Presiden Izinkan RS Asing, IDI Jatim: Ada yang Berjaya dan Kolaps

Presiden Izinkan RS Asing, IDI Jatim: Ada yang Berjaya dan Kolaps

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 24 Jul 2025 20:30 WIB
Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno SpOG (K)
Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno SpOG (K). (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Presiden Prabowo Subianto pekan lalu menyatakan akan membuka izin bagi rumah sakit (RS) asing untuk beroperasi di Indonesia. Kebijakan ini menuai tanggapan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur.

Ketua IDI Jatim, Dr dr Sutrisno SpOG (K), menyebut langkah ini adalah bentuk persaingan bisnis murni yang dimensinya harus membawa manfaat bagi semua pihak. Ia mengakui, wajar bila ada yang bingung atau bahkan menolak kebijakan ini.

Namun, menurutnya, semua akan kembali pada hukum alam. Artinya, RS yang bisa bertahan dan beradaptasi, maka akan tetap eksis. Sebaliknya, yang tak mampu menyesuaikan diri akan kolaps.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya mempunyai keyakinan, kalau saat ini RS Indonesia yang jumlahnya hampir 4.500, ada yang berjaya, ada yang mau bangkrut, kolaps, rumah sakit asing pun juga saya mempunyai keyakinan, mungkin mereka akan percaya tapi juga ada mereka nanti yang akan kolaps juga. Itu hukum alam seperti itu," kata dr Sutrisno, Kamis (24/7/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, RS asing datang ke Indonesia dominannya juga sama soal bisnis. Selain bisnis juga ilmu pengetahuan.

Tetapi ia menegaskan, bahwa market di Indonesia memang sudah besar. Kemudian tuntutan masyarakat juga lebih tinggi untuk pelayanan kesehatan lebih bagus.

"Makanya mereka akan datang ke sini dengan modal dan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan," ujarnya.

Sebagai ketua IDI Jatim, ia berharap, bila nantinya RS asing beroperasi atau berinvestasi di Indonesia bisa menggunakan sumber daya manusia (SDM) dari Tanah Air. Selain juga teknologi, sehingga bisa saling transfer ilmu pengetahuan.

Ia yakin, kualitas pelayanan maupun tenaga medis di Indonesia tak kalah dengan luar negeri. Oleh karena itu, bila RS asing beroperasi dapat menjadi wadah untuk saling maju pada dunia kesehatan.

"Transfer teknologi yang bagus, sehingga bangsa Indonesia bisa maju bersama. Kita tetap optimis, tetap optimis bahwa kita adalah bangsa yang tidak kalah dengan bangsa yang lain," jelasnya.

"Siapapun di dalam dunia yang bebas ini kita akan siap untuk maju dan berkompetisi bersama," pungkasnya.




(auh/hil)


Hide Ads