
![]() |
Hal lain yang tak terduga namun menjadi berkah penambah kekhusyukan dan kenyamanan ibadah adalah pengetatan yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi. Untuk bisa lolos pengecekan, jemaah haji dilengkapi dengan Smart Card atau kartu pintar yang berisi identitas diri jemaah. Pengecekan dilakukan secara digital itupun tak sampai mengganggu jalannya ibadah haji. Di kartu pintar ini pula, visa jemaah dapat diperiksa secara online.
"Benar tambah membuat nyaman jemaah yg resmi. Karena adanya jemaah yg sembunyi-sembunyi pakai visa non haji itu, kalau lolos akan berpotensi mengambil jatah tempat jemaah resmi di Arofah terutama. Karena luasan tenda dan jumlah bed hitungannya sesuai jemaah yang resmi terdaftar," tegas Priyuda Anangga Dipa, salah satu jemaah haji dari Malang.
Khidmat kerja penyelenggara haji yang juga mampu membawa nikmat khusyuk ibadah haji Indonesia adalah Murur, yakni fasilitas bus yang digunakan untuk menjalankan ibadah mulai dari Arafah, Muzdalifah hingga Mina. Di mana murur adalah pergerakan jemaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina.
Terobosan Murur ini terbukti berhasil mempercepat proses mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga selesai pada pukul 07.37 waktu Arab Saudi. Lebih dari 50ribu jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema ini dan itu berhasil mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.
Untuk menyambut musim haji 2025 mendatang, kemenag berencana kembali menerapkan skema murur. Kemenag bahkan akan memperkuat mekanisme penerapannya dan mempersiapkan terobosan baru dalam bentuk penyiapan skema tanazul.
Kurang 6 bulan lagi, calon jemaah haji tahun 2025 tentunya telah bersiap diri untuk mendatangi tanah suci sebagai tamu Allah. 7 nikmat fasilitas dan kebijakan diharapkan dapat kembali dirasakan dengan sentuhan inovasi yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Simak Video "Video: Terminal Syib Amir Makkah Dipadati Jemaah di Malam Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(erm/fat)