Khusyuk dalam 7 Nikmat dan Khidmat Layanan Haji 2024

Khusyuk dalam 7 Nikmat dan Khidmat Layanan Haji 2024

Eka Rimawati - detikJatim
Minggu, 10 Nov 2024 22:33 WIB
Layanan Haji 2024 di banyuwangi
Jemaah haji Indonesia di Muzdalifah (Foto: Istimewa)

"Banyak orang cerita itu makanan dari Arab itu ternyata tidak cocok sama jemaah Indonesia, tapi setelah saya mengalami sendiri makanan itu sangat enak bumbu-bumbunya sama dengan Indonesia bahkan lebih enak lagi," ungkap Yunus.

Isma Nurul Aini, Petugas Kesehatan Haji Indonesia yang turut mengawasi kualitas kesehatan makanan menyarankan kepada jemaah untuk memperhatikan batas waktu aman konsumsi yang tertera dalam kemasan higienis dengan tutup segel tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap makanan itu ada informasi terkait waktu expirednya jam terakhir makan untuk pagi itu diberikan maksimal di jam 9 untuk sore maksimal di jam 4 untuk malam maksimal di jam 9 tidak ada toleransi maksimal di jam 09.00 itu batas akhir kita makan kalau misalnya lebih waktu 25 menit atau 3 menit maka akan terjadi perubahan rasa dampaknya adalah pasien akan mengalami mual muntah dan diare itu yang sering terjadi," tegas Isma.

Sementara seluruh jemaah mendapatkan jatah makanan utama sebanyak 3 kali dengan variasi menu yang berganti ganti. Mulai dari daging sapi, kambing, ayam dan aneka ikan laut yang dilengkapi dengan sayuran dan sejumlah kondimen nusantara.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, layanan konsumsi ini tak luput dari kritik yang diharapkan dapat menjadi catatan dalam upaya peningkatan layanan pada musim haji 2025 mendatang. Jemaah berharap, waktu kedatangan jatah konsumsi tidak mundur dari jadwal semestinya. Sehingga jemaah juga tidak mengkonsumsi makanan pada jam yang melebihi jadwal makan.

"Dalam pendistribusiannya itu saja ditingkatkan, dan variasi makanan kuah ndak ada sama sekali," terang Wiwit Farida (45) salah satu jemaah.

Layanan Haji 2024 di banyuwangiLayanan Haji 2024/ Foto: Istimewa

Setelah konsumsi, akomodasi menjadi salah satu syarat pemenuhan tingkat layanan yang kerap menjadi sorotan. Ada 169 hotel yang tersebar di Makkah dan Madinah. Hotel-hotel tersebut memfasilitasi akomodasi bagi jamaah reguler yang sudah ditentukan dalam zonasi sebagaimana disebutkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief.

Ia menyebutkan, zonasi tersebut telah tertuang dalam Keputusan Dirjen PHU No 214 tahun 2024 tentang Penempatan Akomodasi Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah 1445 H/2024 M yang terbit pada 2 Mei 2024.

"Penempatan akomodasi jemaah haji Indonesia di Madinah berada pada wilayah Markaziyah Syimaliyah, Markaziyah Gharbiyah, dan Markaziyah Janubiyah. Penempatan mengacu pada jadwal pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M," terang Hilman.

Penempatan jemaah haji Indonesia terbagi pada 5 wilayah. Yakni, Syisyah, Raudhah, Jarwal, Misfalah dan Rey Bakhsy. Jemaah asal Embarkasi Makassar menempati wilayah Syisyah dan Raudhah. Demikian juga jemaah yang berangkat dari Embarkasi Jakarta - Pondok Gede (JKG).

Bagi jemaah haji regular, lokasi penginapan jaraknya lumayan jauh dari Masjidil Haram. Sehingga, keberadaan armada Bus Shalawat memberikan kemudahan bagi jemaah yang enggan berjalan kaki ke Masjidil Haram. Ada 450 armada bus yang beroperasi selama 24 jam dengen 80 persinggahan di 22 rute.



Simak Video "Video: Terminal Syib Amir Makkah Dipadati Jemaah di Malam Hari"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads