Menelusuri Sejarah Jembatan Suramadu dan Fakta Uniknya

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 18 Okt 2024 18:30 WIB
Simak sejarah pembangunan Jembatan Suramadu. Foto: Rifki Afifan Pridiasto
Surabaya -

Jembatan Suramadu diresmikan pada Juni 2009, dan saat ini telah memasuki usia 14 tahun. Berikut sejarah pembangunan jembatan Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura.

Jembatan Surabaya-Madura adalah salah satu infrastruktur ikonik di Indonesia. Jembatan ini menjadi simbol kemajuan infrastruktur dan ekonomi nasional, serta memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan kawasan di kedua pulau.

Latar Belakang Pembangunan Jembatan Suramadu

Dikutip dari catatan perjalanan pembangunan Jembatan Suramadu 2003-2007 milik Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, pembangunan Jembatan Suramadu memiliki kaitan erat dengan usaha pemerintah dalam memajukan perekonomian daerah melalui pembangunan infrastruktur.

Sebelum Jembatan Suramadu dibangun, transportasi dari dan menuju Madura hanya mengandalkan penyeberangan ferry. Data ASDP Kamal Madura menunjukkan, sebelum adanya Jembatan Suramadu, pada tahun 2008, jumlah penumpang dapat mencapai 1.000 per hari, bahkan melonjak hingga 7.000 penumpang per hari pada masa mudik dan liburan.

Meski sudah beroperasi selama 24 jam, kapal ferry yang tersedia kadang tak mampu menampung animo penumpang hingga menyebabkan antrean panjang di pelabuhan. Kapasitas perjalanan ferry juga sulit ditambah karena berpotensi mengganggu alur pelayaran.

Ide pembangunan jembatan telah bergulir sejak lama. Salah satunya datang dari Gubernur Jatim periode 1967-1976, Mohammad Noer. Ia pernah menggulirkan wacana untuk membuat lintasan darat dengan rute Bali-Madura-Surabaya pada 1976.

KMP Tongkol di Pelabuhan Ujung-Kamal Foto: Amir Baihaqi

Sementara, rencana pembangunan Jembatan Suramadu diinisiasi BJ Habibie pada 1986, yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi. Namun, karena terjadi krisis moneter, akhirnya pada 1997 pembangunannya sempat mangkrak.

Kemudian, pada 2001, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai melirik kembali pembangunan Jembatan Suramadu. Rencana tersebut pun disetujui pemerintah pusat melalui Keppres Nomor 79 Tahun 2003.

Studi dan Kajian Awal Pembangunan

Berdasarkan studi dan kajian awal yang dilakukan BPPT, ada empat alternatif lokasi pembangunan Jembatan Suramadu. Keempat lokasi yang dimaksud adalah Gresik, Perak, Kenjeran, dan Sukolilo.

4 Titik Alternatif Pembangunan Jembatan Suramadu Foto: Tangkapan Layar

Namun, pada akhirnya wilayah Kenjeran dipilih sebagai lokasi pembangunan dengan beberapa pertimbangan. Berikut hal-hal yang dipertimbangkan sehingga Jembatan Suramadu dibangun di Kenjeran.

  • Lintasan kapal relatif kecil, lebih kecil dari 2000 GRT (Gross Registered Tonnase).
  • Tidak mengganggu kebutuhan manuver kapal serta jauh dari lintasan ferry.
  • Kedalaman laut rata-rata 17 meter dan kondisi geologi memungkinkan biaya konstruksi yang rendah.
  • Kedua ujung jembatan merupakan daerah relatif yang datar dan terbuka, tidak banyak perumahan, dan dapat terhubung langsung dengan rencana pembangunan jaringan jalan tol.
  • Hasil studi amdal menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan masih dapat dikendalikan dengan mengikuti rekomendasi RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan).

Untuk menghubungkan Jembatan Suramadu dengan sistem jaringan jalan yang ada, dibangun jalan akses sepanjang 4,35 kilometer di sisi Surabaya, dan 11,5 kilometer di sisi Madura.

Desain Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu menjadi jembatan bentang panjang pertama di Indonesia. Struktur Jembatan Suramadu terdiri dari causeway, approach bridge, dan main bridge dengan panjang keseluruhan 5,438 Km.

Struktur causeway terdiri dari 36 bentang sisi Surabaya dan 45 bentang sisi Madura dengan panjang masing-masing 40 meter. Struktur approach bridge terdiri dari 7 bentang pada sisi Surabaya dan Madura.

Pada bagian main bridge, dibuat ketinggian bebas vertikal mencapai 35 meter dengan lebar 400 meter, sehingga masih dimungkinkan kapal-kapal melewati Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu terdiri dari empat lajur kedua arah, terdiri dua lajur cepat untuk kendaraan roda empat, satu lajur darurat, dan satu lajur khusus kendaraan roda dua.

Proses Pembangunan Jembatan

Awal pembangunan Jembatan Suramadu ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama pada 20 Agustus 2003, yang dipasang di kedua sisi, baik sisi Surabaya maupun Madura. Momen ini dihadiri langsung presiden Indonesia saat itu Megawati Soekarnoputri.

Pemasangan Tiang Pancang Suramadu Foto: Tangkapan layar

Proses pembangunan berlanjut hingga pada 2 Juli 2004, dengan dilakukan seremoni pencanangan bentang tengah. Prosesi ini juga dihadiri langsung presiden Indonesia saat itu Megawati Soekarnoputri.

Satu tahun kemudian, pemerintah mengumumkan dimulainya pelaksanaan konstruksi bentang tengah, tepatnya pada 19 November 2005. Prosesi ini dihadiri langsung Menteri Pekerjaan Umum periode 2004-2014.

Pembangunan Bentang Tengah Jembatan Suramadu Foto: Tangkapan layar
Pembangunan Bentang Tengah Jembatan Suramadu Foto: Tangkapan layar
Pembangunan Bentang Tengah Jembatan Suramadu Foto: Tangkapan layar

Selain proses konstruksi, pembangunan Jembatan Suramadu juga diisi dengan operasi sapu bersih ranjau yang bertujuan membersihkan trase Jembatan Suramadu. Dikutip dari akun Instagram resmi Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, kegiatan operasi sapu bersih ranjau dilakukan bukan tanpa alasan.

Kegiatan tersebut dilakukan karena berdasarkan peta pelayaran internasional yang dimiliki Dinas Hidrografi TNI-AL, diketahui bahwa di area trase pembangunan Jembatan Suramadu terdapat sejumlah ranjau laut.

Ranjau yang ada di selat Madura ini merupakan peninggalan perang dunia kedua yang disebar pasukan sekutu di bagian utara Lamongan dan Tuban. Meski sistem pemicu ranjau sudah 90% tidak berfungsi, tetapi isian pokok berupa bahan peledak masih sangat berbahaya, terutama jika terkena tumbukan saat pemancangan atau penjangkaran di laut.

Bekerja sama dengan TNI-AL, operasi pembersihan ranjau dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada 31 Januari-7 Februari 2004, mengambil fokus area sepanjang 50 meter dari as jembatan, sepanjang 5,5 kilometer.

Pada tahap pertama ini berhasil meledakkan 56 buah ranjau dari perkiraan awal 38 ranjau. Tahap kedua berlangsung pada 6 Oktober-4 November 2005, dengan titik berat pada area pelaksanaan bentang tengah, yaitu 500 meter dari as jembatan. Tahap kedua ini berhasil meledakkan 24 ranjau.

Selain itu, sejak tahun 2002, pemerintah daerah telah melaksanakan pembebasan lahan untuk jalan pendekat di kedua sisi. Hingga akhir 2007, pembebasan lahan telah mencapai 90% dengan sumber pendanaan berasal dari APBD Jawa Timur. Pembangunan konstruksi jalan juga telah berlangsung sejak 2003.

Dana Pembangunan Jembatan Suramadu

Mengutip situs Kemenkeu RI, jembatan ini merupakan hasil dari alokasi pembangunan infrastruktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) #IniPunyaKita. Dalam prosesnya, pembangunan Jembatan Suramadu menelan biaya Rp 4,5 triliun yang dibangun selama enam tahun sejak 2003-2009.

Jembatan Suramadu dirancang dengan sangat kuat dan disebut mampu bertahan hingga 100 tahun. Jembatan sepanjang 5,4 meter ini dikerjakan oleh sebanyak 3.500 orang dari Indonesia dan China.

Proses pembangunannya dimulai sejak 2003 dengan menghabiskan sekitar 28 ribu ton baja, serta 600 ribu ton campuran baja. Jembatan Suramadu resmi dibuka pada 10 Juni 2009. Momen ini dihadiri langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Manfaat Jembatan Suramadu

Dikutip dari video dokumentasi Kementerian PUPR, bagi masyarakat Madura, Jembatan Suramadu mempermudah akses barang dagangan. Salah seorang perajin batu mengaku pesanannya semakin banyak setelah adanya Jembatan Suramadu. Pengiriman barang yang sebelumnya mengandalkan kapal, bisa lebih mudah dengan kendaraan roda empat.

Abd Sokhid, seorang warga Desa Labang, Bangkalan, juga menyambut baik kehadiran Jembatan Suramadu yang mempersingkat waktu tempuh bagi masyarakat. Terutama yang dalam kondisi gawat darurat dan membutuhkan pertolongan medis.



Simak Video "Video: Viral Polisi Patroli Bantu Ibu yang Melahirkan dalam Truk di Suramadu"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork