Fenomena langit berwarna oranye pekat di beberapa wilayah Jawa Timur sempat membuat geger masyarakat pada Senin (15/12/2025) lalu. Di media sosial khususnya, banyak warganet yang mengunggah foto maupun video langit oranye itu sambil bertanya apa tanda di balik peristiwa itu.
Fenomena tersebut terlihat sekitar pukul 17.30 WIB, selepas hujan deras. Menanggapi beragam spekulasi yang berkembang, prakirawan BMKG Juanda Rendy Irawadi menegaskan bahwa perubahan warna langit itu merupakan fenomena alam yang wajar dan dapat dijelaskan secara ilmiah.
Penyebab Langit Jatim Berwarna Oranye
Rendy menjelaskan, fenomena langit berwarna oranye disebabkan proses hamburan cahaya matahari saat sore hari. Ketika sinar matahari mulai meredup, spektrum gelombang cahaya yang masuk ke permukaan bumi akan berada di antara merah dan kuning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan kemarin sore wilayah Jawa Timur cenderung cerah setelah hujan. Kemudian ada awan-awan tinggi jenis Cirrus, yang di mana ketika terkena sinar matahari, awan itu akan menghamburkan cahaya (oranye) tersebut," urainya kepada detikJatim, Senin (15/12/2025).
Proses ini dikenal sebagai spektrum Rayleigh, yakni pembiasan dan pemancaran gelombang cahaya matahari oleh partikel di atmosfer. Akibatnya, warna senja tampak lebih pekat dan mencolok dibanding biasanya.
Mengutip dari salah satu artikel EBSCO, istilah Rayleigh berasal dari nama fisikawan Inggris Lord Rayleigh. Pada abad ke-19, ia menetapkan rumus matematika untuk menjelaskan proses hamburan tersebut.
Ketika matahari nyaris terbenam, cahayanya harus melewati lapisan atmosfer yang lebih tebal dan menghamburkan gelombang yang lebih pendek, sehingga gelombang merah dan oranye yang lebih panjang akan mendominasi langit.
Pengaruh Hujan dan Polusi Udara
Fenomena langit berwarna oranye akan semakin jelas terlihat setelah hujan turun. Sebab, air hujan membantu meluruhkan polutan dan partikel debu di udara, terutama di wilayah perkotaan yang tingkat polusinya relatif tinggi.
"Ketika polutan luruh oleh hujan, cahaya matahari sore bisa terpancar lebih jelas, sehingga warna merah atau oranye akan tampak lebih kuat," jelas Rendy.
Karena itu, fenomena langit oranye relatif jarang terlihat di perkotaan, namun lebih sering dijumpai di wilayah pantai dan pegunungan yang kualitas udaranya lebih bersih.
Sejumlah faktor lain seperti tingkat polusi udara, kelembapan, serta perubahan musim juga turut mempengaruhi warna dan intensitas cahaya senja. Masih merujuk sumber EBSCO, partikel-partikel di atmosfer dapat memperkuat proses hamburan cahaya dan mengubah spektrum warna yang tampak di langit.
Apakah Bersifat Musiman?
Fenomena ini memang lebih sering terjadi pada musim hujan, spesifiknya setelah hujan reda menjelang matahari terbenam. Kombinasi antara langit cerah, sisa awan Cirrus, dan udara bersih menjadi faktor pendukung utama. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan fenomena serupa muncul saat musim kemarau jika kondisi atmosfer mendukung.
"Di musim kemarau bisa terjadi jika langit cukup cerah dan masih terdapat awan tinggi tipis seperti cirrus. Awan ini membantu memantulkan spektrum warna merah dengan cukup kuat," katanya.
Kemunculan langit berwarna oranye sempat memicu kekhawatiran di tengah masyarakat. Di media sosial khususnya, sebagian warganet mengaitkan kejadian tersebut dengan berbagai spekulasi, salah satunya pertanda terjadinya peristiwa besar atau akhir zaman.
Menanggapi hal tersebut, BMKG Juanda memastikan fenomena ini bukan pertanda bencana atau kejadian tertentu. Rendy menegaskan perubahan warna langit tersebut murni disebabkan fenomena optik atmosfer.
"Itu sebuah keindahan, anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan dinikmati, bukan untuk ditakuti," tegasnya.
Ia juga menyinggung anggapan langit 'terbelah' yang pernah ramai dibicarakan beberapa tahun lalu. Menurutnya, hal itu terjadi karena cahaya matahari terhalang gedung tinggi atau objek tertentu, sehingga tampak seolah-olah terpisah.
Wilayah Jawa Timur yang Mengalami Fenomena Langit Oranye
BMKG menerima laporan fenomena langit oranye datang dari sebagian besar wilayah Jawa Timur. Kondisi paling jelas terlihat di wilayah Jawa Timur Bagian Utara. Berikut wilayah-wilayah di Jawa Timur yang mengalami fenomena ini.
- Surabaya
- Sidoarjo
- Beberapa daerah lain yang mengalami cuaca cerah pasca hujan
(auh/irb)











































