Pada 24 Oktober 2024, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merayakan ulang tahun ke-74. Momen ini menandai perjalanan panjang IDI sebagai organisasi profesi yang mewakili dokter di seluruh Indonesia.
Sejak didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI telah menjadi pilar penting dalam dunia kedokteran nasional, yang berkomitmen meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menjaga martabat profesi dokter di tanah air. Simak sejarah dan fakta menarik lainnya berikut ini.
Sejarah Organisasi Kedokteran di Indonesia
Sejarah organisasi kedokteran di Indonesia bermula pada tahun 1911, dengan berdirinya Vereniging van Indische Artsen, organisasi pertama yang mewadahi dokter di Nusantara. Organisasi ini bertujuan memberikan dukungan dan memperjuangkan hak-hak dokter, terutama dalam konteks kolonial yang sering kali tidak adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1926, organisasi tersebut berganti nama menjadi Vereniging van Indonesische Geneeskundigen (VIG). Ini sebuah perubahan yang mencerminkan semangat nasionalisme dan kesatuan antara dokter pribumi dan dokter Belanda.
Namun, perjalanan VIG tidak selalu berjalan mulus. Ketika Jepang menginvasi Indonesia pada tahun 1943, organisasi ini dibubarkan. Para dokter menghadapi tantangan besar dalam menjalankan praktik mereka di tengah situasi sulit selama masa pendudukan Jepang.
Momen Penting Pembentukan IDI
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kebutuhan akan sebuah organisasi profesi dokter yang kuat semakin mendesak. Pada 30 Juli 1950, Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia diadakan di Jakarta, dipimpin Dr Bahder Djoha, dan dihadiri 181 dokter dari berbagai daerah.
Dalam pertemuan ini, para dokter sepakat untuk membentuk sebuah organisasi baru yang menyatukan mereka dalam perjuangan profesi kedokteran. Hasil dari muktamar tersebut adalah pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tanggal 24 Oktober 1950.
Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai ketua umum pertama IDI. Sejak berdiri, IDI berkomitmen untuk menjadi suara bagi para dokter dan berperan aktif dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
Tujuan dan Fungsi IDI
IDI memiliki sejumlah tujuan penting yang menjadi landasan operasionalnya. Di antaranya, sebagai integrasi profesi yang mengintegrasikan potensi dokter dari seluruh Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi dalam praktik kedokteran.
Selanjutnya, IDI juga berfungsi menjaga martabat profesi. Keberadaan IDI untuk memastikan bahwa martabat dan kehormatan profesi kedokteran tetap terjaga melalui kode etik dan regulasi yang ketat.
IDI juga berfungsi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang mendorong penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta teknologi kedokteran guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan, serta sebagai peningkatan kesehatan masyarakat yang berperan aktif dalam program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia.
Perkembangan Organisasi
Sejak didirikan, IDI terus mengalami perkembangan pesat. Saat ini, organisasi ini memiliki lebih dari 199.000 anggota yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. IDI memiliki kantor pusat di Jakarta, serta perwakilan di 33 provinsi dan lebih dari 450 cabang di tingkat kabupaten/kota.
Dengan struktur organisasi yang solid, IDI mampu memberikan dukungan kepada anggotanya dalam berbagai aspek praktik kedokteran. Dasar hukum keberadaan IDI juga sangat penting, yaitu Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004.
Undang-undang ini memberikan legitimasi bagi IDI untuk menjalankan fungsinya sebagai pengayom profesi dokter. Selain itu, IDI juga aktif berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam merumuskan kebijakan dan program-program peningkatan layanan kesehatan.
IDI juga terlibat dalam berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi dokter di seluruh Indonesia. Melalui berbagai inisiatif dan program pelatihan, IDI terus berupaya memastikan bahwa para dokter selalu up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang medis.
Peran IDI dalam Masyarakat
Dalam beberapa dekade terakhir, IDI menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor kesehatan. Salah satu peran besar yang dimainkan oleh IDI adalah dalam penanganan pandemi COVID-19.
IDI berperan penting dalam memberikan informasi akurat kepada masyarakat, mendukung upaya vaksinasi massal, serta menjadi penghubung antara pemerintah dan tenaga kesehatan di lapangan. IDI juga aktif dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil melalui berbagai program sosial.
Organisasi ini berupaya menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses dan memerlukan layanan kesehatan dasar. Dengan semangat pengabdian, para anggota IDI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)