Banyuwangi -
Bagi umat muslim yang mampu, menjalankan rukun Islam ke-5 menjadi puncak ibadah yang dinanti. Direktur Pelayanan Haji dalam Negeri Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Saiful Mujab mengatakan, kuota jemaah Indonesia tahun 2024 yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji dengan jumlah total mencapai 241.000 kuota haji.
Itu terbagi menjadi 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jamaah haji khusus. Untuk mengunjungi atau menziarahi Baitullah atas niat beribadah kepada Allah tersebut rata-rata calon jemaah perlu menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta lebih hingga sekitar Rp 60 juta.
Dengan besarnya kuota dan biaya haji yang telah dikeluarkan oleh jemaah, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ditantang memberikan fasilitas dan pelayanan prima. Tahun ini, 7 layanan prima yang diberikan BPKH menjadi media untuk melengkapi khusyuk saat jemaah haji berkomitmen memperbanyak ibadah dan memperdalam koneksi spiritual dengan Allah SWT di tanah suci.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan, musim haji tahun ini kemenag mengaktifkan pos satelit di 11 sektor dengan total sebanyak 158 pos satelit. Layanan ini memberikan kemudahan layanan kesehatan yang lebih dekat dengan jamaah. Yang langsung dikelola oleh Tim Kesehatan Haji (TKH) kloter.
Selain itu, poliklinik risiko tinggi ke sektor yang dengan konsep haji Indonesia menyapa sektor sehingga identifikasi terhadap jamaah risiko tinggi kian efektif.
"Sangat terlayani saat menjalankan ibadah haji kemarin, rata-rata layanan tersebut dibutuhkan bagi lansia dan beberapa di antara kami saat mengeluh sakit tidak bingung cari tenaga kesehatan," ungkap Nanik Purwati (57), jemaah haji 2024 asal Banyuwangi.
Khidmat layanan yang disajikan penyelenggara haji Indonesia juga bisa dinikmati lewat sajian kuliner dengan cita rasa nusantaranya. Kenikmatan ibadah di tanah suci kian lengkap dengan sajian aneka menu yang cocok bagi lidah orang Indonesia.
Bahkan BPKH telah menyuplai sekitar 76 ton bumbu dari tanah air untuk konsumsi jemaah haji Indonesia. Sehingga masakan otentik nusantara pun didapat dalam setiap sajian. Kualitas sajian dan pengolahannya itu dikontrol langsung ahli dari Indonesia, saat itu Kepala Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah bersama jajaran bahkan datang langsung ke salah satu dapur dari 7 dapur katering Buroq Al Misk di Makkah.
Sejumlah jemaah haji juga memberikan penilaian pada sajian makanan di angka rata-rata 8-10. "Kalau buat saya diangka 8," kata Rizky Amalia (50), jemaah asal Banyuwangi.
"Makanan mulai dari Madinah sampai ke Makkah menurut saya sesuai dengan lidah orang Indonesia sudah memenuhi syarat, saya sama diangka 8," tambah jemaah lainnya, Sri Mulyani (45).
Sementara Muhammad Yunus (48) mengaku mendapat fakta berbeda dari yang diceritakan oleh jemaah haji di tahun-tahun sebelumnya.
"Banyak orang cerita itu makanan dari Arab itu ternyata tidak cocok sama jemaah Indonesia, tapi setelah saya mengalami sendiri makanan itu sangat enak bumbu-bumbunya sama dengan Indonesia bahkan lebih enak lagi," ungkap Yunus.
Isma Nurul Aini, Petugas Kesehatan Haji Indonesia yang turut mengawasi kualitas kesehatan makanan menyarankan kepada jemaah untuk memperhatikan batas waktu aman konsumsi yang tertera dalam kemasan higienis dengan tutup segel tersebut.
"Setiap makanan itu ada informasi terkait waktu expirednya jam terakhir makan untuk pagi itu diberikan maksimal di jam 9 untuk sore maksimal di jam 4 untuk malam maksimal di jam 9 tidak ada toleransi maksimal di jam 09.00 itu batas akhir kita makan kalau misalnya lebih waktu 25 menit atau 3 menit maka akan terjadi perubahan rasa dampaknya adalah pasien akan mengalami mual muntah dan diare itu yang sering terjadi," tegas Isma.
Sementara seluruh jemaah mendapatkan jatah makanan utama sebanyak 3 kali dengan variasi menu yang berganti ganti. Mulai dari daging sapi, kambing, ayam dan aneka ikan laut yang dilengkapi dengan sayuran dan sejumlah kondimen nusantara.
Meski begitu, layanan konsumsi ini tak luput dari kritik yang diharapkan dapat menjadi catatan dalam upaya peningkatan layanan pada musim haji 2025 mendatang. Jemaah berharap, waktu kedatangan jatah konsumsi tidak mundur dari jadwal semestinya. Sehingga jemaah juga tidak mengkonsumsi makanan pada jam yang melebihi jadwal makan.
"Dalam pendistribusiannya itu saja ditingkatkan, dan variasi makanan kuah ndak ada sama sekali," terang Wiwit Farida (45) salah satu jemaah.
Layanan Haji 2024/ Foto: Istimewa |
Setelah konsumsi, akomodasi menjadi salah satu syarat pemenuhan tingkat layanan yang kerap menjadi sorotan. Ada 169 hotel yang tersebar di Makkah dan Madinah. Hotel-hotel tersebut memfasilitasi akomodasi bagi jamaah reguler yang sudah ditentukan dalam zonasi sebagaimana disebutkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief.
Ia menyebutkan, zonasi tersebut telah tertuang dalam Keputusan Dirjen PHU No 214 tahun 2024 tentang Penempatan Akomodasi Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah 1445 H/2024 M yang terbit pada 2 Mei 2024.
"Penempatan akomodasi jemaah haji Indonesia di Madinah berada pada wilayah Markaziyah Syimaliyah, Markaziyah Gharbiyah, dan Markaziyah Janubiyah. Penempatan mengacu pada jadwal pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M," terang Hilman.
Penempatan jemaah haji Indonesia terbagi pada 5 wilayah. Yakni, Syisyah, Raudhah, Jarwal, Misfalah dan Rey Bakhsy. Jemaah asal Embarkasi Makassar menempati wilayah Syisyah dan Raudhah. Demikian juga jemaah yang berangkat dari Embarkasi Jakarta - Pondok Gede (JKG).
Bagi jemaah haji regular, lokasi penginapan jaraknya lumayan jauh dari Masjidil Haram. Sehingga, keberadaan armada Bus Shalawat memberikan kemudahan bagi jemaah yang enggan berjalan kaki ke Masjidil Haram. Ada 450 armada bus yang beroperasi selama 24 jam dengen 80 persinggahan di 22 rute.
Namun, tidak sedikit dari jemaah calon haji yang rela berjalan kaki demi mendapatkan keindahan sejumlah spot swa foto. Sebagaimana dirasakan Sunarko Irsun (47). Selain alasan ibadah lebih terasa afdol, ia pun ingin menikmati suasana Kota Makkah di pagi hari.
"Selain pahalanya lebih banyak. Kami juga bisa menikmati suasana Makkah dengan berfoto di taman kota latar belakang Menara Zam-zam. Kalau haus ada mobil pembagian air gratis," kata Sunarko.
Pada puncak pelaksanaan ibadah haji di Armuzna, jemaah tentu membutuhkan tenda untuk beristirahat. Pengaturan sistem arus ibadah dan sejumlah layanan fasilitas lainnya. Membuat jalannya puncak ibadah dapat dipercepat sehingga jamaah bisa menyelesaikan ibadah sebelum matahari terik.
Sementara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan tenda-tenda yang bisa menampung jemaah haji Indonesia saat wukuf di Arafah dengan jumlah tenda mencapai 1.169 tenda. Tenda-tenda ini disiapkan untuk menampung 213.275 jemaah haji Indonesia. Sebelum jemaah datang, petugas haji dan satgas Arafah melakukan pengecekan terhadap fasilitas tenda, seperti kondisi tenda, ketersediaan air, toilet dan jumlah kasur.
Tampaknya, peribahasa tak ada gading yang tak retak melekat pula pada kinerja penyelenggara haji di Arab Saudi. Fasilitas toilet minim ketersediaan sehingga antrean saat ke toilet mencapai 15 orang per toilet. Catatan ini pula yang diharapkan bisa menjadi evaluasi bagi kesiapan haji 2025 mendatang.
"Toilet khususnya di Mina antre. Ada juga jamaah lansia tersesat karena minim penunjuk jalan. Saat penjemputan bus, kurir yang bawa jamaah dengan kursi roda harusnya didahulukan," terang Zamroni.
Jemaah Haji 2024 sata di bus/ Foto: Istimewa |
Hal lain yang tak terduga namun menjadi berkah penambah kekhusyukan dan kenyamanan ibadah adalah pengetatan yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi. Untuk bisa lolos pengecekan, jemaah haji dilengkapi dengan Smart Card atau kartu pintar yang berisi identitas diri jemaah. Pengecekan dilakukan secara digital itupun tak sampai mengganggu jalannya ibadah haji. Di kartu pintar ini pula, visa jemaah dapat diperiksa secara online.
"Benar tambah membuat nyaman jemaah yg resmi. Karena adanya jemaah yg sembunyi-sembunyi pakai visa non haji itu, kalau lolos akan berpotensi mengambil jatah tempat jemaah resmi di Arofah terutama. Karena luasan tenda dan jumlah bed hitungannya sesuai jemaah yang resmi terdaftar," tegas Priyuda Anangga Dipa, salah satu jemaah haji dari Malang.
Khidmat kerja penyelenggara haji yang juga mampu membawa nikmat khusyuk ibadah haji Indonesia adalah Murur, yakni fasilitas bus yang digunakan untuk menjalankan ibadah mulai dari Arafah, Muzdalifah hingga Mina. Di mana murur adalah pergerakan jemaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina.
Terobosan Murur ini terbukti berhasil mempercepat proses mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga selesai pada pukul 07.37 waktu Arab Saudi. Lebih dari 50ribu jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema ini dan itu berhasil mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.
Untuk menyambut musim haji 2025 mendatang, kemenag berencana kembali menerapkan skema murur. Kemenag bahkan akan memperkuat mekanisme penerapannya dan mempersiapkan terobosan baru dalam bentuk penyiapan skema tanazul.
Kurang 6 bulan lagi, calon jemaah haji tahun 2025 tentunya telah bersiap diri untuk mendatangi tanah suci sebagai tamu Allah. 7 nikmat fasilitas dan kebijakan diharapkan dapat kembali dirasakan dengan sentuhan inovasi yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Simak Video "Video: Terminal Syib Amir Makkah Dipadati Jemaah di Malam Hari"
[Gambas:Video 20detik]